Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Narkoba Kembali Menjerat Artis, Ini 3 Jenis yang Sering Dipakai

image-gnews
Ilustrasi Pengguna Narkoba.
Ilustrasi Pengguna Narkoba.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Narkoba kembali menjerat artis. Kali ini Dhawiya Zaida anak dari penyanyi lawas Elvy Sukaesih, bersama kakak dan juga tunangannya.

Sebelumnya, sederet nama artis juga ditangkap gara-gara narkoba ini. Ada Tora Sudiro, Tio Pakusadewo kemudian artis Jennifer Dunn, Fachri Albar, juga yang sedang heboh Roro Fitria .

Berikut ini jenis narkoba yang sering digunakan para sosialita yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.


Ekstasi
Ekstasi pada awalnya dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck pada tahun 1912. Dalam bentuk aslinya, ia dikenal sebagai "MDMA". Digunakan pada 1953 oleh Angkatan Darat AS dalam tes perang psikologis, kemudian pada 1970-an MDMA mulai digunakan sebagai obat di berbagai pesta. Baca juga: Peruntungan Cinta Menurut Shio di Tahun Anjing Tanah

MDMA sendiri bisa menimbulkan efek berbahaya. Apa yang disebut Ekstasi hari ini, misalnya  bisa mengandung campuran zat yang beragam -  dari LSD, kokain, heroin, amfetamin dan metamfetamin, hingga racun tikus, kafein, zat penyembuh anjing, dan lain-lain.

Ekstasi paling sering berbentuk pil tapi bisa juga disuntikkan. Ekstasi bentuk cair sebenarnya GHB, yaitu obat depresan sistem saraf, zat yang juga dapat ditemukan di pembersih saluran pembuangan, pembersih lantai dan pelarut lemak.


Marijuana
Marijuana adalah salah satu obat yang paling sering disalahgunakan di dunia. Ada kesenjangan yang terus tumbuh antara sains terbaru tentang ganja dan mitos yang mengelilinginya. Beberapa orang berpikir bahwa karena legal di beberapa tempat, marijuana aman. Tapi tubuh Anda tidak tahu masalah obat legal dari obat terlarang. Tubuh Anda hanya tahu efek obat yang diciptakan begitu Anda telah memakainya.

Marijuana berasal dari tanaman rami India, dan bagian dari tanaman marijuana yang dapat dijadikan obat ditemukan terutama pada bunga (biasa disebut "tunas") dan jauh lebih sedikit pada biji, daun, dan batang tanaman.

Ada lebih dari 400 bahan kimia dalam marijuana. Bahan kimia yang menyebabkan keracunan atau perasaan "tinggi" pada pengguna disebut THC (singkatan dari tetrahydrocannabinol). THC menciptakan efek mengubah pikiran yang mengklasifikasikan marijuana sebagai "obat". Setiap zat yang memabukkan menyebabkan perubahan pada tubuh dan pikiran. Hal ini bisa membuat kecanduan atau ketergantungan, menyebabkan seseorang ingin mengambil obat itu meski membahayakannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan untuk penggunaan marijuana secara medis, mengandung zat kimia lain yang disebut CBD (singkatan dari cannibidiol). Ini adalah zat yang paling sering dikaitkan hubungannya dengan manfaat medis. Tidak seperti THC, CBD tidak menyebabkan rasa ‘mabuk’ yang tinggi. Manfaat medisnya masih terus dipelajari, begitu juga metode untuk membiakkan tanaman marijuana dengan CBD tinggi dan THC rendah untuk keperluan medis. Baca: Imlek 2018 : Intip 8 Hal Tabu yang Tak Boleh Dilakukan

Konsekuensi mental penggunaan marijuana sama parahnya. Perokok marijuana memiliki ingatan dan kemampuan mental yang kurang baik daripada non-pengguna. Studi terbaru tentang orang dewasa muda yang merokok marijuana, menemukan kelainan pada otak yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan pengambilan keputusan.


Metamfetamin
Metamfetamin adalah serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau dan pahit yang mudah larut dalam air atau alkohol. Dibandingkan dengan stimulan serupa, kadar metamfetamin yang lebih tinggi masuk ke otak akan menjadikannya obat stimulan yang lebih ampuh. Zat ini juga memiliki efek tahan lama dan lebih berbahaya bagi sistem saraf pusat.

Sabu adalah nama lain untuk Metamfetamin Hidroklorida, yang juga dikenal sebagai crystal meth. Biasanya, obat ini digunakan untuk menciptakan perasaan senang, meningkatkan energi dan meningkatkan mood. Metamfetamin memberi seseorang kemampuan untuk tetap terjaga dan melakukan aktivitas terus menerus dengan kebutuhan tidur yang rendah. Metamfetamin, seperti amfetamin biasa, juga menekan nafsu makan seseorang dan kadang-kadang digunakan oleh orang yang mencoba menurunkan berat badan dengan cepat.

Gejala penyalahgunaan sabu yang lebih parah adalah berkeringat, hipertensi, hipertermia, insomnia, mudah tersinggung, psikosis, tremor, kejang dan denyut jantung yang meningkat. Sedangkan, efek sabu bisa berlangsung selama berjam-jam dengan penderita kadangkala menderita tremor atau insomnia selama berhari-hari. Seiring dengan bertambahnya usia, gejala akan timbul lebih lanjut seperti paranoia dan halusinasi. Baca: Imlek Ditanya Kapan Menikah? Waspadai Dampak Psikologis Ini

Menjadi lesu juga sangat umum terjadi setelah mengkonsumsi narkoba tersebut, karena tiba-tiba kehilangan fokus dan energi. Kelelahan lebih lanjut dan keinginan sabu yang terus meningkat juga merupakan pengalaman umum setelah efek obat tersebut telah memudar.

DRUGFREEWORLD | TIMBERLINEKNOLLS | ADDICTIONRESOURCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

1 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.


Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

1 hari lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menyita 10 kilogram narkoba jenis sabu senilai Rp 10 Miliar saat menangkap MH, residivis dalam kasus sama pada 2022


Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

1 hari lalu

Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono, memberikan keterangan terkait pelaporan perundungan yang dilakukan terhadap Pilot Loin Air, di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta. 30 Agustus 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.
Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.


Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

1 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.


Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

1 hari lalu

Barang bukti dihadirkan dalam Konferensi Pers Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Bareskrim Polri & Polda Jajaran Operasi Escobar 2024 di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, 13 Maret 2024. Di antaranya, sabu 2,8 ton, ekstasi 1.030.559 butir, ganja 1,6 ton, kokain 8,64 Kg, tembakau gorilla 127,2 Kg, etamine 24,8 Kg dan obat keras sebanyak 4.875.406 butir. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

Polres Metro Bekasi Kota menangkap pelaku peredaran narkoba berinisial MH yang kerap bertransaksi di Jalan Raya Caman, Pondok Gede, Kota Belasi.


Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

2 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Pol. Mukti Juharsa. (ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

Dua pegawai maskapai swasta yang diduga sebagai kurir narkoba itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

9 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

10 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

11 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.