Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Faktor Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Obesitas

image-gnews
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara saat ini masih menjadi salah satu faktor kematian tertinggi yang dialami wanita. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) risiko penderita kanker payudara akan meningkat hingga 7 kali pada tahun 2030. Di Indonesia khususnya, pemahaman masyarakat umum mengenai kanker payudara masih sangat rendah.

Hal ini dipaparkan Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkolgi, M. Yadi Permana. "Faktanya, 70 persen pasien kanker payudara yang datang untuk berobat sudah berada pada stadium lanjut," katanya pada acara Serba Serbi Kanker Payudara di Jakarta Selatan pada Senin, 29 Januari 2018. Baca: Mengapa Masih Ada Kematian Balita karena Campak?

Ada beberapa faktor risiko kanker payudara yang dijelaskan Yadi dan harus menjadi perhatian masyarakat. Faktor risiko adalah apa yang membuat seseorang lebih mungkin akan mendapatkan penyakit tertentu.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara meliputi:

1. Riwayat keluarga dari garis ibu menderita kanker payudara
Jika Anda memiliki seorang ibu dengan riwayat penyakit kanker payudara, risiko Anda terkena kanker payudara akan lebih besar. Namun, tidak semua orang yang didiagnosis dengan kanker payudara tidak memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga.

2. Mewarisi gen yang meningkatkan risiko kanker
Mutasi gen tertentu yang meningkatkan risiko kanker payudara dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Mutasi gen yang paling umum disebut sebagai BRCA1 dan BRCA2. Gen ini dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker lainnya. Umur 50 tahun ke atas adalah umur yang memiliki kemungkinan dapat terkena kanker payudara sebesar 50 persen. Baca: 70 Persen Pengacara Indonesia Hidup Pas-Pasan, Apa Masalahnya?

3. Riwayat radiasi untuk pengobatan di daerah dada
Yang dimaksud paparan radiasi disini bukanlah CT Scan, Rontgen atau USG. Tapi, jika saat kecil atau remaja Anda pernah menerima perawatan radiasi (radioterapi) di daerah dada, Anda lebih mungkin berisiko terkena kanker payudara di kemudian hari.

Sorang pasien diperiksa payudarahnya menggynakan alat ultrasound saat pemeriksaan kanker di Paoli-Calmette institute, 9 Oktober 2017. Mammogram dianjurkan untuk wanita muda yang memiliki gejala kanker payudara. AFP PHOTO / ANNE-CHRISTINE POUJOULAT

4. Riwayat penyakit kanker sebelumnya
Bagi Anda yang pernah mengidap penyakit kanker dan mendapatkan perawatan, baik itu kanker payudara atau jenis lain, memiliki risiko terkena penyakit kanker payudara. Dan faktor risiko ini adalah faktor risiko yang tidak bisa dirubah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

5. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko kanker payudara karena jaringan lemak memproduksi hormon estrogen. Memiliki kadar lemak yang tinggi akan memicu risiko yang dapat membantu pertumbuhan kanker.

6. Usia menstruasi pertama kali sangat muda
Jika waktu pertama kali menstruasi masih di bawah umur 10 tahun, hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Baca: Hotman Paris Ingin Beri 100 Unit Properti ke Setiap Anaknya

7. Mulai menopause pada usia yang lebih tua
Jika Anda menopause setelah usia 55 tahun, Anda lebih mungkin untuk mengembangkan kanker payudara.

8. Memiliki anak pertama pada usia yang lebih tua
Wanita yang melahirkan anak pertama mereka setelah usia 35 tahun, kemungkinan memiliki risiko kanker payudara akan meningkat.

9. Menggunakan terapi hormonal setelah menopause
Wanita yang mengkonsumsi obat terapi hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron untuk mengobati tanda-tanda dan gejala menopause (seperti untuk menghindari osteoporosis) memiliki peningkatan pada risiko kanker payudara. Baca: Sejak Usia 6 Tahun Boy William Ingin Jadi Pilot, tapi...

