Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pijat Badan Atasi Berbagai Penyakit, Seberapa Sering Idealnya?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi pijat. youtube.com
Ilustrasi pijat. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda suka pijat badan? Jika iya, maka bersyukurlah.

Karena, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan beragam manfaat pijat untuk kesehatan, mulai dari mengurangi nyeri otot setelah olahraga hingga stres.

Puluhan penelitian dalam beberapa dekade terakhir mengaitkan pijat dengan manfaat fisik dan psikologis nyata. Sebuah penelitian di Australia menemukan pijatan pada otot selama 10 menit usai olahraga bisa mengurangi rasa sakit hingga 30 persen.

Satu studi terpisah mengenai pijat mengungkap penurunan kadar hormon stres kortisol hingga 31 persen, sementara kadar hormon baik seperti dopamine dan serotonin jadi meningkat sekitar 30 persen.

Baca juga:
10 Hal yang Penting Anda Ketahui Tentang Masker Rambut
3 Gaya Pacaran ala Justin Bieber - Selena Gomez Setelah Balikan
Mengapa Menurunkan Berat Badan Sangat Susah?

Riset mengenai beragam bentuk pijat mandiri juga membuktikan bahwa memijat otot sendiri bisa mengurangi sakit otot dan meredakan gejala sakit, bahkan di antara orang dengan osteoartritis.

Faktanya, peredaan rasa sakit - bersamaan dengan penurunan depresi - adalah salah satu manfaat yang paling sering dikaitkan dengan pijat dalam penelitian, kata Direktur Touch Research Institute di University of Miami, Tiffany Field.

Field mengatakan beberapa penelitiannya menunjukkan pijat dapat memperbaiki fungsi sistem kekebalan pada orang dengan kanker payudara dan leukemia, sekaligus mengurangi rasa sakit fisik dan emosional mereka.

Ia menambahkan beberapa studi fMRI menunjukkan pijatan meningkatkan aliran darah di area otak yang berhubungan dengan suasana hati dan regulasi stres.

"Reseptor tekanan di bawah kulit, ketika dirangsang meningkatkan aktivitas vagal," katanya merujuk pada syaraf vagus, komponen utama dalam sistem syaraf manusia yang berperan dalam fungsi otonomik seperti detak jantung, pernafasan dan pencernaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peningkatan aktivitas dalam syaraf vagus bisa memberikan efek ketenangan, yang menjelaskan penurunan kortisol dan gejala terkait stres lainnya.

Ketika siku atau lututmu terbentur dan sakit, insting pertamamu adalah mengusap tempat yang sakit, kata Field.

"Ini berperan dalam apa yang disebut 'gate theory of pain', yang berteori bahwa otakmu tidak bisa sepenuhnya mencatat stimuli sakit ketika reseptor sentuhan yang lain diaktifkan. Ini jalan lain bagaimana sakit bisa diredakan dengan pijat," ia menjelaskan.

Dalam hal perbaikan fungsi imun, ia menjelaskan, perubahan hormon dan sistem saraf yang terjadi setelah pemijatan bisa melindungi sel-sel pembunuh alami dalam sistem imun, satu jenis sel darah putih yang memerangi virus dan membantu mencegah pertumbuhan tumor.

Namun semua itu masih kontroversial. Beberapa studi hanya menemukan bukti lemah yang menunjukkan pijat bisa mengurangi rasa sakit. Selain itu, ada rintangan besar yang dihadapi Field dan para peneliti lain untuk merancang studi pijat yang meniadakan efek plasebo.

"Masih sulit untuk menentukan seberapa banyak idealnya," kata Field sebagaimana dikutip laman Time.

"Kebanyakan studi meneliti satu pijatan sepekan," ia mengatakan,"Namun belum ada banyak studi komprehensif  yang membandingkan frekuensi pijat yang berbeda."

