TEMPO.CO, Jakarta - Zat karsinogen yang masuk ke dalam tubuh bisa merusak paru-paru dan bisa menyebabkan kanker paru. Hal itu disebutkan dokter perwakilan dari Departemen Pulmonologi dan Respiratori Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Elisna Syahruddin, PhD, SpP(K).
Nah, karsinogen itu bisa dari berbagai sumber. Pertama adalah nikotin. Ketika seseorang merokok terus-menerus, paru-paru akan tercemar oleh zat karsinogen. Itu sebabnya, perokok aktif dan pasif lebih berisiko terkena kanker paru lantaran tercemar zat karsinogen.
Elisna menjelaskan, kanker paru adalah pembunuh utama umat manusia dari kelompok kanker lain. Hingga saat ini, rokok dianggap menjadi faktor terbesar pemicu kanker paru. Elisna berujar, 80 persen penderita kanker paru adalah perokok.
Baca juga:
Lansing Bisa Picu Anemia, Ini Alasannya
Gantengnya Para Cucu Presiden, Apa Kiprah Mereka Sekarang?
Posting Acara Adat di Instagram, Kahiyang Ayu Mendapat Banyak Doa
"Kalau pada perempuan, 55 persen perokok menderita kanker paru," ucap Elisna.
Baca Juga:
Kedua adalah asap minyak goreng. Disebutkan bahwa asap minyak goreng dapat memicu kanker paru bila terisap secara intens dan terus-menerus. Sebab, asap minyak goreng mengandung zat karsinogen.
"Kalau sekali-kali (terisap), tidak apa-apa. Ada penelitiannya pada pekerja restoran di Cina," tutur Elisna dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras di Restoran Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 24 November 2017.
Meski asap minyak goreng membahayakan paru, mentega belum terbukti berisiko sama. Menurut Elisna, belum ada penelitian yang membuktikannya.
Faktor ketiga adalah ruang bertanah dan tak ada ventilasinya. Misalnya tinggal di dalam rumah lantai dasar yang mengandung tanah dan batu-batuan. Tanah dan bebatuan itu, menurut Elisna, menghasilkan gas radon. "Bila kadar gas radon tak normal, itu bisa menyebabkan risiko terjadinya kanker paru," katanya. Hal itu terjadi jika rumah selalu dalam keadaan tertutup rapat dan tak memiliki ventilasi. Artinya, risiko kanker paru besar ketika gas radon kerap terhirup.
"Jadi bukan sekali-kali orang menghirup (gas radon) dan kena kanker," ucapnya.
Karena itu, Elisna menyatakan tinggal 6 meter di atas tanah risiko terkena gas radonnya akan lebih rendah. "Terpenting adalah memiliki ventilasi rumah yang baik," ujarnya.
Hal itu untuk mencegah kanker paru yang bisa datang dari asap minyak goreng dan gas radon.