Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terlalu Sering Terpapar Matahari, Waspadai Kanker Melanoma

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi Kanker Kulit. wikimedia.org
Ilustrasi Kanker Kulit. wikimedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di antara beberapa jenis kanker kulit, melanoma maligna atau sering disebut melanoma saja, adalah jenis yang paling mematikan. Insiden melanoma saat ini cukup tinggi terutama pada ras Kaukasian (kulit putih, rambut merah atau terang dan mata biru). Sinar ultraviolet terutama B dan C adalah penyebab utama kanker kulit.

Di Indonesia, melanoma memang bukan kanker kulit yang sering dijumpai. Data dari RS Kanker Dharmais, yang sudah terkonfirmasi ada 119 kasus yang terjadi di Indonesia antara 2005 hingga 2013. Namun karena edukasi dan pengetahuan masyarakat yang kurang, kebanyakan kasus terdiagnosis pada stadium lanjut, saat sudah menyebar ke organ lain.

Melanoma adalah sel kanker yang menyerang sel melanosit, yaitu sel pemberi warna kulit coklat atau kehitaman. Melanoma termasuk jenis kanker paling ganas karena sangat mudah menyebar ke berbagai organ tubuh lain seperti otak, liver. Semakin dalam lokasi melanoma, maka dia akan lebih mudah menyebar.  Dokter Kulit dari RS Kanker Dharmais, Aida Sofiati Dachlan Hoemardani mengatakan melanoma dapat terjadi di bagian kulit manapun. Namun  pada pria kebanyakan di badan dan pada wanita di tungkai bawah. Pada kulit berwarna, kebanyakan melanoma dimulai di telapak kaki. “Di telapak kaki, penyebabnya lebih karena ada trauma, dan bukan karena sinar UV,” kata Aida dalam diskusi “Terapi terbaru Melanoma” yang diselenggarakan MSD Indonesia di Jakarta, 30 Oktober 2017. Baca: Mau Terbebas dari Tumor Otak? Intip Pengalaman Wanita Ini

i kanker paling sering ditemukan.  Aida menjelaskan pada stadium 1 dan 2 Melanoma masih dapat diobati, tetapi jika sudah masuk stadium 3 dan 4, kematian sangat tinggi. “Usia tersering pasien rata-rata di atas 50 tahun. Kematian lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan,” kata Aida.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab dan faktor risiko penyakit ini adalah paparan sinar ultra violet yang terdapat di sinar matahari, khususnya pukul 12.00-16.00 terus menerus. Ada pula faktor riwayat keluarga yang sudah mengalami kanker kulit melanoma ini, namun faktor riwayat keluarga jarang terjadi di Indonesia.

Kemudian paparan sinar matahari terus menerus di masa anak-anak, atau tanning (menghitamkan kulit). Pada masyarakat kulit putih, risiko penyakit kanker ini lebih tinggi karena jumlah sel melanositnya lebih sedikit.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

9 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

11 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

11 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

13 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

15 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.