Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Kanker Sedunia: Simak Perjuangan Penyintas dengan 2 Kanker

image-gnews
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Melawan kanker sebanyak dua kali? Tak ada yang bisa yang membayangkannya. Tapi bagi Megawati Tanto, wanita berusia 72, ini kondisi tersebut harus dialaminya. 

Megawati Tanto, mungkin merupakan salah satu wanita dari sekian banyak pejuang hidup yang berjuang melawan kanker yang menimpanya. Menyebut dirinya sebagai survivor atau penyintas, Mega tidak mengenal kata lelah dalam perjuangannya menghadapi kanker sebanyak dua kali.  Baca: Kolorektal, Kanker Kedua yang Mengancam Pria, Kenali 4 Tandanya

Kisahnya berawal pada 2007. Tahun tersebut mungkin menjadi tahun berat yang harus Mega jalani, terutama saat dokter menyatakan bahwa ada kanker yang menyerang kolon atau usus besarnya. Awalnya ada darah segar yang keluar saat buang air kecil, ia pun memeriksakan diri ke dokter, “Saya mengalami pendarahan, hanya sekali. Yang keluar itu darah segar ketika mau pipis. Tidak ada tanda sakit, nyeri atau semua tanda kanker kolon seperti BAB yang tidak teratur. Itu tidak saya rasakan,” ceritanya kepada TEMPO.CO melalui telepon, 2 Februari 2018 lalu.

Setelah melakukan kolonoskopi, yaitu peneropongan pada usus besarnya, atas anjuran adiknya, akhirnya diketahui bahwa terdapat polip pada usus besarnya yang telah berubah ganas menjadi kanker stadium tiga.

Tindak operasi pun segera dilakukan, kemudian lanjut dengan kemoterapi sebanyak enam kali. Lanjut lagi dengan terapi lanjutan, yang sebenarnya adalah perawatan untuk kanker stadium empat. Karena itu pula, berbeda dengan pasien pada umumnya yang melakukan pengobatan kemoterapi dua kali dalam enam minggu, Mega mendapatkan pengobatan sebanyak tiga kali dalam enam minggu.

Ini juga dilakukan karena penyakit ITP(Idiophatic Thrombocytopenic Purpura) yang pernah dideritanya saat muda. ITP merupakan sebuah kondisi dimana jumlah sel darah merah seseorang berkurang. Baca: Apa Menu Sarapan Favorit Orang Indonesia?

“Saat saya kemoterapi, ITP itu kembali lagi, ‘kan. Karena pada waktu itu trombosit drop terus, jadi kalau mau kemo saya harus opname dulu 3-5 hari,” ungkap Mega. Seakan belum cukup, Mega harus mengkonsumsi steroid untuk masalah ITP-nya tersebut. Namun ternyata steroid tidak baik untuk kondisi kankernya. Sedangkan, ia tidak bisa kemoterapi jika tidak mengkonsumsi steroid terkait masalah ITP-nya,  “Itu saya kayak maju, salah mundur salah,” kenang Mega saat menceritakan perjuangan dalam proses perawatannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian pada 2010, saat kontrol kondisi kanker colon yang sudah dinyatakan sembuh, ternyata Mega juga kemudian terdiagnosis kanker paru.  “Saat kontrol kanker kolon yang sudah dinyatakan sembuh itu, saya minta PET Scan. Ternyata ada kanker paru, ” lanjut Mega.

Mega kembali harus menjalani operasi dan rangkaian kemoterapi serta terapi lanjutan lainnya. Ia bahkan mengalami patah pada tulang iganya yang menyebabkan dirinya hanya bisa berbaring lurus di tempat tidur selama dua bulan.

Walaupun kaget dan sedih, namun Mega tidak terus menyalahkan keadaan atas ujian hidup yang diterimanya itu. Ia menyadari bahwa yang dialaminya saat itu salah satunya adalah akibat perilaku hidup yang dilakukannya dari muda. Mega rupanya tidak pernah mengkonsumsi sayur dan buah."Saya lebih suka kue atau cemilan, dan itu rutin sejak muda," katanya.

Jiwa semangat Mega yang menjadi dasar kekuatannya melawan kanker. Semangat itu pula yang disalurkannya untuk membantu sesama survivor atau penyintas kanker lainnya sebagai relawan. Mega bergabung dengan Cancer Information & Support Center(CISC). Kegiatannya, antara lain menemani para survivor saat menjalani kemoterapi atau mengunjungi langsung beberapa pasien lainnya. Baca: Kedondong Cocok untuk Diet? Bagaimana Memilihnya?

“Mereka ada yang marah, ada yang takut, ada yang merasa kesepian. Biasanya orang melewati proses ini pasti marah, baik dengan keadaan atau Tuhan, kemudian denial, baru mereka bisa menerima," katanya. Mega mengaku mendapat kepuasan saat menjadi relawan. "Itulah, Tuhan kasih saya sakit, tapi Tuhan kasih saya obat. Dan Tuhan kasih saya keluarga ini,” ungkap Mega mengenai keputusannya menjadi relawan kanker.

Mega melanjutkan, bahwa dukungan keluarga merupakan hal yang tak kalah krusial setelah semangat dari diri sendiri. Banyak pasien kanker yang makin merasa terpuruk karena tidak adanya dukungan dari lingkungan terdekat, baik keluarga atau orang terkasihnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

1 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.