"Saya selalu bilang bahwa ini mungkin seperti olahraga, lebih banyak lebih baik."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berobat Gratis Cukup Pakai KTP Depok Disebut Cuma Isapan Jempol, Warga Masih Bayar

1 hari lalu

Petugas kesehatan mengambil sampel lendir seorang warga saat tes usap RT PCR COVID-19 massal di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Kamis, 7 Januari 2021. UPTD Puskesmas Pancoran Mas melakukan tes usap PCR kepada warga yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif guna melacak penyebaran COVID-19. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Berobat Gratis Cukup Pakai KTP Depok Disebut Cuma Isapan Jempol, Warga Masih Bayar

Sejumlah orang menguji klaim wakil wali kota Depok yang menyebut per 1 Desember sudah bisa berobat gratis cukup pakai KTP


Terpopuler Bisnis: Menkes Soroti Asimetri Informasi di Industri Kesehatan, Pizza Hut Terdampak Isu Boikot Produk Israel

2 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terpopuler Bisnis: Menkes Soroti Asimetri Informasi di Industri Kesehatan, Pizza Hut Terdampak Isu Boikot Produk Israel

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 8 Desember 2023 antara lain tentang Budi Gunadi menyoroti asimestri informasi di industri kesehatan.


Budi Gunadi Soroti Asimetri Informasi di Industri Kesehatan: Biaya Operasi Usus Buntu Bisa Beda 10 Kali Lipat

3 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis
Budi Gunadi Soroti Asimetri Informasi di Industri Kesehatan: Biaya Operasi Usus Buntu Bisa Beda 10 Kali Lipat

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti asimestri informasi di industri kesehatan saat ini.


Mengapa Makanan Ultra Proses Harus Dihindari?

4 hari lalu

Ilustrasi susu kocok (milkshake) dan burger. Shutterstock
Mengapa Makanan Ultra Proses Harus Dihindari?

Makanan ultra proses mengandung kadar gula yang tinggi, bahan tambahan buatan, karbohidrat olahan, dan lemak trans.


Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara

11 hari lalu

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara

Kabupaten Bandung meraih penghargaan bergengsi tingkat nasional Swasti Saba Wistara dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI).


Alibaba Alihkan Fokus dari Riset Kuantum ke AI Bidang Kesehatan dan Pertanian

12 hari lalu

Alibaba Cloud meluncurkan serangkaian alat kecerdasan buatan (AI) khusus industri pada Konferensi Apsara tahunan di Hangzhou, Tiongkok. (Gizmochina)
Alibaba Alihkan Fokus dari Riset Kuantum ke AI Bidang Kesehatan dan Pertanian

Langkah ini menandakan perubahan signifikan dalam fokus Alibaba terhadap kecerdasan buatan (AI)


RPP Kesehatan Atur Pengendalian Rokok, Juru Bicara Sri Mulyani: Kami Ikut Beri Masukan

12 hari lalu

Juru Bicara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo, saat ditemui di acara Indonesia Digital Summit 2023 di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, pada Selasa, 28 November 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
RPP Kesehatan Atur Pengendalian Rokok, Juru Bicara Sri Mulyani: Kami Ikut Beri Masukan

Jubir Sri Mulyani menyatakan Kemenkeu selama ini aktif memberi masukan dalam penggodokan RPP Kesehatan.


6 Manfaat Daun Kari bagi Kesehatan

12 hari lalu

Ilustrasi daun salam. wikipedia.org
6 Manfaat Daun Kari bagi Kesehatan

Daun kari menawarkan banyak manfaat kesehatan karena senyawa tanaman kuat yang dikandungnya.


Tak Mudah Merawat Orang Sakit, Ini Cerita Jadi "Caregiver" Penyandang Kanker

15 hari lalu

Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS
Tak Mudah Merawat Orang Sakit, Ini Cerita Jadi "Caregiver" Penyandang Kanker

Putri dari Indro Warkop Hada Kusumonegoro membagikan pengalamannya menjadi orang yang merawat anggota keluarga sedang sakit atau "caregiver".


Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

17 hari lalu

Ilustrasi lari/herbalife
Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

Survei membuktikan komunitas pendukung sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan.