Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Perajin Jamu, Sekolahkan Anak S2 dan Pelanggan dari Amerika

image-gnews
Ribuan warga Yogyakarta memadati ajang Festival Minum Jamu, di Plaza Ngasem Yogyakarta, Sabtu, 17 Februari 2018. Festival yang kali pertama digelar tersebut mengundang antusiasme pecinta jamu lokal dan bahkan wisatawan mancanegara.
Ribuan warga Yogyakarta memadati ajang Festival Minum Jamu, di Plaza Ngasem Yogyakarta, Sabtu, 17 Februari 2018. Festival yang kali pertama digelar tersebut mengundang antusiasme pecinta jamu lokal dan bahkan wisatawan mancanegara.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada kisah menarik di balik usaha jamu gendong yang ditekuni selama puluhan tahun oleh para perajin di Dusun Kiringan Desa Canden Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Jamu gendong yang umumnya dianggap minuman kelas pinggiran itu ternyata memiliki pelanggan dari kalangan dokter, profesional hingga pejabat daerah. "Ada dokter, psikiater, juga para kepala dinas yang jadi pelanggan tetap. Mereka kalau pesan jamu lewat WA (Whats App)," ujar perajin jamu gendong asal Dusun Kiringan Bantul, Mariana Sutrisno, 62 tahun saat ditemui disela Festival Jamu di Pasar Ngasem Sabtu 17 Februari 2018. Baca: Heboh Narkoba: Sabu Jadi Favorit, Ini Alasannya Kata Psikiater

Perempuan yang sudah 28 tahun berjualan jamu itu menuturkan, penghasilan berjualan jamu kini semakin membaik. Pemerintah daerah dinilai banyak berperan dengan rutin memberikan pelatihan juga permodalan peralatan membuat jamu meski alat manual. "Alhamdullilah dari jualan jamu sudah bisa menopang ekonomi keluarga untuk hidup lebih layak," ujar pensiunan perawat rumah sakit Bethesda Yogyakarta itu.

Mariani, dengan tersipu, menuturkan, dari jamu itu ia bisa membeli rumah cukup layak, mobil, juga menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang tertinggi. "Yang sulung baru saja lulus S2," ujar ibu empat anak itu. Baca: 7 Jurus Ampuh Tetap Awet Muda dan Sehat di Usia 50-an

Keuntungan menjual jamu gendong memang cukup menggiurkan. Bermodal ketrampilan dan jaringan pelanggan, keuntungan harian dari jualan jamu bisa Rp 250 - 300 ribu. Mariana menuturkan, dari berbagai pengalaman jualan jamu selama puluhan tahun yang paling membekas pada dirinya bukan karena keuntungan materi. Melainkan kepercayaan pelanggan.

Mariana pernah menemui seorang pelanggan yang menderita penyakit kelenjar leher namun takut bertemu dokter dan menjalani operasi. Pelanggan itu pun meminta diracikan jamu khusus untuk mengobati penyakitnya agar bisa sembuh tanpa operasi. "Setelah rutin minum jamu ternyata bisa sembuh dan akhirnya terus jadi pelanggan," ujarnya. Baca: Foreplay Seks di Indonesia Rendah, Pria Indonesia Kurang Menggoda

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepercayaan pelanggan itu pun menyebar dari mulut ke mulut. Seorang pelanggan Mariana yang berprofesi sebagai dokter bahkan pernah mengajak koleganya asal Amerika ke rumahnya di Dusun Kiringan guna mencicipi jamu racikannya. "Yang bikin senang jualan jamu itu kalau sudah dipercaya pelanggan, ngga sakit sedikit ke dokter, sakit sedikit ke dokter," ujarnya sembari tertawa.

Mariana mengaku tak galau dengan penerusnya nanti. Karena sudah tradisi di dusun itu kalau sejak anak-anak usia lima sampai enam tahun, mulai diperkenalkan minum jamu. "Nanti pas SMA baru diajari tekun bikin jamu, bagaimana racikan yang pas, bahannya apa," ujarnya.

Perajin jamu gendong lain dari Dusun Kiringan, Unun Matoyah, 35, membenarkan jika keuntungan dari berjualan jamu memang menggiurkan. "Keuntungannya bisa sampai 50 persen," ujar ibu dua anak itu. Baca: Hari Valentine Justru Putus Cinta? Hadapi dengan Cara Ini

Unun menuturkan, kendala yang biasa dihadapi perajin jamu tak lain soal ketersediaan bahan yang gampang terpengaruh cuaca. Meskipun bahan bahan itu diperoleh dari lokal wilayah DI Yogyakarta. Seperti Asem dari Kulon Progo dan Kunyit dari Wonosari Gunung Kidul. "Kalau cuaca jelek, bahan susah dicari dan harganya naik tinggi," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

6 jam lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo saat memberi sambutan dalam acara Deklarasi Gerakan Perempuan Pro-Birokrasi Bersih dan Melayani (GPP-BBM) di Menteng, Jakarta, (24/07). Gerakan ini merupakan bentuk perwujudan dan pelaksanaan reformasi birokrasi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.


Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

6 jam lalu

Mooryati Soedibyo. TEMPO/Tony Hartawan
Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

14 jam lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

3 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

7 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

7 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

58 hari lalu

Budaya Jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini. Shutterstock
Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

1 Februari 2024

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

BI terus berinovasi agar pasarnya lebih berkembang.