TEMPO.CO, Jakarta - Video viral pengakuan seorang pasien perempuan terkait dengan kasus pelecehan seksual yang menimpanya oleh perawat laki-laki di National Hospital, Surabaya, masih menjadi perhatian masyarakat.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 23 Januari 2018, pukul 11.30-12.00 WIB. Saat kejadian, korban dan perawat laki-laki itu sedang berada di ruang pemulihan setelah korban menjalani operasi serta masih dalam pengaruh obat bius.
Baca juga:
Viral, Dugaan Pelecehan Seksual Petugas ke Pasien di Rumah Sakit
Sahabat Tapi Sering Bertengkar? Ini Dia 5 Alasannya
Apakah Anda Menderita Aritmia? Begini Cara mendeteksinya
Dalam video tersebut, dengan terisak, pasien perempuan itu menyuruh si perawat laki-laki mengakui perbuatannya. Korban diberitakan mengalami stres berat akibat tindakan pelecehan tersebut.
Kepada Tempo, psikolog klinis, Dra A. Kasandra Putranto, Psi, menanggapi kasus pelecehan seksual yang merebak dan dampaknya bagi korban. “Pelecehan seksual biasa meninggalkan trauma yang tidak kecil. Kepentingan korban harus didahulukan,” katanya lewat pesan tertulis, Jumat pagi, 26 Januari 2018.
Keluarga dan orang terdekat korban berperan penting dalam masa pemulihan pasca-kejadian pelecehan tersebut. “Sedapat mungkin korban segera mendapatkan pendampingan (dari lingkup terdekatnya) dan diserahkan kepada yang ahli untuk menghindari trauma yang berkepanjangan,” ujar Kasandra.
Namun, bagaimana pihak keluarga itu sendiri menanggapi peristiwa pelecehan seksual yang terjadi pada anggota keluarganya?
Menurut Kasandra, kasus pelecehan seksual pasti memicu emosi dari pihak keluarga korban. Namun ternyata efek emosi yang terjadi pada keluarga korban bisa menambahkan rasa trauma lain bagi korban.
“Pihak keluarga kemungkinan akan emosi, kemudian panik. Padahal hal ini bisa menyebabkan secondary trauma bagi korban.”
Kasandra menuturkan langkah awal yang harus menjadi fokus pihak keluarga adalah kondisi korban. Pihak keluarga harus bisa bereaksi atau menanggapi dengan bijak dan mementingkan kebutuhan korban.
“Karena bisa menimbulkan trauma yang lain, pihak keluarga tentu harus bisa menanggapi peristiwa tersebut dengan bijak. Dahulukan kepentingan korban pelecehan seksual dan dampingi serta serahkan kepada ahli untuk perawatan lebih lanjut,” kata Kasandra.