Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Bedanya Vaksin Difteri Anak dan Dewasa

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
- Kepala Posyandu Mawar RW 13 Kelurahan Depok Jaya, Sri Mulat mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk pencegahan penyebaran difteri dengan tahap awal ke anak usia di bawah lima tahun.
- Kepala Posyandu Mawar RW 13 Kelurahan Depok Jaya, Sri Mulat mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk pencegahan penyebaran difteri dengan tahap awal ke anak usia di bawah lima tahun.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Dokter Spesialis Anak FX Wikan Indrarto mengatakan untuk memutus rantai penularan penyakit difteri perlu dilakukan Outbreak Respon Imunisasi (ORI) dalam waktu sesingkat-singkatnya setelah Kejadian Luar Biasa difteri diumumkan. Ruang lingkup pemberian vaksin ulang itu meliputi seluruh anak balita di wilayah dimana kasus ditemukan. Luasnya ORI adalah pada wilayah KLB, minimal 1 wilayah puskesmas atau kecamatan, dan wilayah sekitar yang beresiko berdasarkan kajian epidemiologi. “ORI dilakukan pada semua anak, tanpa melihat riwayat imunisasi DPT sebelumnya dan tanpa menunggu hasil laboratorium,” kata Wikan dalam pesan singkat Selasa 12 Desember 2017.

Program ORI dilakukan pada semua anak di daerah KLB mulai umur 1 sampai 19 tahun, tanpa melihat status imunisasi. Jadwal pelaksanaan ORI adalah 0, 1 dan 6 bulan dengan menggunakan vaksin yang sesuai dengan usia anak dan jenis vaksin yang tersedia. Baca: Survey: Pria Indonesia Lebih Rajin Berolahraga, Apa Tantangannya?

Panduannya adalah anak usia 1 sampai 5 tahun menggunakan vaksin Pentabio produksi Bio Farma yang berisi kombinasi 5 macam vaksin, yaitu DTwP/DTaP-Hb-HiB. Untuk anak usia 5-7 tahun menggunakan vaksin DT yang berisi DTaP dan untuk anak usia 7 tahun diberikan Td yang berisi Tdap. Selain itu, juga meningkatkan cakupan imunisasi dasar menggunakan Pentabio produksi Bio Farma yang berisi DTwP/DTaP-Hb-HiB atau DPT tunggal yang berisiri DTwP/DtaP.

Vaksin difteri untuk orang dewasa memiliki jenis yang berbeda dengan vaksin difteri untuk anak. Vaksin difteri dewasa menggunakan vaksin Td/Tdap, misalnya BOOSTRIX®, yaitu vaksin DPT dengan reduksi antigen dan pertusis. Dalam vaksin Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler, yaitu bakteri pertusis yang dibuat menjadi tidak aktif, sehingga jarang menyebabkan demam. Vaksin ini diberikan beberapa kali sejak usia 2-18 tahun, yaitu pada 5, 10-12 dan 18 tahun. Baca: Foto Setya Novanto Buat Pria ini Sadar Menderita Sleep Apnea

Wikan mengatakan agar lebih efektif vaksin yang dibuat dari bakteri mati ini sebaiknya diberikan setiap 10 tahun sekali pada seumur hidup. Seperti pada kegiatan imunisasi massal pada umumnya, wajib pula dilakukan pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), yang mungkin juga terjadi pada kegiatan ORI. “Pemantauan ini tentu harus dilakukan pelaporan kepada Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peran serta masyarakat dalam menghadapi difteri harus ditingkatkan, juga untuk imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi di bawah 2 tahun, dan cakupan BIAS DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat. Baca: Malas Bersihkan Riasan Wajah, Awas Infeksi Mata dan 4 Dampak lain

Selain itu, masyarakat juga melaporkan segera ke puskesmas jika ada penderita dengan gejala mirip difteri. “Jangan lupa memakai masker jika batuk atau bersin. Membudayakan hidup bersih dan sehat, serta melibatkan peran lintas sektor dan stakeholder di luar kesehatan,” katanya. Hal ini untuk memberikan informasi tentang penyakit difteri dan pencegahannya, berupa imunisasi DPT dan dasar lengkap.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Rabies Dunia, WHO dan FAO Menyoroti Perlunya Tindakan Cepat untuk Cegah Kematian Akibat Rabies

11 hari lalu

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Hari Rabies Dunia, WHO dan FAO Menyoroti Perlunya Tindakan Cepat untuk Cegah Kematian Akibat Rabies

WHO dan FAO mendorong tindakan di seluruh Indonesia untuk menghentikan kematian akibat rabies pada manusia.