10. Menggunakan alat kontrasepsi hormonal
Mengkonsumsi alat kontrasepsi hormonal, seperti pil, suntik atau implan secara rutin selama lebih dari 8 tahun akan meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Yadi melanjutkan, tidak ada pencegahan khusus yang bisa dilakukan pada kanker payudara, “Misalnya, tindak pencegahan melalui vaksin seperti pada kanker serviks, tidak ada. Yang bisa dilakukan adalah ubah pola hidup yang termasuk faktor risiko kanker payudara yang dapat diubah. Seperti hindari penggunaan kontrasepsi hormonal, obesitas, atau konsumsi alkohol,” kata Yadi.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Langkah Promotif Preventif Diperkuat, DJS Kesehatan Terpantau Sehat

20 jam lalu

Langkah Promotif Preventif Diperkuat, DJS Kesehatan Terpantau Sehat

Upaya promotif preventif terus digalakkan BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) demi mengendalikan angka penderita penyakit kronis.


Dokter Spesialis Penyakit Diharapkan Jadi Garda Terdepan Tangani Pasien dengan Kanker

1 hari lalu

Konferensi Pers The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) pada Sabtu 23 September 2023 di Jakarta/Tempo- Mitra Tarigan
Dokter Spesialis Penyakit Diharapkan Jadi Garda Terdepan Tangani Pasien dengan Kanker

Dokter spesialis penyakit dalam alias internis diharapkan menjadi garda terdepan dalam penanganan kanker mulai dari deteksi dini.


Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

2 hari lalu

Dampak polusi udara bukan hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak/Foto: Doc. Istimewa
Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

Pakar mengatakan polusi udara dapat menyebabkan kanker. Menurutnya, 90 persen penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, juga polusi udara.


Deretan Masalah Kesehatan akibat Minum Susu Berlebihan

3 hari lalu

Ilustrasi susu segar (Pixabay.com)
Deretan Masalah Kesehatan akibat Minum Susu Berlebihan

Meski bergizi, minum susu berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.


Apa Itu Gangguan Makan ARFID?

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga makan bersama di meja makan. Foto: Freepik.com
Apa Itu Gangguan Makan ARFID?

ARFID adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan karena gangguan makan.


EEA Kembali Ingatkan Ancaman Serius BPA Bagi Kesehatan

4 hari lalu

EEA Kembali Ingatkan Ancaman Serius BPA Bagi Kesehatan

EEA mengeluarkan peringatan dalam laporan mereka, bahwa tingkat BPA yang ditemukan saat ini sudah 'jauh di atas batas aman' bagi kesehatan.


Usia yang Dianjurkan Dokter untuk Periksa Kanker Prostat

4 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Usia yang Dianjurkan Dokter untuk Periksa Kanker Prostat

Pakar menyarankan laki-laki menjalani pemeriksaan kanker prostat saat berusia 50 tahun atau lebih dini bila memiliki riwayat keluarga serupa.


Mengapa Sering Mengeluh Dapat Membahayakan Kesehatan?

5 hari lalu

Ilustrasi pria di tempat kerja. lovebscott.com
Mengapa Sering Mengeluh Dapat Membahayakan Kesehatan?

Meskipun dapat menurunkan suasana hati dan kebahagiaan, mengeluh juga dapat berdampak besar pada fungsi otak dan tubuh.


Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

5 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

Kanker ginjal paling sering terjadi pada orang berusia antara 65 dan 74 tahun. Pria diklaim berisiko dua kali lipat dibandingkan wanita.


Mengenal Jenis dan Stadium Kanker Ginjal seperti yang Dialami Vidi Aldiano

5 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Mengenal Jenis dan Stadium Kanker Ginjal seperti yang Dialami Vidi Aldiano

Vidi Aldiano, penyanyi berusia 33 tahun sudah berjuang melawan kanker ginjal sejak 2019. Ini penjelasan jenis dan stadium kanker ginjal.