TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat media sosial, Enda Nasution, mengatakan kebutuhan akan tenaga kerja di bidang pengembangan produk digital mulai meninggi sejak 2009. Spesifikasinya juga bermacam-macam. Tidak melulu pengembang berkemampuan tinggi seperti pembuat algoritma atau peranti lunak, tapi juga untuk kebutuhan lain, seperti debugging yang bertugas menguji kinerja produk.
Selain pengembang, bidang yang juga tengah dibutuhkan adalah social media strategist, untuk mengoperasikan akun perusahaan. Pekerjaan ini, selain membutuhkan waktu, ternyata memerlukan cita rasa. "Sebagian perusahaan butuh strategi untuk mengenalkan perusahaannya ke publik, ada juga yang hanya butuh pengisi konten akun media sosialnya," ujar dia Tempo Senin 18 Desember 2017.
Penggagas aplikasi Sebangsa dan Direktur Eksekutif 1.000 Startup ini menuturkan, perkembangan dunia digital yang sangat cepat membuat pekerjaan-pekerjaan ini muncul. Ada yang butuh untuk mengembangkan inovasi di perusahaannya, ada juga yang memerlukan untuk mengerjakan hal yang sudah ada. "Tak cuma perusahaan rintisan, korporasi juga perlu," ujar dia. Baca: Kaleidoskop 2017, ini 5 Kejadian Bunuh Diri Terheboh
Profesi di bidang digital, kata Enda, menawarkan penghasilan yang besar. Bukan hanya itu, pekerjaan ini juga menjanjikan fleksibilitas karena banyak perusahaan yang tidak mengharuskan pekerjanya berada di kantor seharian. "Ciri khasnya, bisa atur waktu sendiri."
Daya tarik lain adalah adanya dampak langsung yang bisa dirasakan orang lain. Enda melihat anak-anak muda saat ini cenderung ingin melakukan sesuatu yang bermakna bagi diri sendiri dan orang lain. "Kerja di gedung tinggi saja tak cukup sekarang," tuturnya.
Enda mengungkapkan, profesi-profesi baru ini tidak akan menghilangkan pekerjaan lama, hanya mengubah fungsinya. Ia memprediksi pekerjaan-pekerjaan yang bersifat perantara akan hilang dan berganti menjadi langsung, kecuali perantara tersebut memiliki nilai tambah. Baca: Aquarius, Zodiak Paling Sering Bercinta pada 2017, ini Urutannya
Misalnya agen perjalanan. Ia menilai, saat ini konsumen bisa langsung membeli tiket pesawat dan hotel tanpa melalui agen. Tapi, bagi sebagian kalangan berpenghasilan tinggi, kehadiran agen perjalanan masih dibutuhkan untuk mengurus keperluan mereka.
Salah satu perusahaan yang memakai jasa tenaga kerja di bidang digital ini adalah PT Telkom Indonesia Tbk. Juru bicara Telkom, Arif Prabowo, mengatakan pemakaian profesional digital sudah dilakukan sejak 2-3 tahun lalu. Salah satunya adalah big data analyst, yang bertugas mengolah data yang ada untuk mengetahui perilaku konsumen. "Misalnya dari produk UseeTV, perlu diketahui penonton menyukai tayangan apa," tuturnya Kamis lalu.
Telkom juga memanfaatkan jasa social media specialist untuk meningkatkan hubungan dengan konsumen. Bagi Telkom, dia mengimbuhkan, kebutuhan akan tenaga-tenaga kerja digital akan semakin besar di waktu mendatang. Baca: Gerakan Celup Jadi Viral, Netizen Protes
Mengenai perekrutan, Arif mengungkapkan, Telkom memiliki dua skema. Skema pertama adalah direkrut untuk menjadi karyawan tetap, dan kedua dikontrak sebagai tenaga kerja profesional selama jangka waktu tertentu. Telkom, kata Arif, sejauh ini belum merasa kesulitan mendapatkan tenaga-tenaga ahli di bidang digital.