"

Mixology atau Meracik Minuman yang Kian Populer di STP Bandung

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Peserta menunjukan keahliannya meracik minuman pada Mixology Competition 2015 di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, 2 Juni 2015. Kompetisi yang diikuti oleh sejumlah klub bartender ini untuk menguji kemampuan para bartender dalam memadukan minuman khas bar dengan cita rasa tradisional. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Peserta menunjukan keahliannya meracik minuman pada Mixology Competition 2015 di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, 2 Juni 2015. Kompetisi yang diikuti oleh sejumlah klub bartender ini untuk menguji kemampuan para bartender dalam memadukan minuman khas bar dengan cita rasa tradisional. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, istilah mixology banyak digunakan pengusaha bar dan pub untuk mempromosikan minuman cocktail yang dijajakan. Banyak yang menilai terminologi mixology tidak lebih dari sekadar jargon komersial.

Padahal, untuk menjadi seorang mixologist, dibutuhkan pendidikan khusus guna mendapatkan ilmu dan gelarnya. Berbeda dengan bartender yang bisa dipelajari siapa saja tanpa harus melalui akademi meracik minuman, mixology.

Karena itu, saat ini, semakin banyak akademi pariwisata dan perhotelan yang membuka program pendidikan khusus mixology untuk mencetak para mixologist profesional yang andal. Salah satunya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

Baca: Pelecehan Seksual Efek Kekuasaan? Ini Jawaban Ahli

Ketua Mixology STP Bandung Kevin Cristian mengatakan, di STP Bandung, ada program studi food and beverage management, yang mempelajari tata layan restoran dan hotel. "Di dalamnya, kami memiliki kegiatan mahasiswa berupa komunitas Enhai Bartender Club," katanya.

Di klub tersebut, mahasiswa diminta mengembangkan ilmu di bidang minuman, selain bekal ilmu yang didapatkan selama belajar di food and beverage management. "Di klub, kami mewadahi mahasiswa baru untuk mengetahui produk-produk apa saja yang dijual di bar dan seperti apa operasionalnya," ujarnya.

Menurut Kevin, dunia mixology di STP Bandung dimajukan klub yang berdiri sejak 1993 itu. Pada 2015, klub itu mulai mengadakan kompetisi tahunan mixology untuk mendorong mahasiswa berinovasi meracik berbagai minuman. Kebetulan, mahasiswa STP Bandung sudah banyak yang mengikuti kompetisi mixology di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Melihat hal itu, Kevin berpikir untuk membuat kompetisi mixology di Bandung.

Antusiasme peserta kompetisi ini semakin banyak sejak 2015. Pada tahun pertama, kata Kevin, dia mengambil tema aspek mixology atau cara meracik minuman saja untuk dilombakan. "Pesertanya pun hanya dari kalangan Jawa Barat dan Jabodetabek," ucapnya.

Tahun berikutnya, tim mengembangkan kompetisi dari segi mixology dan flaring dengan menambah lingkup kepesertaan hingga seluruh Indonesia. Jumlah pesertanya terus meningkat. "Pada 2015, hanya 23 orang. Tahun berikutnya ada kategori flaring, pesertanya 24 orang, kategori mixology untuk profesional 22 orang, dan kategori mixology untuk mahasiswa 11 orang," tuturnya.

Baca: Nama dan Foto Mantan Kahiyang Ayu Beredar, Ini Komentar Psikolog

Tahun ini, kata Kevin, jumlah peserta memang semakin sedikit. Di kategori flaring hanya ada 16 orang dan mixology ada 18 orang. "Namun para peserta tahun ini lebih profesional dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena kami juga mendatangkan juri-juri yang lebih profesional," katanya.

Menurut Kevin, mixologist profesional bisa membuka peluang lapangan pekerjaan yang lebih baik. "Setiap tahun, di STP Bandung selalu ada grand recruitment untuk menghubungkan para bartender atau mixologist lokal ke jaringan-jaringan hotel internasional yang sedang membutuhkan bartender," ujarnya.








Mengapa Warna Merah dan Kuning Mempengaruhi Nafsu Makan?

37 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Cina. Canva
Mengapa Warna Merah dan Kuning Mempengaruhi Nafsu Makan?

