Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berbadan Kekar, Marcelino Lefrandt Divonis Penyakit Jantung

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Marcelino LefrandtTempo/Aditia Noviansyah
Marcelino LefrandtTempo/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak disangka memiliki tubuh yang kekar dan berotot membuat aktor Marcelino Lefrandt pernah divonis memiliki penyakit jantung. Hal itu berawal pada 2015 lalu. Marcelino berniat menjadi inspirator dengan mengecilkan bobot tubuhnya yang saat itu berjumlah 85 kilogram dengan tinggi 179 sentimeter. Ia pun melakukan olahraga dan sangat menjaga pola makan sehatnya.

Kegiatan gaya hidup sehat itu berhasil membuatnya turun hingga 10 kilogram dalam kurang dari satu tahun. Suatu hari, Marcelino dihubungi sang ayah yang mengetahui aktivitas tubuh Marcelino. "Ayah saya meminta saya check up jantung karena usia saya sudah 40 tahunan," kata pria yang ayahnya adalah dokter jantung. Baca: Bukan Serangan Jantung, Tapi Sindrom Patah Hati, Apa Itu?

Ia pun mengikuti saran ayahnya untuk mengunjungi dokter. Pemeriksaan awal berupa tekanan darah dan echo jantung dinyatakan normal. Namun saat melakukan tes lari di treadmill, sang dokter menyatakan ada keanehan yang terjadi. "Pada tes itu, dokter mengatakan saya menunjukkan sedikit gejala abnormal yang menandakan adanya penyempitan pembuluh darah jantung," katanya.

Marcelino Lefrandt dan kedua anaknya. TABLOIDBINTANG.COM

Ia kurang percaya dengan hasil tes awal itu. Maklum, ia merasa dirinya sudah mengikuti gaya hidup sehat yang sangat baik. Ia menjaga makanannya dengan sama sekali tidak mengonsumsi gorengan, ia pun berolahraga rata-rata 45 menit dalam lima hari sepekan. Pola makan dan jumlahnya pun sangat dibatasi. "Saya juga tidak merokok," katanya merasa percaya diri dengan gaya hidup sehat yang dijalaninya.

Untuk melengkapi diagnosis awal itu, Marcelino pun melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). Hasil pemindaian jelas menunjukkan Marcelino mengalami penyempitan pembuluh darah di bagian jantung sebelah kiri. "Informasi itu membuat saya shock dan drop. Saya benar-benar kehilangan semangat saat itu," kata Marcelino. Baca: Nyeri Dada ini Indikasi Penyakit Jantung

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah berkonsultasi, ia pun akhirnya mau mengikuti saran dokter untuk memasang ring. Biasanya penyempitan pembuluh darah terjadi karena terlalu banyak lemak dan atau timbunan plak akibat merokok. Namun saat hendak dipasang ring, ternyata di kasus Marcelino berbeda. Dokter menyatakan pembuluh darahnya ternyata terjepit oleh otot tubuhnya. Bila dibiarkan, pembuluh itu bisa bocor karena tingginya tekanan darah yang dipompa jantung saat beraktivitas dengan intensitas tinggi. Padahal ada bagian saluran pembuluh darahnya yang menyempit. Kondisi ini membuat aliran darah terhambat dan efek yang dirasakan memang sama dengan penyempitan, yakni nyeri dada.

Mengenal Jantung Koroner

Pemasangan ring pada Marcelino tidak jadi dilakukan atas pertimbangan dokter. Marcelino diminta untuk tidak memforsir kegiatannya agar darah yang terpompa jantungnya tidak terlalu keras sehingga merusak pembuluh darah yang terjepit itu. Baca: Enam Bulan Sebelum Serangan jantung, Tubuh Sudah Memberikan Tanda

Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga untuk Marcelino. Bahwa risiko penyakit jantung bisa datang kapan saja dan kepada siapapun."Saya tidak merokok, jarang ngopi, hanya dua kali sepekan, olahraga rutin, makan terjaga, tapi tetap kena penyakit jantung. Makanya faktor gaya hidup sehat tidak lengkap kalau tidak melakukan pemeriksaan medis secara berkala," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

5 jam lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Mana yang Lebih Baik, Makan Sebelum atau Setelah Olahraga?

1 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com
Mana yang Lebih Baik, Makan Sebelum atau Setelah Olahraga?

Masih seringkali terjadi kebingungan di banyak orang tentang apakah sebaiknya makan sebelum atau sesudah melakukan olahraga.


5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

1 hari lalu

Ilustrasi push up. Freepik.com
5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental


Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

2 hari lalu

Jangan Asal Teguk Minuman Isotonik
Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

Minuman isotonik merupakan minuman yang memiliki komposisi yang menyerupai cairan tubuh manusia sehingga memperoleh tekanan osmosis yang seimbang.


Mengenal Jenis-jenis Olahraga Kardio

3 hari lalu

Ilustrasi jump squat. Foto: Freepik.com/diana.grytsku
Mengenal Jenis-jenis Olahraga Kardio

Konsep kardio berasal dari istilah "kardiovaskular" yang merujuk pada sistem jantung dan pembuluh darah dalam tubuh.


6 Olahraga ini Dapat Memulihkan Kebugaran Anda

3 hari lalu

Wanita menggunakan Skipping atau lompat tali. shutterstock.com
6 Olahraga ini Dapat Memulihkan Kebugaran Anda

Banyak orang yang rela mengikuti diet ketat, melakukan olahraga intens, bahkan menahan diri dari makanan favorit mereka demi meraih kebugaran tubuh.


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

6 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

14 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

15 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)