Ini Cara Kemenkes Kejar Target Imunisasi Polio, Usia di Bawah 7 Tahun jadi Prioritas

18 hari lalu

Petugas memberikan vaksinasi polio terhadap anak saat Hari Bebas Kendaraan Car Free Day, Dukuh Atas, Jakarta, Minggu, 15 September 2024.Puskesmas Setia Budi melakukan jemput bola atau turun langsung memberikan vaksin polio tipe dua kepada masyarakat selama Car Free Day (CFD) untuk mencegah penyebaran virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum menerima imunisasi lengkap. Sebelumnya, Pemda DKI Jakarta sejak 23 Juli 2024 mengadakan vaksinasi polio putaran kedua. TEMPO/Ilham Balindra
Ini Cara Kemenkes Kejar Target Imunisasi Polio, Usia di Bawah 7 Tahun jadi Prioritas

Imunisasi tambahan polio digencarkan. Polio dapat menyebabkan dampak serius, salah satunya kelumpuhan permanen.


BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

25 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan pemerintah tak hanya mengimpor vaksin itu.


Menkes Sebut 88 Penderita Mpox di Indonesia Sembuh, Vaksin dan Alat Periksa Sudah Disebar

33 hari lalu

Petugas kesehatan membantu seorang penumpang yang sakit dari Malaysia saat melakukan pengawasan di Pelabuhan Dumai, Riau, Jumat, 30 Agustus 2024. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Dumai meningkatkan pengawasan terhadap penumpang yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet (Mpox) masuk ke Riau dengan cara mendeteksi suhu tubuh penumpang dan akan memberlakukan pengisian aplikasi SATUSEHAT Health Pass untuk masuk ke pelabuhan itu. ANTARA/Aswaddy Hamid
Menkes Sebut 88 Penderita Mpox di Indonesia Sembuh, Vaksin dan Alat Periksa Sudah Disebar

Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan penderita Mpox atau cacar monyet varian virus clade IIB di Indonesia sudah sembuh 100 persen.


Mpox: Mengisi Aplikasi Satu Sehat hingga Donasi Vaksin

35 hari lalu

Partikel virus mpox (kuning dan merah) ditemukan di dalam sel yang terinfeksi (ungu). (Flickr: NIAID)
Mpox: Mengisi Aplikasi Satu Sehat hingga Donasi Vaksin

Cacar monyet atau MonkeyPox (Mpox) terus menjadi sorotan termasuk Indonesia


5 Fakta Vaksin Mpox di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

35 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
5 Fakta Vaksin Mpox di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

Vaksin Mpox di Indonesia menjadi bagian penting dari strategi untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet di tengah meningkatnya jumlah kasus.


Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

36 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

Sesuai dengan anjuran WHO, vaksin Mpox hanya akan diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi.


Tak Semua Orang, Hanya Kelompok Tertentu yang Diberi Vaksin Mpox

41 hari lalu

Ilustrasi vaksin Mpox. USA TODAY NETWORK via Reuters Co
Tak Semua Orang, Hanya Kelompok Tertentu yang Diberi Vaksin Mpox

Kementerian Kesehatan menyediakan vaksin Mpox 4.450 dosis untuk lebih dari 2.000 target, masing-masing dua dosis. Siapa saja target itu?


BPOM Sebut 7.600 Dosis Vaksin Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia

42 hari lalu

Ilustrasi vaksin Mpox. USA TODAY NETWORK via Reuters Co
BPOM Sebut 7.600 Dosis Vaksin Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia

BPOM menyatakan pemerintah sudah mendatangkan 7.600 dosis vaksin cacar monyet. Vaksin tersebut dikirim dalam tiga tahap.


Orang Dewasa pun Perlu Vaksin, Simak Penjelasan Vaksinolog

44 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Orang Dewasa pun Perlu Vaksin, Simak Penjelasan Vaksinolog

Pakar menjelaskan sebagian vaksin sudah diberikan di usia anak dan seiring waktu antibodinya menurun sehingga perlu penguat saat memasuki usia dewasa.