Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sridevi Meninggal karena Jantung, Intip Cara Pertolongan Pertama

image-gnews
Sridevi Kapoor. REUTERS
Sridevi Kapoor. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya bintang film Bollywood, Sridevi pada Sabtu 24 Februari 2018 mengagetkan banyak pihak. Sridevi yang saat itu berusia 54 tahun meninggal karena serangan jantung saat berada di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk menghadiri acara pernikahan salah satu kerabatnya. Suami Sridevi, Boney Kapoor, dan anak perempuannya, Khushi, dikabarkan bersamanya saat Sridevi meninggal. Baca: Trik dari Ahli Agar Aman Mengkonsumsi Durian

Henti jantung bisa saja terjadi tidak hanya Sridevi, namun juga pada semua orang. Asosiasi Jantung Amerika atau American Heart Association (AHA) menjelaskan beberapa faktor risiko terjadinya henti jantung mendadak. Faktor itu di antaranya kekuatan pompa jantung yang menurun, penyakit jantung koroner, riwayat serangan jantung sebelumnya, gagal jantung kongestif, dilated cardiomyopathy, gangguan irama jantung, dan beberapa kelainan kelistrikan jantung herediter. Faktor ini bisa dideteksi melalui beberapa pemeriksaan jantung mendasar, seperti EKG, ekokardiografi, tes treadmill, multislice ct scan jantung, studi kelistrikan jantung, dan kateterisasi jantung.

Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) BRM Ario Soeryo Kuncoro menyatakan orang di sekitar tak boleh panik ketika seseorang mengalami henti jantung mendadak. Setelahnya, pastikan bahwa jantung dan napas penderita benar-benar berhenti. Baca: Dahsyatnya Mainan untuk Orang Dewasa, Tak Cuma Hiburan, Apa Itu?

Hal ini bertujuan agar pertolongan pertama yang diberikan tepat. Menurut Ario, kolaps atau pingsan yang menyebabkan seseorang tak sadarkan diri bisa menjadi gejala henti jantung. Indikasi lain gejala henti jantung adalah penderita tak merespons panggilan atau sentuhan seperti cubitan. Namun tidak semua orang kolaps disebabkan jantung berhenti. "Bisa juga kolaps karena epilepsi. Jadi pastikan henti jantung atau tidak," katanya November lalu.

Bila jantung dan napas dipastikan berhenti, usahakan sirkulasi oksigen dalam tubuh penderita kembali lancar. Caranya, dengan memompa jantung atau kompresi.

Simak: 6 Tanda Serangan Jantung Enam Bulan Sebelum Serangan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penolong dapat menaruh kedua tangan dan menekannya berulang kali di atas dada penderita. Hal ini penting dilakukan jika alat bantu oksigen belum tersedia. "Oksigen penting kalau ada. Tapi kalau tidak ada, yang dikerjakan itu dulu," ujarnya.

Ketika kompresi dilakukan, tempatkan penderita di lokasi yang baik. Berikan ruang kepada penderita dan penolong.

Orang-orang yang datang hanya untuk menyaksikan tidak banyak membantu penderita. Biasanya, kata Ario, mereka hanya bergerombol untuk melihat apa yang terjadi. Langkah itu malah memperlama proses penyembuhan. "Karena kan kita kebiasaan ngumpul dan menonton saja. Itu tidak bisa membantu," ucapnya. Baca: Nonton Televisi Picu Ketergantungan, Cek Penyakit Lainnya

Sembari memberi pertolongan, carilah bantuan medis. Tindakan penting lain adalah memanggil pihak medis, seperti unit gawat darurat. Menurut Ario, kadang-kadang penolong lupa setelah jantung dan napas sudah terdeteksi, belum tentu penderita akan sadar. "Mungkin harus ada pertolongan infus dan lainnya," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

5 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

13 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

17 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

27 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

27 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

30 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.


Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

32 hari lalu

Ilustrasi gagal jantung (Pixabay.com)
Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

Lemah jantung alias gagal jantung dapat menyerang sisi kiri, kanan, atau kedua sisi jantung. Namun, biasanya penyakit ini menyerang sisi kiri dahulu.


Selain Bantu Turunkan Berat Badan, Oatmeal Memiliki 5 Manfaat yang Jarang Diketahui

35 hari lalu

Ilustrasi oatmeal dan calendula. Pixabay.com
Selain Bantu Turunkan Berat Badan, