TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes RS Pondok Indah Wismandari Wisnu mengatakan olahraga secara teratur adalah salah satu dari bentuk pencegahan atau penghambat penyakit diabetes. Selain olahraga, ada pula edukasi, pengaturan pola makan, obat-obatan dan pemantauan pribadi. Dalam hal olahraga Wisma, sapaan Wismandari, meminta agar rehat berolahraga tidak boleh lebih dari dua hari. "Jadi, kalau terakhir berolahraga pada Senin, maka pada Kamis harus sudah mulai latihan kembali, jangan sampai baru mulai lagi pada Jumat atau bahkan Sabtu," katanya di Jakarta pada Selasa 7 November 2017. Baca: Fotografer Sosialita: Klien Suka Foto Candid
Ia mengatakan bila jeda olahraga itu dilakukan lebih dari dua hari, maka seseorang akan susah memulai niat olahraga kembali. "Kalau malas, akan susah mulai lagi," katanya.
Menurut Wisma, penelitian menyatakan bahwa olahraga untuk mencegah dan juga menghambat penyebaran penyakit itu sebaiknya dilakukan secara rutin. Wisma menilai olahraga dilakukan hanya pada akhir pekan kurang tepat. "Penelitian menganjurkan olahraga itu dilakukan secara reguler, bukan ditumpuk selama tiga jam di akhir pekan," katanya. Baca: Fotografer Sosialita: Kerja Tiga Jam, Bayarannya Besar
Wisma mengatakan olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur sebanyak tiga hingga lima kali dalam sepekan. Durasinya bisa selama 30 hingga 45 menit setiap berolahraga.
Ia pun menyarankan agar latihan fisik yang baik dilakukan untuk mencegah diabetes adalah latihan jasman yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang. Olahraga jenis ini akan melatih agar maksimal denyut jantung sebesar 50 hingga 70 persen. Beberapa pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh para penderita diabetes adalah jalan cepat, bersepeda santai, jogging, atau berenang. "Jangan yang olahraga bersifat kompetisi. Sebaiknya yang aerobik saja," katanya.