TEMPO.CO, Jakarta - Deteksi kanker paru lewat embusan napas sudah ditemukan beberapa tahun lalu oleh peneliti asal Jerman. Metode ini dilakukan lewat endusan anjing. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam European Respiratory Journal pada 2011 ini menyebutkan, dua ekor anjing gembala Jerman, seekor anjing gembala Australia, dan seekor Labrador yang terlatih dapat mengidentifikasi 71 dari 100 sampel pasien kanker paru.
Ahli bedah paru di Schillerhoehe Hospital di Gerlingen, Jerman, Thorsten Walle mengatakan tingkat kesalahan teknik ini rendah. "Hasilnya bahkan melampaui kombinasi pemindaian CT dan bronkus paru, yang merupakan prosedur invasif," kata Walles, seperti dikutip dari situsWebMD. Baca: Pentingnya Tes Kesehatan sebelum Lomba Lari Marathon, Simak Ahli
Peneliti memperkirakan, tumor menghasilkan bahan kimia yang mudah menguap sehingga bisa dideteksi anjing. Saat uji coba, peneliti meminta responden mengembuskan napasnya ke dalam tabung berisi kapas. Anjing-anjing lalu mengendus tabung itu dan berhasil mendeteksi kanker paru dengan tingkat akurasi 71 persen. "Dalam napas pasien dengan kanker paru, kemungkinan ada bahan kimia yang berbeda dengan sampel napas normal," ujar Walles.
Di Indonesia, penyakit kanker termasuk dalam kelompok tiga besar penyakit yang pengeluarannya besar versi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Pada 2015 dan 2016 penyakit kanker memang selalu di urutan ketiga dalam hal jumlah pengeluaran yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Baca: Waspada Phubbing Ganggu Hubungan Pasangan, Apa itu Phubbing?
Namun Data BPJS Kesehatan sejak Januari-September 2017 menyebutkan pembiayaan untuk mengatasi kanker berada di urutan kedua dengan jumlah 1,315 juta lebih kasus dengan biaya Rp 2,1 triliun. Pada saat yang sama BPJS Kesehatan pun membiayai sebanyak 7,08 juta kasus penyakit jantung dengan biaya Rp 6,5 triliun, dan 1,1 juta kasus gagal ginjal dengan biaya sebesar 1,3 triliun.
WEBMD | BBC | MT