TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan orang tua Indonesia meminta anaknya untuk melakukan sunat pada usia remaja. Dokter spesialis bedah saraf dari Rumah Sunatan Indonesia, Mahdian Nur Nasution mengatakan kebiasaan itu bisa berdampak trauma pada si anak. Maklum saat remaja anak sudah bisa berpikir, dan merekam semua kejadian yang terjadi pada dirinya. "Sunat bisa untuk semua usia, tapi yang terbaik kalau bisa maksimal usia 6 bulan saat masih bayi," katanya dalam acara diskusi Revolusi Sirkumsisi tanpa Jarum Suntuk di Jakarta Selasa 14 November 2017.
Ia beralasan, pada usia 6 bulan, anak tidak akan ingat rasa tindakan yang dilakukan pada dirinya. "Rata-rata anak itu mulai mengingat dengan jelas pada usia 5 tahun," katanya.
Ia menambahkan, selain dampak trauma yang semakin sedikit, bayi memiliki waktu pemulihan yang sangat cepat. Keringnya luka bagi remaja, kata Mahdian adalah 1 pekan, namun bila sunat dilakukan pada orang dewasa, waktu keringnya luka bisa mencapai 4 pekan. "Semakin kecil, semakin baik juga waktu pemulihannya. Lukanya cepat sekali kering," katanya. Baca: Dokter Letty Ditembak, Ayu Laksmi: The Real Horor
Alasan lain sebaiknya sunat dilakukan sejak bayi pada usia maksimal 6 bulan adalah karena pada usia itu, si kecil belum bisa tengkurap. Dengan begitu, alat vitalnya yang sempat ditangani dokter tidak akan tertindih oleh badan anak. "Dengan bayi terus terlentang, waktu kering luka pun semakin cepat," katanya.
Mahdian mengaku sudah melakukan sunat pada berbagai usia. Sunat menurutnya bisa dilakukan pada usia 3 hari hingga 76 tahun. Bagi anak-anak remaja, ada kalanya sunat itu sulit sekali dilakukan. Salah satu kejadian yang pernah dialaminya adalah saat hendak menyunat seorang anak. Anak itu sudah datang paling pagi ke Rumah Sunat, namun dia perlu dibujuk lama sekali sehingga mau dibedah oleh dokter. "Dia datang paling pagi, tapi akhirnya pulang paling sore. Bahkan, bisa saja karena tidak berhasil dibujuk, akhirnya ia dayan kembali esok harinya," katanya. Baca: Serunya Vlog Kaesang Pangarep, ada Paspampres Ganteng
Mahdian mengatakan sunat memerlukan serangkaian prosedur salah satunya pemberian anestesi melalui jarum suntik. Inilah yang biasanya banyak ditakuti pasien dan tak jarang menimbulkan trauma.
"Anak takut sunat karena disuntik. Sampai dewasa pun takut disuntik. Dewasa lebih takut daripada anak-anak. Dia mau nangis malu. Bingung mau apa. Makanya pasien dewasa kesulitan kalahkan rasa takut," kata dia.