Dorongan nafsu makan tak hanya rasa dan penyajian, tapi juga dipengaruhi dekorasi warna di tempat makan


Pameran Food Africa 2022, Penjualan Produk Makanan dan Minuman Indonesia Raup Rp 241 M

14 Desember 2022

Produk Indonesia mejeng di Pameran Food Africa di Mesir. Foto Istimewa
Pameran Food Africa 2022, Penjualan Produk Makanan dan Minuman Indonesia Raup Rp 241 M

Produk makanan dan minuman Indonesia berhasil meraup transaksi penjualan US$ 15,32 juta atau sekitar Rp241 miliar dalam pameran Food Africa ke-7.


5 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari untuk Mengurangi Risiko Hipertensi

23 November 2022

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari untuk Mengurangi Risiko Hipertensi

Hipertensi terjadi ketika tekanan darah berada di atas normal


Makanan dan Minuman yang Baik Dikonsumsi di Musim Hujan

21 November 2022

Ilustrasi poached egg atau telur ceplok rebus (PIxabay.com)
Makanan dan Minuman yang Baik Dikonsumsi di Musim Hujan

Ada beberapa makanan dan minuman yang bisa membantu menghangatkan badan di musim hujan. Berikut di antaranya.


Ekspor Indonesia Diprediksi Tetap Tumbuh 2023, Ini Sektor Andalannya

10 November 2022

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Ekspor Indonesia Diprediksi Tetap Tumbuh 2023, Ini Sektor Andalannya

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Khairul Mahalli optimistis ekspor Indonesia tetap tumbuh di kala ancaman resesi global 2023.


Banyak Industri Tumbuh Lambat, Berikut Kebijakan Mitigasi Kemenperin

7 November 2022

Menteri Perindustrian Agung Gumiwang Kartasamita (kedua kanan) bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) menerima delegasi negara pertemuan
Banyak Industri Tumbuh Lambat, Berikut Kebijakan Mitigasi Kemenperin

Perlambatan di sektor industri menjadi pekerjaan besar Kementerian Perindustrian (Kemenperin).


Kemenperin Andalkan Industri Makanan Jadi Bantalan saat Krisis, Kontribusinya 38 Persen dari PDB

2 November 2022

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dan Ketua Umum GAIKINDO Yohanes Nangoi (kiri) memberikan sambutan usai mengunjungi pameran GIIAS 2021, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 17 November 2021. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Kemenperin Andalkan Industri Makanan Jadi Bantalan saat Krisis, Kontribusinya 38 Persen dari PDB

Kemenperin menyebut industri makanan dan minuman bisa menjadi bantalan ekonomi saat krisis mendera.


3 Sektor yang Diprediksi Bakal Tahan Banting Hadapi Resesi 2023

31 Oktober 2022

Suasana jual beli di pasar wisata Papringan Dusun Titang, Nampirejo, Temanggung, Jateng, Ahad, 3 Oktober 2021. Pasar wisata yang menjual berbagai jenis makanan tradisional memiliki ciri khas transaksi dengan menggunakan uang koin dari bambu. ANTARA/Anis Efizudi
3 Sektor yang Diprediksi Bakal Tahan Banting Hadapi Resesi 2023

Dampak pandemi Covid-19 masih terasa menjadi gejolak ekonomi global tapi ada beberapa sektor yang diperkirakan tahan banting hadapi Resesi 2023


Naik 53,92 Persen, Laba Bersih Garudafood Kuartal III 2022 Rp 278,3 Miliar

28 Oktober 2022

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (kode saham GOOD), salah satu perusahaan makanan dan minuman di Indonesia, hari ini mencatatkan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 10 Oktober 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
Naik 53,92 Persen, Laba Bersih Garudafood Kuartal III 2022 Rp 278,3 Miliar

Produsen makanan ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) melaporkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada kuartal III/2022.


Pilihan Kudapan yang Cocok untuk Musim Hujan

18 September 2022

Ilustrasi mi instan (Pixabay.com)
Pilihan Kudapan yang Cocok untuk Musim Hujan

Makanan dan minuman berikut memang teman baik dan sering jadi pilihan di musim hujan. Apa saja?