Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KLB Difteri: Bakteri Penyebabnya Ada 3 Tipe, Mana Paling Ganas?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Difteri adalah penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheria yang berupa bakteri aerobik, gram positif dan berbentuk basil.

Ada tiga tipe utama bakteri penyebab difteri seperti disebutkan Dokter Spesialis Anak dari RS Premier Jatinegara  dr Nurul Iman Nilam Sari SpA. “Yaitu Gravis, Intermedius dan Mitis,” katanya kepada Tempo.co, Jumat, 8 Desember 2017 siang.

Kuman tersebut ditularkan melalui droplet (percikan air liur) atau bahan muntahan dari pasien yang dibawa oleh partikel debu.

Baca juga:
Zumba Tingkatkan Kesehatan Mental, Intip Penelitiannya
Heboh Martabak, Netizen Indonesia dan Malaysia Ramai di Medsos 
Tips Selesaikan Masalah Gaya Jadul, Simak Kata Ahli

Infeksinya sendiri akan ditandai dengan terbentuknya pseudomembran di kulit dan atau mukosa.  Pseudomembran  adalah lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan, kata lulusan spesialis anak dari UI 2014 ini. Difteri dapat terjadi di daerah hidung, tonsil-faring, laring, kulit, vagina, konjungtiva (lapisan tipis yang berada di mata yang berguna melindungi sklera atau area putih dari mata), dan telinga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di antara tiga jenis bakteri penyebab difteri tersebut, tipe gravis disebut sebagai paling berbahaya karena menyebabkan gejala berat hingga kematian. “Gravis ini dapat menghasilkan eksotoksin yang menyebar invasif baik lokal maupun sistemik,” kata Nurul.

Disebutkan juga bahwa infeksi bakteri gravis ini biasanya terjadi di daerah saluran napas yaitu tonsil faring dan laring karena bisa menyebabkan pembengkakan jaringan lunak di leher sehingga menyebabkan sumbatan jalan napas sehingga gagal napas dan  menimbulkan kematian,” katanya.

Walaupun berbahaya, tapi menurut Nurul, jika penatalaksanaan perawatannya cepat dan tepat, pasien difteri masih bisa sembuh seperti semula,. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

4 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

9 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

11 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

15 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.