Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Elvy Sukaesih Sakit TBC dan Konsumsi Narkoba, Apa Dampaknya?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Anak pedangdut Elvie Sukaesih, Dhawiya (kiri), bersama tersangka lainnya ditangkap polisi saat sedang menggunakan narkoba di rumahnya di Cawang, Jakarta Timur, 16 Februari 2018. Dokumentasi Polda Metro Jaya.
Anak pedangdut Elvie Sukaesih, Dhawiya (kiri), bersama tersangka lainnya ditangkap polisi saat sedang menggunakan narkoba di rumahnya di Cawang, Jakarta Timur, 16 Februari 2018. Dokumentasi Polda Metro Jaya.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga anak dari penyanyi Elvy Sukaesih bersama dengan menantunya menjadi tersangka karena kasus kepemilikan narkoba. Mereka adalah Ali Zaenal Abidin (47 tahun), Syehan (46 tahun), Dhawiya Zaida (32 tahun), dan menantunya, Chauri Gita (30 tahun).

Mereka ditangkap di kediaman Elvy Sukaesih pada Jumat, 16 Februari 2018, pukul 00.30 WIB. Saat ditangkap, ketiganya sedang menghisap sabu dengan alat hisap. Salah satu anak Elvy Sukaesih , Syehan, dikabarkan mengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC stadium 3. Namun, menurut keterangan dokter spesialis paru dan pernafasan Fathiyah Isbaniah, penyakit TBC tidak memiliki stadium atau tingkatan. “Pemberitaan mengatakan dia (Syehan) kena TB stadium 3. Padahal, di TBC itu tidak ada stadium 3. TBC cuma dibedakan antara TBC sensitif atau TBC resisten. Jadi, tidak ada istilah stadium di TBC,” katanya saat ditemui Tempo di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, pada 19 Februari 2018.

Lalu, bagaimana efek narkoba terhadap pengidap penyakit TBC? Baca: Agnez Monica Diulas Vogue, Artis ini juga Ditulis Media Asing

TBC atau tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini banyak menyebabkan kematian dan merupakan ancaman berbahaya bagi masyarakat. Menurut Fathiyah, TBC umumnya menyerang organ paru-paru (TB paru) , tetapi dapat juga menyerang organ lain seperti selaput jantung, kulit, mata, payudara, rahim, hati, pankreas, dan lain-lain (TB ekstra paru).

Penularan TBC bergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Menurut penjelasan Fathiyah, salah satu sel yang berperan untuk melawan bakteri TBC dalam tubuh adalah sel makrofag. Baca: Mendapati Suami Selingkuh, Pilihan Anda Melabrak Pelakor atau...

Mengonsumsi narkoba dapat menyerang imun sistem tubuh. Sebab, zat adiktif akan menyerang sistem imun tubuh seseorang. “Dia (zat adiktif) itu akan menurunkan sistem imun. Imunosupresi, menurunkan sistem kekebalan tubuh kita. Apalagi, sistem kekebalan tubuh dimodulasi sel-sel, seperti sel makrofag dan sel imunitas lainnya. Saat sel kita terkena kuman, sel-sel akan berantem dengan bakteri.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan begitu, jika seseorang mengonsumsi narkoba, sistem imunnya akan menurun sehingga kemampuan untuk melawan bakteri pun akan berkurang. Akhirnya, para pengguna narkoba lebih rentan untuk terserang TBC dan lebih sulit untuk disembuhkan. “Beberapa penelitan mengatakan, pasien yang sudah terkena zat-zat adiktif akan lebih sulit untuk diobati kalau dia sakit apa pun, apalagi kronik. Karena, daya tubuhnya sudah rentan,” kata Fathiyah.

Fathiyah menambahkan, pengguna narkoba yang mengidap TBC otomatis akan lebih sulit untuk menjalani pengobatan. Padahal, tidak ada perbedaan metode pengobatan antara pasien TBC yang menggunakan narkoba maupun tidak. Sebab, dalam pengobatan TBC, dibutuhkan ketaatan dan pemenuhan dari pihak pasien yang harus mengonsumsi obat secara rutin dalam waktu tertentu. “Pada orang yang mengonsumsi narkoba, kan, ada perubahan tingkah laku yang tidak sesuai. Kalau orang normal, mereka mau minum obat. Kalau pemakai (narkoba), berpikir saja susah, apalagi minum obat? Apalagi kalau dia jauh dari keluarga, siapa yang akan mengingatkan?” kata Fathiyah. Baca: Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

Selain itu, Fathiyah mengatakan bahwa mengonsumsi narkoba dapat berdampak pada kesehatan organ lain, seperti hati dan ginjal. Ditambah lagi jika pengguna mengidap penyakit HIV AIDS atau hepatitis akibat menggunakan narkoba, lewat jarum suntik misalnya. “Dengan adanya hepatitis, obat-obat TBC akan lebih susah bekerja,” katanya. 

MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

1 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

1 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Dalam Waktu 7 Bulan, Polda Sumut Ungkap 2.835 Kasus Peredaran Narkotika

2 hari lalu

Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) menunjukkan alat bukti narkoba berupa sabu, narkotika, dan jenis obatan-obatan terlarang di gedung Mabes Polri, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Dalam Waktu 7 Bulan, Polda Sumut Ungkap 2.835 Kasus Peredaran Narkotika

Polda Sumatera Utara dan jajaran polres telah mengungkap 2.835 kasus narkotika.


Polda Babel Amankan Sabu 35 Kg dalam Bungkus Teh Cina Asal Aceh, Pekerja Tambang Diduga Jadi Target Pasar

2 hari lalu

(Kiri-kanan) Kapolres Bangka Barat AKBP Ade Zamrah, Direktur Reserse Narkoba Kombes Slamet Ady Purnomo, Kapolda Bangka Belitung Irjen Tornagogo Sihombing dan Kabid Humas Kombes Jojo Sutarjo saat konferensi pers pengungkapan kasus 35 kilogram sabu, Selasa, 26 Maret 2024. (foto servio maranda)
Polda Babel Amankan Sabu 35 Kg dalam Bungkus Teh Cina Asal Aceh, Pekerja Tambang Diduga Jadi Target Pasar

Polda Babel mengamankan sabu 35 kg dalam kemasan teh cina asal Aceh dari dua kurir yang tiba di Pelabuhan Tanjung Kalian, Mentok.


Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

3 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.


WNA Portugal Jadi Kurir Kokain Cair dalam 3 Botol Sampo, Terbang ke Indonesia Diupah 6 Ribu Euro

3 hari lalu

Dua tersangka peredaran narkoba dihadirkan dalam Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Dalam konpers terdapat total tersangka berjumlah 5 orang, berinisial RPAV Kurir, WN Portugal, FMGS penerima, WN Portugal, AM penerima, LS penerima, NK Kurir, dan total barang bukti, kokain cair 2.598,9 Mili Liter atau 2.673,8 Gram, sabu 1.057 Gram atau 1.02 Kg, serbuk MDMA 1.503 Gram atau 1.50 Kg, TEMPO/Martin Yogi Pardamean
WNA Portugal Jadi Kurir Kokain Cair dalam 3 Botol Sampo, Terbang ke Indonesia Diupah 6 Ribu Euro

WNA Portugal pembawa kokain cair dalam tiga botol sampo itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Polisi Tangkap Kurir Sabu dalam Kemasan Teh Cina di Parkiran Tangcity Mall

3 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi (kiri), Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Hengki (kanan) pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Tangkap Kurir Sabu dalam Kemasan Teh Cina di Parkiran Tangcity Mall

Polisi menyatakan suplai sabu dalam kemasan teh cina itu berasal dari sindikat.


Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.


WNA Portugal Sembunyikan 2.500 Gram Kokain Cair dalam Botol Shampo, Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

3 hari lalu

Kepala Bea Cukai Soekarno-Hatta Gatot Sugeng Wibowo (tengah) menunjukkan botol berisi kokain cair yang diselundupkan WNA Brazil, Selasa 28 Februari 2023. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
WNA Portugal Sembunyikan 2.500 Gram Kokain Cair dalam Botol Shampo, Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap WNA Portugal yang hendak menyelundupkan 2.500 gram kokain cair dalam botol shampo.


Polisi Ungkap Peredaran Narkotika Serbuk MDMA Seberat 1.503 Gram Berkedok Minuman Berenergi

3 hari lalu

Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers di Lapangan Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mengungkap peredaran kokain cair sejumlah 2.673,8 gram, serbuk MDMA sejumlah 1.503 gram, dan sabu sejumlah 1.057 gram. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polisi Ungkap Peredaran Narkotika Serbuk MDMA Seberat 1.503 Gram Berkedok Minuman Berenergi

Narkotika serbuk MDMA dikirim dari luar negeri menggunakan jasa ekspedisi Netherland Post.