TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani berujar, perselingkuhan dapat terjadi karena alasan apa pun.
Paling tidak ada 3 alasan perselingkuhan yang disebutkan Anna. Pertama, mereka yang selingkuh mungkin merasa bosan, perlu tantangan baru dalam berumah tangga. Kedua karena cinta lokasi. Kemungkinan ketiga karena ada kebutuhan yang tak bisa terpenuhi.
“Misalnya, dia butuh pujian tapi pasangannya tidak memuji. Atau butuh dilayani tapi orang rumah tidak bisa melayani,” kata Anna kepada Tempo, Selasa, 21 November 2017.
Baca juga: Rahasia Sehat Kimchi Ada di 3 Bahan Utamanya, Apa Itu?
Belum lama ini, seorang remaja berinisial SH melabrak aktris Jennifer Dunn di sebuah pusat perbelanjaan. Kejadiannya berlangsung saat Jennifer Dunn dan temannya antre membeli makanan. Video aksi remaja berusia 14 tahun itu viral di media sosial pada Sabtu, 18 November 2017. SH adalah anak Faisal Harris, laki-laki yang diebut berselingkuh dengan Jennifer Dunn.
Untuk mencegah perselingkuhan, Anna menyarankan agar pasangan suami-istri menjalin hubungan mesra dan saling terbuka satu dengan lainnya.
Jika sudah terjadi? Terpenting adalah kontrol emosi. Kontrol emosi bisa terealisasikan dengan melakukan lima cara. Pertama, menurut Anna, mengenali emosional diri sendiri. Penting untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar sedang merasa marah, sedih, atau kecewa.
“Bisa aja loh dia tampilnya marah, tapi sebetulnya emosi terdalamnya adalah terluka atau kecewa,” jelasnya.
Baca juga: Mengapa Ahli Digital Kini Diburu Perusahaan? Simak Kata Peneliti
Cara kedua, yakni menahan reaksi ketika sedang dirundung masalah. Menarik napas berulang kali bisa dilakukan hingga merasa diri lebih tenang.
Setelahnya, ekspresikan perasaan tersebut dengan cara yang aman. Artinya, jangan menyakiti diri sendiri, apalagi orang lain. Mengekspresikan marah bisa dengan berlari keliling komplek rumah, memukul bantal, atau berteriak di dalam kamar mandi sembari membiarkan air mengalir dari keran.
Cara keempat adalah melihat fakta secara keseluruhan. Misalnya, ketika orang tua kesal karena anak memecahkan gelas. Sebelum meluapkan emosi pada anak, orang tua diharapkan melihat terlebih dahulu fakta berapa banyak gelas yang lenyap, apakah anak terluka, dan pelajaran apa yang bisa dipetik anak.
Cara kelima, yakni memaafkan dan menyadari bahwa peristiwa tersebut memang harus terjadi. Baca: Mewarnai, Hobi Baru yang Bisa Mengusir Depresi
“Dan meyakini bahwa peristiwa tersebut pasti ada manfaatnya dalam hidup kita,” ujar Anna.