TEMPO.CO, Jakarta -CEO Mayapada Group, Dato’ Sri Tahir, masih menempati posisi 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2017. Kekayaan Tahir tercatat mencapai angka US $ 3,5 miliar per Desember 2017. Sebagai seorang pengusaha sukses, Tahir ternyata tidak terlahir dari keluarga berada. Baca: Mendapati Suami Selingkuh, Pilihan Anda Melabrak Pelakor atau...
Tahir membagikan sedikit kisah hidupnya. Orang tua Tahir adalah seorang pembuat becak yang menyewakan becak-becaknya pada penarik becak. Bahkan, saat baru lahir, ia sempat tertahan di rumah sakit karena orang tuanya tidak memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit. “Becak memainkan peran yang sangat penting dan mengesankan dalam hidup saya. Karena becak, saya dapat pulang dari rumah sakit dan dapat hidup,” kata Tahir dalam video pengantar tentang dirinya pada acara bertajuk "Supermentor-21: What the Future Looks like" yang diselenggarakan di Grand Sahid Jaya Hotel pada 18 Februari 2018.
Menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia tidak membuat Tahir terlena akan kekayaannya. Ia masih menjadi orang yang disiplin dan berpendirian teguh. “Saya ini nggak hanya disiplin. Saya super disiplin,” katanya.
Hingga saat ini, ia masih memiliki kebiasaan yang selalu dilakukan. Tahir selalu bangun pada pukul 5.30, paling telat adalah pukul 5.45. Setelah bangun, ia selalu membaca koran dengan tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin. "Semua kejadian (berita di koran), baik itu militer, politik, budaya, semua saya pelajari. Kenapa? Karena ada rasa tanggung jawab pada diri saya (untuk mengabdi). Saya tidak mau jadi orang normal. Saya mau menjadi orang yang berada di atas normal." Baca: Festival Jamu di Yogyakarta, Jamu Gendong Sekarang Naik Motor
Ia selalu datang ke kantor pukul 8.00 pagi, bahkan sebelum jajaran direksi atau sekretarisnya datang. Pulang kerja, ia selalu memilih beristirahat di rumah untuk berpikir dan menyelesaikan pekerjaannya. Menurutnya, dia tidak merasa tertekan atau keberatan dengan segala beban yang ditanggungnya sebagai pemimpin perusahaan besar. “I have a solid life karena tanggung jawab saya lebih besar (dari waktu ke waktu).”
Baca Juga:
Tahir hingga kini aktif bergerak di bidang sosial. Contohnya, ia selalu terjun ke lapangan saat terjadi bencana di Indonesia. "Kalau ada bencana, saya pasti ada di lokasi bencana. Gempa di padang, gempa di Yogyakarta, banjir di Manado, banjir di Jawa Tengah, (dan lain-lain). Saya selalu di sana."
Ia juga membocorkan rahasianya bahwa ia baru saja mewakafkan hartanya dengan jumlah yang cukup besar. "Saya cerita rahasia. Saya wakaf jumlahnya cukup besar, ratusan miliar. Orang tanya sama saya, kenapa tidak banyak yang tahu? Saya bilang karena itu beban hidup saya," katanya. Baca: Agnez Monica Diulas Vogue, Artis ini juga Ditulis Media Asing
Ia sempat mengatakan, dirinya telah menemukan empat pilar kehidupan dalam perjalanan hidupnya, yaitu setia pada Tuhan, setia pada pekerjaan, setia pada keluarga, dan setia pada aksi sosial. Prinsipnya untuk mengabdi pada bidang sosial itu pun bukan tanpa alasan.
“Manusia hidup bisa kacau balau karena kita (manusia) selalu memutar balikkan tujuan hidup dan prasarana hidup. Banyak orang mengatakan ingin jadi presiden, profesor, menteri, bahkan menjadi orang terkaya sedunia. Saya katakan pada Anda, itu semua salah. Itu semua bukan tujuan hidup. Itu adalah prasarana hidup. Tujuan hidup manusia adalah untuk menciptakan nilai tambah dan kesejahteraan untuk banyak orang,” kata pria berusia 65 tahun tersebut.
MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA