Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Kanker Sedunia: Mengenal 9 Jenis Terapi Kanker, Cek Efeknya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta –  Penyakit kanker hingga saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total atau 100 persen. Tapi, ada banyak jenis terapi kanker untuk mengatasi sel kanker yang terus berkembang dalam tubuh. Paling tidak ada 9 jenis terapi kanker yang perlu diktehaui terkait penanganan kanker.


1. Kemoterapi
Terapi ini bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker dalam tubuh. Tujuannya adalah menyembuhkan, memperkecil kemungkinan kambuh, memperlambat atau menghentikan pertumbuhkan sel kanker, dan meringankan rasa sakit karena kanker. Akan tetapi, kemoterapi juga membunuh sel-sel sehat yang sedang berkembang sehingga dapat menyebabkan efek samping, seperti rambut rontok dan mual. Ada sekitar 100 tipe obat kemoterapi dan dokter akan menyesuaikan obat dengan kebutuhan pasien.

Baca juga:
Terungkap, ini Hadiah dari Melania Trump untuk Michelle Obama


2. External Beam Radiation Therapy (EBT)
Jenis terapi ini mengobati kanker dengan menggunakan partikel berenergi tinggi, yaitu proton dan gelombang (X-rays). Sinar dari mesin bernama linear accelerator (Linac) ditargetkan pada tumor dalam tubuh. Berbeda dari kemoterapi, penggunaan sinar pada terapi ini hanya akan menargetkan area tertentu. Terapi ini tidak akan menimbulkan rasa sakit pada pasien. Hanya saja, pasien kadang akan mencium bau yang berasal dari bau ozon yang di produksi mesin dan melihat cahaya berwarna selama proses terapi.


3. Internal Radiation Therapy (Brachyteraphy)
Brachyteraphy dilakukan dengan cara menanamkan implan di dalam tubuh pasien, di area sekitar tumor, atau dalam tumor. Implan tersebut mengandung material radioaktif yang akan membunuh sel kanker dalam tubuh. Efek samping yang dapat terjadi adalah merasa mual, lemas, dan sakit perut. Akan tetapi, efek samping itu tidak akan bertahan lama. Saat seseorang menggunakan terapi ini, disarankan untuk menjauh dari orang sekitarnya agar tidak terkena dampak radiasi.


4. Operasi
Operasi biasanya dilakukan untuk mengangkat tumor pada area tertentu. Akan tetapi, operasi pada umumnya tidak dapat menyembuhkan kanker yang sudah menyebar atau kanker darah. Terdapat beberapa teknik operasi untuk kanker, yaitu pembukaan dengan pisau bedah, cryosurgery (operasi menggunakan nitrogen), laser, hyperthermia, dan photodynamic therapy. Dengan operasi, pasien berisiko mengalami rasa sakit dan infeksi yang dapat terjadi jika luka bekas operasi tidak dirawat dengan baik.


5. Transplantasi Sel Punca 
Terapi sel punca (stem cell) berguna untuk memperbarui sel punca pembentuk darah yang dihancurkan oleh terapi pengobatan sebelumnya, seperti kemoterapi. Sel punca pembentuk darah tersebut bekerja untuk memproduksi sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit darah. Jenis terapi ini tidak secara langsung menyerang kanker karena hanya berfungsi untuk memperbaiki sel punca yang telah rusak. Akan tetapi, pada beberapa jenis kanker, terapi ini memiliki kemungkinan menyerang kanker secara langsung. Terdapat tiga jenis transplantasi sel punca. Yaitu Autologus (sel punca berasal dari tubuh pasien sendiri, Allogeneic (sel punca berasal dari orang lain), dan Syngeneic (sel punca dari kembar identik jika pasien memiliki saudara kembar). BacaKedondong Cocok untuk Diet? Bagaimana Memilihnya?


6. Precision Medicine
Precision medicine akan menggunakan informasi mengenai perubahan genetik dalam tumor untuk menentukan pengobatan yang paling tepat bagi kanker pasien. Pengecekan perubahan genetik akan dilakukan lewat biopsi. Kemudian, obat yang sesuai dengan kondisi pasien akan diberikan dengan terapi bertarget. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemberian terapi atau obat yang tidak sesuai untuk pasien. Hanya saja, cara ini belum bisa diterapkan pada seluruh pasien kanker. Sebab, perubahan genetik dalam tumor tiap pasien harus disesuaikan terlebih dahulu dengan obat yang tersedia.


7. Terapi Bertarget 
Targeted therapy atau terapi bertarget hanya akan menargetkan sel-sel kanker tanpa mengganggu sel sehat dalam tubuh. Cara ini berfungsi membantu sistem imun melawan sel kanker, menghentikan pertumbuhan sel kanker, menghentikan sinyal yang membantu pertumbuhan pembuluh darah, dan mengurangi hormon yang membantu pertumbuhan kanker. Akan tetapi, terapi ini hanya bisa dilakukan bersamaan dengan kemoterapi dan radiasi.

