Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
bayi berjalan (pixabay.com)
bayi berjalan (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti di Washington University School of Medicine di St. Louis mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang akhirnya bisa membantu memprediksi risiko autisme pada sejumlah bayi.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal daring Cerebral Cortex itu, para peneliti melakukan pemindaian otak dan evaluasi kemampuan motorik hampir 200 bayi dan mendapati bagian dalam jaringan otak yang pada orang dewasa sepertinya tidak melakukan apa-apa ternyata terlibat dalam pembelajaran berjalan dan pengontrolan fungsi motorik kasar pada bayi.

Baca juga:
KLB Difteri: Bakteri Penyebabnya Ada 3 Tipe, Mana Paling Ganas?

Jaringan yang dinamai jaringan mode default ini aktif selama tidur dan saat melamun dan ketika seseorang memikirkan dirinya sendiri dan lingkungannya sendiri, termasuk kemampuan sosial individu tersebut.

Riset sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan penyakit Alzheimer's dan autisme sering mengalami gangguan pada jaringan mode default-nya.

"Berjalan adalah tonggak sejarah besar dalam fungsi motorik, dan itu berhubungan dengan pemahaman anak mengenai hubungan tubuhnya dengan lingkungan," kata penulis pertama hasil studi itu, Natasha Marrus dari Washington University di St. Louis.

"Bahwa jaringan mode default terlibat itu penting karena jaringan itu dianggap sangat terlibat dalam perkembangan rasa diri seseorang. Temuan kami memungkinkan kami mengidentifikasi bagian-bagian otak dan jaringan yang bisa memprediksi aspek autisme sebelum memungkinkan dilakukan diagnosis klinis," katanya.

Marrus dan koleganya melakukan pemindaian fungsi otak pada 187 anak ketika mereka sedang tidur. Mereka memindai otak anak-anak itu mendekati ulang tahun pertama mereka dan melakukannya lagi sekitar setahun kemudian dan bersamaan dengan itu juga mengevaluasi kemampuan motorik kasar mereka. Baca:Ada Model Ganteng di Video Klip Anggun C Sasmi, Siapa Dia?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti mendapati bahwa antara ulang tahun pertama dan kedua anak, jaringan otak yang berhubungan dengan belajar berjalan berubah.

Pada usia 12 bulan, hubungan yang kuat antara jaringan motorik pada otak dan jaringan mode default berkaitan erat dengan kemampuan berjalan lebih baik dan kemampuan motorik kasar.

Pada usia 24 bulan, jaringan otak yang berkaitan dengan perhatian dan kontrol tugas juga terlibat dalam pembelajaran berjalan dan kemampuan motorik kasar.

"Ketika anak pertama belajar berjalan, ada satu terobosan besar dalam melibatkan menaruh satu kaki di depan yang lain dan belajar mengendalikan tubuh," kata Marrus.

"Saat kemampuan berjalan membaik, kemungkinan anak mulai berfikir, 'Di mana, tepatnya, saya ingin menaruh kaki saya?' Atau, 'Apakah saya perlu menyesuaikan posisi saya?' Dan dengan menjadi kurang atau lebih aktif, jaringan mode default, bersama jaringan yang lain, bisa membantu memproses informasi itu."
Kemungkinan otak pada anak-anak yang kemudian mengalami autisme tidak mahir dalam membuat koneksi jaringan itu dan memproses datanya, kata para peneliti.

"Memahami hubungan antara jaringan-jaringan ini mungkin penting untuk memahami perbedaan-perbedaan pada otak yang berhubungan dengan autisme," kata John R. Pruett dari Washington University di St. Louis. Baca juga: Heboh Martabak, Netizen Indonesia dan Malaysia Ramai di Medsos 

"Dalam studi-studi di masa mendatang, kami ingin mengidentifikasi perbedaan-perbedaan hubungan jaringan otak pada anak yang mengalami autisme dan yang tidak mengalaminya dan melihat bagaimana mereka mempengaruhi peristiwa penting dalam perilaku motorik," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

2 hari lalu

Ilustrasi isi kulkas. shutterstock.com
8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

8 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

11 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu bus dalam acara Mudik Bareng PLN di Jakarta Selatan, 8 Juni 2018. Menyambut Idul Fitri 1439 Hijriah, PLN menyediakan 100 bus gratis bagi 5.300 orang untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Tempo/Fakhri Hermansyah
Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

14 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

Hingga kini motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih jadi teka teki. Polisi belum membuka ke publik.