TEMPO.CO, Jakarta - LEGO merupakan sebuah mainan yang dapat menjadi stimulus baik bagi perkembangan kecerdasan anak. Menurut psikolog Ratih Ibrahim, LEGO tidak akan menyebabkan perilaku adiktif atau candu. Sebab, perilaku kecanduan hanya dapat terjadi pada gawai.
Menurut Ratih, kecerdasan tidak hanya sekedar pintar atau rajin, tetapi juga kreativitas. “Setiap anak dibekali dengan berbagai kecerdasan yang lengkap dan perlu dikembangkan melalui stimulasi yang tepat dengan usia perkembangannya,” ujar Ratih dalam konferensi pers ““Bricklive – Petualang Interaktif LEGO akan Diadakan Pertama Kalinya di Jakarta” pada Kamis, 8 Februari 2018, di Pantai Indah Kapuk Avenue, Jakarta.
Baca Juga:
Pada kesempatan itu, Ratih menyampaikan bahwa bermain LEGO adalah sebuah proses simulasi aktif. Tidak ada orang yang memiliki adiksi terhadap LEGO atau benda statis lainnya. Hal yang mungkin terjadi adalah gemar bermain LEGO. Mengapa begitu? Baca: Ahok Gugat Cerai Veronica Tan, Simak 5 Hal Picu Perceraian
Ratih menjelaskan, teknologi sekarang telah berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, layar gawai dapat terlihat statis agar lebih ramah untuk pengguna. Padahal, segala sesuatu yang menggunakan energi listrik dan paparan sinar layar memiliki denyutan. Denyutan tersebut adalah bagian dari stimulasi. “Stimulusnya (denyutan) ditangkap mata. Dari mata, akan dikirim ke syaraf. Sensasi dari aktivitas tersebut akan dihafal oleh otak dan memicu adiksi, “ ujar Ratih.
Hal itulah yang tidak akan terjadi pada saat anak bermain dengan benda statis. Saat bermain dengan benda statis, anak tidak akan mengalami adiksi karena tidak ada denyutan dari energi listrik atau paparan sinar layar yang dapat memengaruhi otak dan memicu adiksi. “Permainan sejenis LEGO, membaca buku, menggambar, membuat kue, dan aktivitas bersifat statis lainnya tidak akan menimbulkan adiksi. Lain dengan gawai yang bisa menimbulkan adiksi,” ujar Ratih.
Ratih menekankan, orang tua perlu meminimalisir penggunaan gawai pada anak. Sebab, jika anak sudah mengalami kecanduan, anak akan susah untuk diobati meski dengan terapi sekali pun. Baca: Kylie Jenner Tidak Menikah, Ini 10 Hal Orang Enggan Berkomitmen
Menurut Ratih, ciri anak yang sudah adiktif dengan gawai adalah tidak bisa lepas dari gawai, dia merasa tidak bahagia ketika tidak ada gawai, dan banyak hal terbengkalai, seperti tidak mau bersosialisasi, susah tidur, tidak mau makan, dan sebagainya. Sementara itu, jika seseorang hanya merasa aneh saat tidak membawa gawai, itu bukan ciri-ciri kecanduan.
MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA