Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TBC Menular Melalui Udara, Jangan Lupa Etika Batuk

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Batuk.
Batuk.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang paling banyak menyebabkan kematian dan menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Pada 2016, terdapat 274 kasus kematian per hari yang disebabkan oleh TB. Harus ada upaya serius untuk menekan tingginya kasus TB baru yang mencapai 1.020.000 penderita pada 2016 dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus TB terbesar kedua di dunia.

Baca juga:
Marion Jola Vs Video Mesum, Begini Jurus Sang Ayah Menangkisnya
Meledek Syahrini, Begini Gaya Ridwan Kamil di Instagram

Berdasarkan laporan Global Tuberculosis Report WHO pada 2017, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan penderita TBC terbanyak di dunia, yaitu 1.020.000 jiwa.

Proses penyebaran TBC terjadi melalui udara, saat pasien batuk atau bersin (dan mengeluarkan percikan dahak), kemudian terhirup oleh orang lain. Proses penularan terhadap orang lain sangat ditentukan dari banyaknya kuman yang keluar dari pasien.

Karena itu, sangat penting bagi kita mengetahui etika batuk, sehingga dapat mencegah penularan kepada orang lain, seperti menggunakan masker serta menutup mulut dengan lengan saat batuk dan bersin.

Selain itu, sangat penting memiliki ventilasi yang baik untuk mengurangi kuman yang terbang terbawa oleh udara. Perlu pula diketahui, kuman TBC dapat terbunuh bila terkena sinar matahari langsung.

Melalui kampanye #PeduliKitaPeduliTBC, diharapkan masyarakat Indonesia lebih peduli terhadap pencegahan penyebaran TBC di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Setelah itu, kami harap masyarakat bersedia memeriksakan diri jika ada gejala seperti TBC. Kampanye ini diharapkan dapat mengubah stigma masyarakat akan TBC, tidak lagi menganggap TBC sebagai sesuatu yang menakutkan dan mengerikan, karena TBC bisa diobati dan disembuhkan jika ditangani dengan baik dan tepat," ujar Arifin Panigoro, Ketua FSTPI, dalam siaran persnya. Baca: Pengaruh Riwayat Penyakit Keluarga pada Kesehatan? Ini Risetnya

Sebagai inisitor kampanye #PeduliKitaPeduliTBC, Forum Stop TBC Partnership Indonesia (FSTPI) mengajak berbagai pihak terlibat secara langsung, seperti pihak swasta dan berbagai kalangan, termasuk selebritas dan generasi milenial. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan kampanye TBC ini bisa menyebar dengan luas.

TBC adalah suatu penyakit yang memiliki kekhususan, proses pengobatannya terdiri atas kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah dan dosis dan waktu tertentu, selama 6-9 bulan. Melalui proses pengobatan yang benar sesuai dengan anjuran dokter, pasien TBC dapat disembuhkan.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Ditemukan pertama kali pada 1882, atau 130 tahun lalu oleh Robert Koch. Namun TBC sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia.

TBC merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar di dunia. Pada 2016, jumlah penderita TBC di seluruh dunia sebesar 10,4 juta dan menyebabkan kematian pada 1,7 juta orang. Lebih dari 95 persen kematian pada penderita TB terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Baca: Berguru pada Umi Pipik, Tetap Move On Meski Cobaan Terus Datang

Sebesar 64 persen penderita TBC di dunia terdapat di 7 negara, yang dipimpin oleh India, kemudian diikuti Indonesia, Tiongkok, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan.

Meskipun bakteri TBC memiliki kecenderungan menyerang paru-paru, bakteri ini memiliki kemampuan menyerang berbagai organ tubuh lainnya, seperti selaput otak, usus, tulang, serta kelenjar getah bening di leher dan ketiak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

1 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

3 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

10 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

10 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

13 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

16 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

16 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.