8. Terapi Hormon
Terapi hormon dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan sel kanker yang memanfaatkan hormon untuk tumbuh, seperti kanker kolon dan kanker payudara. Selain itu, terapi hormon juga berguna untuk meringankan atau mencegah gejala kanker kolon pada penderita yang tidak bisa dioperasi atau melakukan terapi radiasi. Terapi ini memiliki beberapa efek samping berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, pasien dapat merasakan panas pada tubuh, kehilangan gairah seks, tulang melemah, diare, mual, dada membesar, dan rasa lelah. Pada perempuan, pasien bisa merasakan panas pada tubuh, alat vital mengering, perubahan siklus menstruasi, kehilangan gairah seks, perubahan mood, dan kelelahan. Baca: Kolorektal, Kanker Kedua yang Mengancam Pria, Kenali 4 Tandanya


9. Immunotherapy
Immunotherapy membantu sistem imun pada tubuh untuk melawan sel kanker dengan cara meningkatkan sistem imun atau menandakan kanker sel agar mudah dikenali oleh sistem imun. Immunotherapy dapat diberikan lewat obat minum, IV, krim, atau kateter. Pasien yang melakukan immunotherapy berpotensi mengalami efek samping, seperti rasa sakit dan gatal pada bekas suntikan, demam, sakit kepala, tekanan darah rendah atau tinggi, diare, dan sebagainya. Selain itu, ada jenis immunotherapy yang melibatkan terapi gen di dalamnya, yaitu Adoptive Cell Transfer (ACT). Sel imun dalam tubuh akan diambil dari darah. Setelah itu, sel imun akan ditambahkan gen untuk mengubah sel menjadi lebih kuat untuk melawan sel kanker. Kemudian, sel yang sudah ditambahkan gen akan diletakkan kembali dalam tubuh.


AMERICAN CANCER SOCIETY | NATIONAL CANCER INSTITUTE | WEB MD | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sayuran Ini Layak Dimakan Setiap Hari karena Manfaat Supernya

31 menit lalu

Ilustrasi sop kembang kol. shutterstock.com
Sayuran Ini Layak Dimakan Setiap Hari karena Manfaat Supernya

Buat yang mau memperbanyak makan sayuran, kembang kol bisa jadi pilihan karena kaya nutrisi bermanfaat seperti serat, vitamin C, vitamin K, dan kolin.


Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

2 hari lalu

Pangeran William dan Kate Middleton terlihat bersama pada Senin, 11 Maret 2024 usai operasi perut yang dilakukan Putri Wales , Januari lalu. Foto: Bruce Bennet via Daily Mail.
Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

Kanker jadi penyebab kematian paling tinggi di dunia setelah jantung dan stroke, dua orang dekat Pangeran William terkena penyakit itu.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

2 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.


Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

2 hari lalu

Jenis kanker yang diidap Raja Charles belum diungkap. Sel kanker itu ditemukan saat Raja menjalani pengobatan pembesaran prostat baru-baru ini. Namun, menurut kabar, kanker yang diderita Raja Charles bukan kanker prostat. REUTERS/Toby Melville
Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

Istana Buckingham mengkonfirmasi Raja Charles III bersama Camila akan menghadiri acara paskah pada 31 Maret 2024.


5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

2 hari lalu

Kylie Minogue. AP/Shizuo Kambayashi
5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

Kate Middleton menambah jumlah pesohor yang mengalami kanker.


Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

2 hari lalu

Pangeran William menemani Putri Charlotte, dan Pangeran Louis menghadiri acara penyambutan bagi murid baru di Lambrook School, Berkshire, Inggris, 7 September 2022. Keluarga tersebut telah pindah ke Adelaide Cottage di Windsor Home Park, yang terletak di sebelah timur Kastil Windsor dan di wilayah Berkshire di Inggris. Jonathan Brady/Pool via REUTERS
Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

Pangeran William mengkhawatirkan kondisi ayah, istri dan anak-anaknya, namun dia diprediksi sangat tabah.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

3 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

3 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

Dengan kenaikan kasus kanker kolorektal pada orang muda, mereka yang berusia di bawah 45 tahun pun disarankan melakukan kolonoskopi.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

4 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

4 hari lalu

Joko Widodo atau Jokowi berfoto bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo, di Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012. Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal di Solo pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 16.45 WIB. Dok TEMPO/Dhemas Reviyanto
4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

Tepat 4 tahun lalu, ibu Jokowi meninggal dunia di usia yang ke-77 karena penyakit kanker