Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset Menunjukan Banyak Diaspora Kembali ke Indonesia Karena ini

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Antusias 300 Warga Negara Indonesia dan Diaspora Indonesia yang tinggal di kota Canberra saat ikuti lomba Jalan Sehat untuk memperingati HUT RI ke-70 di Kota Canberra, Australia, 15 Agustus 2015. Foto: KBRI Canberra
Antusias 300 Warga Negara Indonesia dan Diaspora Indonesia yang tinggal di kota Canberra saat ikuti lomba Jalan Sehat untuk memperingati HUT RI ke-70 di Kota Canberra, Australia, 15 Agustus 2015. Foto: KBRI Canberra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Buat orang Indonesia bekerja di luar negeri merupakan impian, karena menjanjikan kemapanan finansial maupun karier. Namun, setelah menjadi diaspora di sana tak sedikit para profesional Indonesia justru ingin balik ke Indonesia.

Berdasarkan riset perusahaan spesialis rekrutmen profesional Robert Walters pada 2017, saat ini ada ribuan profesional Indonesia yang bekerja di luar negeri berkeinginan pulang ke Tanah Air. Dari 8.000 responden yang disurvey, sebanyak 80 persen menyatakan ingin pulang kampung.

Glorya Tay, International Candidate Manager Robert Walters Indonesia mengatakan, bila dilihat dari bidang yang digeluti para warga Indonesia yang bekerja di luar negeri sangat beragam bergantung di negara mana mereka bekerja. Misalnya, Eropa kebanyakan profesional bekerja di bidang teknik. Di Amerika Serikat, para diaspora Indonesia banyak yang bekerja di sektor teknologi informasi serta manajemen. Di Singapura, para perantau dari Indonesia itu lebih banyak bekerja di bidang manajemen dan teknik.

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com

Meskipun ingin pulang ke Indonesia, tetapi mereka tidak merealisasikannya dalam waktu dekat. Glorya mengatakan, ada beragam faktor yang menjadi pertimbangan mereka seperti menunggu situasi politik di dalam negeri stabil, peluang lebih baik, dan keluarga. Baca: Memanfaatkan Makanan Surplus dari Pesta Pernikahan, Tilik Caranya

Namun, dari hasil wawancara dengan orang-orang itu, Glorya mengungkapkan, mayoritas keinginan balik ke Indonesia adalah keluarga. Mereka kadang tidak mempersoalkan gaji turun asalkan bisa dekat dengan keluarga. “Bahkan ada profesional dengan jabatan direktur di Amerika Serikat memilih pulang ke Indonesia demi merawat orang tua,” katanya Senin 27 November 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika bicara upah, Glorya mengungkapkan gaji profesional di Indonesia masih jauh dengan negara-negara lain seperti Singapura, Eropa, maupun Amerika Serikat. Mungkin hanya dengan Malaysia, gaji profesional Indonesia dapat sejajar.

Sebagai gambaran, dari survey gaji Robert Walters 2017 ditemukan bahwa seorang Chief Technology Officer di Singapura mendapatkan gaji sebesar Rp2,9 – Rp4,4 miliar per tahun. Sedangkan di Malaysia, dengan jabatan yang sama hanya mendapatkan Rp1,1 – Rp1,9 miliar per tahun. Jumlah itu tak berjauhan dengan di Indonesia yakni Rp850 juta hingga Rp1,5 miliar per tahun.

Sejumlah anggota Diaspora Indonesia saat jamuan makan siang di dalem Wironegaran, Suryomentaraman, Yogyakarta, 14 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga

Glorya yang juga sempat bekerja di Singapura merelakan gajinya hanya 70 persen saat pulang kampung ke Indonesia. Tetapi hal itu tidak jadi masalah karena berangsur-angsur gajinya naik hingga melebihi capaian sebelumnya. Kendati begitu tidak semua profesional mengalami penurunan gaji ketika bekerja di Indonesia. Glorya menuturkan beberapa profesional justru bisa menawarkan gaji sesuai keinginan kepada perusahaan barunya. Persoalan ini juga tak lepas dari pengalaman mereka yang telah lama di luar negeri. “Kalau makin senior biasanya makin susah balik,” tuturnya. Baca: 6 Gaya Hidup Orang Terkaya Bill Gates, Anak Tidak Dapat Warisan

Terlepas dari persoalan itu, Indonesia sebetulnya kekurangan profesional ahli yaitu mereka yang memiliki pengalaman internasional, penguasaan dwi bahasa, dan mampu bekerja dengan digitalisasi. Orang-orang dengan kriteria tersebut saat ini jadi buruan perusahaan. Mereka dianggap mampu menjawab tantangan zaman. “Sebagai negara berkembang, justru inilah peluangnya bekerja di Indonesia,” kata Glorya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IALA Serahkan Amicus Curiae ke MK, Soroti Dugaan Kecurangan Pemilu Indonesia di AS

3 hari lalu

Sidang sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) dengan agenda pemeriksaan saksi dan ahli pihak terkait atau Kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Gedung MK, Jakarta pada Kamis, 4 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
IALA Serahkan Amicus Curiae ke MK, Soroti Dugaan Kecurangan Pemilu Indonesia di AS

Asosiasi Pengacara Indonesia di Amerika Serikat (IALA) menyerahkan amicus curiae soal sengketa hasil Pilpres yang tengah bergulir di MK.


Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

25 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D saat menghadiri peresmian kerja sama antara laboratorium klinik Prodia dan IHH Healthcare Malaysia di Jakarta, Kamis 28 Juli 2022/Prodia
Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.


Indonesian Diaspora Network Gelar Tausiyah Ramadan Bersama Nasaruddin Umar

32 hari lalu

Prof. Dr. KH. Nazarudin Umar saat mengisi Tausiyah Ramadhan dengan tema
Indonesian Diaspora Network Gelar Tausiyah Ramadan Bersama Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar menjelaskan tentang pentingnya pengendalian diri dalam menjalankan ibadah puasa.


Menteri Yasonna Sebut Pemerintah Tidak Kaji soal Dwi Kewarganegaraan WNI

38 hari lalu

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Hamonangan Laoly.
Menteri Yasonna Sebut Pemerintah Tidak Kaji soal Dwi Kewarganegaraan WNI

Pekan lalu, Presiden Jokowi memerintahkan Yasonna untuk membuat kajian mengenai status kewarganegaraan diaspora.


Jokowi Perintahkan Menteri Yasonna Laoly Bikin Kajian Status Kewarganegaraan Diaspora

44 hari lalu

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Hamonangan Laoly.
Jokowi Perintahkan Menteri Yasonna Laoly Bikin Kajian Status Kewarganegaraan Diaspora

Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly untuk membuat kajian mengenai status kewarganegaraan.


Di Inggris, Gibran Kunjungi Perusahaan Milik Diaspora Produsen Komponen Pesawat Boeing dan F1

44 hari lalu

Wali Kota Solo  Gibran Rakabuming Raka, mengunjungi perusahaan teknologi milik Dr. Fauzan, seorang diaspora technopreneur Indonesia di Oxford, Inggris, Rabu, 3 Maret 2024. Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Gibran di Inggris sejak Senin, 3 Maret 2024. Foto: Istimewa
Di Inggris, Gibran Kunjungi Perusahaan Milik Diaspora Produsen Komponen Pesawat Boeing dan F1

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengunjungi perusahaan teknologi milik Dr. Fauzan, seorang diaspora technopreneur Indonesia di Oxford, Inggris.


Menkominfo: Mari Bergerak Majukan Indonesia!

50 hari lalu

Menkominfo Budi Arie Setiadi bertemu dengan Diaspora Indonesia yang berada di Barcelona, Spanyol, Selasa (27/02/2024). Pertemuan tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam Lawatan Menkominfo di Spanyol. - (PeyHS)
Menkominfo: Mari Bergerak Majukan Indonesia!

Keterlibatan warga negara memiliki arti penting agar percepatan transformasi digital lebih mudah diwujudkan.


Nova Arianto Kantongi 37 Nama Pemain Diaspora untuk Timnas U-16, Hanya 9 yang Potensial Dipanggil

52 hari lalu

Pelatih timnas U-16 Indonesia Nova Arianto saat ditemui di Lapangan A Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Randy
Nova Arianto Kantongi 37 Nama Pemain Diaspora untuk Timnas U-16, Hanya 9 yang Potensial Dipanggil

Nova Arianto mengaku ada beberapa pemain diaspora yang menarik perhatiannya untuk dipanggil mengikuti seleksi timnas U-16 Indonesia.


Pantau Pemain Diaspora, Nova Arianto Berencana Bentuk Tim Khusus di Timnas U-16 Indonesia

57 hari lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-16, Nova Arianto saat sesi wawancara dengan Tempo di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 19 Februari 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pantau Pemain Diaspora, Nova Arianto Berencana Bentuk Tim Khusus di Timnas U-16 Indonesia

Nova Arianto berharap bisa memiliki data-data pemain diaspora yang berpotensi memperkuat timnas U-16 Indonesia.


Nova Arianto Buka Peluang Panggil Pemain Diaspora ke Seleksi Timnas U-16 Indonesia

19 Februari 2024

Pelatih kepala Nova Arianto, memimpin seleksi perdana tim U-16 gelombang pertama di Lapangan B Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin, 19 Februari 2024. PSSI/org
Nova Arianto Buka Peluang Panggil Pemain Diaspora ke Seleksi Timnas U-16 Indonesia

Nova Arianto mengatakan pihaknya saat ini sedang mengumpulkan data pemain diaspora yang berpotensi dipanggil seleksi timnas U-16 Indonesia.