INFO GAYA – Banyak informasi yang salah tentang MSG beredar di tengah-tengah masyarakat, mulai dari MSG yang bisa mengakibatkan kebodohan, hipertensi, hingga penyakit jantung. Lalu bagaimana fakta sebenarnya tentang MSG?. Berdasarkan penelitian di Eropa, Amerika Serikat dan Asia jelas membuktikan bahwa MSG yang digunakan dalam produk pangan atau sebagai bumbu, aman untuk dikonsumsi manusia segala umur.
Pakar gizi dan pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Hardinsyah mengatakan, berdasarkan hasil riset terhadap keamanan dan efikasinya, MSG dinyatakan aman. “Berbagai studi ilmiah sehubungan dengan glutamat sebagai ingredient pangan dan penelitian, serta review yang dilakukan oleh para pakar dan pembuat peraturan di seluruh dunia, serta memperhatikan sejarah penggunaan yang cukup lama, jelas memperlihatkan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi,” ujarnya saat memberikan ceramah dalam acara Media Gathering Ajinomoto, di Jakarta, Selasa, 23 Januari 2018.
Baca juga:
Dalam kegiatan yang bertema ‘Inovasi MSG untuk peningkatan gizi di Indonesia’ tersebut, Hardiansyah juga menceritakan bahwa di Amerika, MSG merupakan ingredient pangan yang aman dan umum, seperti halnya garam, baking powder dan lada.
“Menurut FDA, MSG termasuk dalam daftar GRAS (generally recognized as safe). Demikian juga halnya di Eropa, Jepang dan negara Asia lainnya, Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Australia dan New Zealand, MSG merupakan ingredient pangan yang aman,” katanya.
Hardiansyah mengatakan, jika ada pertanyaan, mana yang lebih berbahaya garam atau MSG?. Untuk menjawab pertanyaan ini, kenali dulu kadar natrium di garam dan di MSG. “Kandungan natrium pada garam bisa mencapai 36 persen, sedangkan natrium di MSG hanya 12 persen. Konsumsi yang tinggi akan natrium bisa menyebabkan hipertensi. Jelas, bahwa garam lebih membahayakan ketimbang MSG,” ucapnya.
Baca juga:
Public Relation Departemen Manager PT Ajinomoto Indonesia, Muhammad Fachrurozy mengatakan, Ajinomoto sebagai pionir dalam memproduksi bumbu umami atau rasa gurih dengan merek AJI-NO-MOTO®, sudah beroperasi sejak 1909 di Jepang dan di Indonesia sendiri sejak 1969 atau hampir 50 tahun.
“Pesan perusahaan kami adalah “Eat Well, Live Well”, kami berupaya memberikan produk-produk berkualitas yang memberikan kelezatan rasa umami dalam masakan sehingga menghadirkan kegembiraan (joyful eating) dan memberi kehidupan yang baik,” ujarnya.
MSG atau mecin atau micin, kata Fachrurozy, sudah sejak lama menjadi isu hangat di masyarakat. Sejak 1969, terjadi sindrom restoran Cina, setahun kemudian ada isu MSG merusak otak hingga merembet ke kebodohan, asma, alergi bahkan kanker. Adanya isu-isu tersebut menjadikan MSG sebagai bahan tambahan pangan (BTP) yang paling banyak diteliti.
“Dan hasilnya tetap sama, dari dulu sampai sekarang, bahwa MSG Aman sebagai bahan tambahan pangan penguat rasa (flavor enhancer). US-FDA mengkategorikan MSG sebagai GRAS (generally recognized as safe). Di Indonesia mengacu pada PERMENKES no. 33 tahun 2012.”
Fachrurozy menambahkan, sudah banyak upaya yang telah Ajinomoto lakukan untuk memberikan fakta terkini seputar MSG, diantaranya melalui seminar ke KOL (Key Opinion Leader), untuk dokter, ahli gizi, bidan, guru, dan lain-lain. “Bahkan kami pun aktif mengedukasi Konsumen melalui 2 program kami yaitu Dapur Umami di kantor Ajinomoto Sunter dan kunjungan pabrik di Karawang dan Mojokerto.”
“Harapannya dengan edukasi yang konsisten ini, masyarakat bisa menilai sendiri fakta yang ada dan tidak terpengaruh isu-isu yang minim bukti,” kata Fachrurozy. (*)