TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memajang foto kenangannya dalam memperingati Hari Ayah Nasional pada 12 November. Dalam foto itu terlihat Anies yang masih anak-anak berfoto dengan ayah dan kakeknya. Dalam keterangan foto, ia bercerita tentang kisah kedua orang yang sangat dihormatinya itu. "Namanya Rasyid Baswedan, Ayah adalah pribadi yang amat stabil, lempeng dan tegas," tulis Anies merujuk sang ayah.
Menurut Anies Baswedan, di siang hari Rasyid bekerja keras, mengajar di sekolah dan kampus. Di malam hari jadi penutur dongeng bagi anak-anaknya. Dongengnya penuh variasi mulai dari yang lucu hingga cerita sedih atau cerita menegangkan. Semua adalah dongeng karangannya sendiri.
Meja makan di rumah jadi saksi Rasyid mengijinkan anak-anaknya diskusi dan berdebat, termasuk bila berbeda pandangan dengannya. "Beliau tidak mengatur pikiran, tapi mengatur cara dan adab dalam mengungkapkan pikiran," kata Anies.
Dengan diboncengkan vespa, Rasyid mengantarkan Anies yang masih duduk di bangku Sekolah dasar untuk menjadi anggota perpustakaan di Harian Kedaulatan Rakyat. Hari Minggu, sama-sama membersihkan vespa dan sebulan sekali menguji mesin sambil membersihkan busi mesin vespa. Baca: BPOM: Tak Ada Obat Herbal yang Dapat Mengobati Kanker
Anies menambahkan Ayahnya selalu menjaga semangat untuk terus berjuang dan tetap teguh walau ada hantaman. "Pesannya: 'Kalau mau bebas hantaman ya duduk-duduk santai aja di rumah; kalau berjuang maka tantangan & hantaman adalah kenormalan'," kata Anies mengenang pesan ayahnya.
Kali ini, Anies menceritakan Abdurrahman Baswedan, ayah dari ayahnya. Menurut Anies, ia sekeluarga yang terdiri dari Ayah dan Ibu serta tiga anak, menempati satu kamar di rumah sang kakek. "Kadang-kadang suka heran, bagaimana bisa sekamar diisi 5 orang, tp waktu itu biasa2 saja dan semua enjoy," katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi salam saat menghadiri peresmian Jalan Tol Becakayu seksi 1B dan 1C, Jakarta, 3 November 2017. Jalan Tol Becakayu yang sudah siap dioperasikan adalah seksi 1B dan seksi 1C. ANTARA/Rosa Panggabean
Karena serumah, maka saat masih di bangku Taman Kanak Kanak, kakek selalu jemput dan langsung mengajaknya jalan kaki ke kantor pos. Tiap hari Abdurrahman ke kantor pos, mengirim surat atau artikel untuk koran atau majalah sambil berolahraga. Anies pun memiliki pesan singkat dari kakeknya. "Begitu ada waktu senggang maka baca, baca buku apapun. Jangan buang waktu tanpa baca."
Suatu ketika, saya duduk di bangku kelas 4 SD, paman ditangkap karena dia aktivis mahasiswa yg memprotes Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan ( NKK/BKK ). Paman Anies dibawa dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ke Semarang. Paman Anies ditahan beberapa bulan oleh Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) tanpa proses pengadilan. Ayah Anies rutin menjenguk membawa buku dan makanan. Baca: Dunia pun Tahu Kahiyang Ayu Menikah, Ini Buktinya
Menurut Anies, kakeknya ikut mendirikan republik ini, dan saat-saat anak bungsunya itu ditahan oleh pemerintah republik ini, ia berpesan pada semua keluarga. "Jangan pernah khawatir, ini konsekuensi sebuah perjuangan, biasa saja. Berani melawan, maka berani ditahan," kata Anies.
"Itulah Ayah dan Ayahnya Ayah. Selamat Hari Ayah !! *ABW" tulis Anies Baswedan mengakhiri kisah ayah dan kakeknya. Tidak lupa, dalam keterangan foto ia pun menambahkan tanda pagar #HariAyah #HariAyahNasional.
Tulisan Anies yang dipajang di media sosial Instagram ini disukai sebanyak 29,3 ribu akun hingga 12 November 2017 siang.