TEMPO.CO, Jakarta - Bagi anak-anak, tidak ada kata cukup untuk mainan. Namun tahukah Anda, terlalu banyak mainan yang dihadapi anak di satu waktu bermain ternyata tidak baik efeknya.
Studi di Universitas Toledo, Ohio, AS, yang dimuat dalam Jurnal Perilaku dan Pertumbuhan Anak tahun ini, menyebut lebih sedikit mainan yang dihadapi anak di satu waktu, lebih baik.
Baca juga:
Hari Natal, 5 Hidangan Khas dan Unik Ini Tak Pernah Dilewatkan
Hobi Memasak? Waspada Penggunaan Minyak Berlebih Picu Obesitas
Cemas Akibat Popularitas? Ini Solusi yang Dijalani Daisy Ridley
Lalu apakah orang tua tidak boleh memanjakan anak dengan mainan? Tidak juga. Yang perlu Anda lakukan mengatur mainan untuk dimainkan anak.
“Salah satu rekomendasinya, mungkin memberikan opsi mainan yang lebih sedikit untuk satu sesi bermain,” tim peneliti memberi catatan. Jangan mengeluarkan semua jenis mainan. Biarkan anak memilih beberapa yang diinginkan, sisanya simpan di tempat yang tidak terlihat anak agar tidak menggoda anak.
Baca Juga:
Anak-anak belajar dari kebiasaan. Jika setiap kali anak rewel Anda memberikan mereka mainan baru untuk menghibur, tanpa disadari Anda mengajari mereka bahwa cara mendapatkan kesenangan hanyalah dengan mainan baru. Dan Anda juga membuat anak berpikir, tugas orang tua adalah menghibur mereka sepanjang waktu. Padahal, pengalaman merasakan situasi bosan baik untuk anak, agar mereka berpikir kreatif dan mencari cara menghibur diri sendiri. Anak akan “menciptakan” mainan sendiri berdasarkan imajinasi mereka.
Faktanya, permainan terbaik untuk anak tidak selalu hadir dari mainan mahal, tetapi bisa dari permainan tanpa mainan. Ajak dan ajari anak bermain tanpa mainan. Misalnya terbak-tebakan kata atau permainan “pura-pura”, yakni mengajak anak memainkan peran misalnya peran penjaga toko, pelayan restoran, atau tokoh fiktif kesukaan mereka.
Ada beberapa manfaat permainan tanpa mainan. Pertama akan membantu anak mengembangkan imajinasi. Kedua, meningkatkan kemampuan bahasa, dan ketiga, menumbuhkan empati dalam diri karena permainan ini melibatkan interaksi dengan orang lain.
Yang tak kalah penting, adalah manfaat keempat, yaitu jumlah yang terbatas membuat anak lebih menghargai mainan yang mereka punyai. Mainan yang terlalu banyak membuat anak tidak sadar jika ada satu dua jenis mainan hilang atau rusak.
Mereka juga berpikir orang tua akan selalu membelikan mainan sehingga tidak ada keharusan menjaga keawetan sebuah mainan. Sebaliknya ketika hanya ada sedikit mainan, hilang atau rusaknya sebuah mainan akan lebih terasa efeknya, sehingga anak akan lebih berupaya menjaga dan merawat mainan-mainan mereka.