Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Migrain Tak Hanya Sakit Kepala Sebelah, Simak Penelitiannya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada rumus diagnostik baru untuk mendeteksi ada tidaknya migrain pada pasien yang mengeluh sakit kepala. Ini tertulis dalam desertasi ahli neurologi Dr. dr. Salim Haris, Sp.S(K), FICA dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Metode yang ia sebut Indeks Vaskular Migrain (IVM) itu rumusnya telah divalidasi dan mendapatkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan jangka waktu perlindungan 50 tahun sejak pertama kali diumumkan pada 1 Januari 2017 menurut siaran pers UI.

Baca juga: 
Mengapa Pekerjaan Bisa Menyebabkan Bunuh Diri? Cek Penjelasannya
Ahok dan Veronica, Ini Kisah Romantisnya dalam Surat dan Bunga
Kerja Malam Picu Risiko 3 Kanker Ini, Cek Penelitiannya

IVM diketahui dengan mengukur nilai rata-rata kecepatan aliran sel darah merah ke otak. Pengukurannya menggunakan ultrasonografi doppler yang ditempelkan di pelipis. Pasien saat proses ini harus menahan napas dan bernapas cepat, masing-masing selama 30 detik.

"Aliran pembuluh darah otak pada penderita migrain terbukti tidak mampu melebar secara maksimal saat menahan napas dan mengecil lebih kuat saat bernapas cepat, sehingga proses menahan napas ini perlu dilakukan," kata Salim, yang mempresentasikan desertasinya pada Jumat 5 Januari 2018 di Gedung IMERI, FKUI Salemba.

Selama ini metode diagnosis migrain yang umum dipakai adalah International Headache Society (IHS) Classification, yang dapat menimbulkan banyak perbedaan persepsi dokter sehingga bisa menimbulkan kesalahan diagnosis (underdiagnosis) paling sedikit 50 persen. Karena kesalahan diagnosis, penanganan migrain menjadi tidak tepat.

Dengan IVM, hasil diagnosis bisa mencapai 94,23 persen, dan jika digabung dengan IHS hasil diagnosis menjadi 98,08 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salim berharap IVM dapat memperbaiki diagnosis pasien migrain sebab, tanpa itu potensi efektivitas pengobatan akan menurun.

Pemeriksaan IVM sangat bermanfaat untuk menjaring orang dengan benar, agar mendapatkan pengobatan yang tepat, karena semakin lama migrain tidak tertangani, semakin berat dan semakin sulit penanganan selanjutnya.

Selama ini masyarakat cenderung menganggap sakit kepala sebelah adalah migrain, padahal migren dapat terjadi di seluruh bagian kepala, bukan hanya di satu bagian saja. Nyeri di kepala juga tidak harus migrain, bisa saja itu indikasi sinusitis, sakit kepala servikogenik, sakit kepala tegang, dan banyak lagi.

Menurut survei The Global Burden of Disease 2010 yang dilakukan World Health Organization (WHO), migrain merupakan penyebab disabilitas ketujuh tertinggi secara global.

Prevalensi migrain di Asia mencapai 22,4 persen berdasarkan penelitian di Hong Kong. Sedangkan, di Indonesia, prevalensi migrain mencapai 22,4 persen berdasarkan studi populasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Kementerian Kesehatan RI.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

2 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

5 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

6 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

6 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

10 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).


3 Manfaat Makan Kulit Semangka untuk Kesehatan

11 hari lalu

Ilustrasi Semangka
3 Manfaat Makan Kulit Semangka untuk Kesehatan

Tak hanya sekadar bisa dimakan, kulit semangka juga memiliki kandungan yang bermanfaat untuk tubuh.


Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

12 hari lalu

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.


IDI Ancam Sanksi Dokter Influencer yang Promosikan Produk

12 hari lalu

Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Wikipedia
IDI Ancam Sanksi Dokter Influencer yang Promosikan Produk

Ikatan Dokter Indonesia mengancam bakal menjatuhkan sanksi kepada dokter influencer yang mempromosikan produk kesehatan dan kecantikan.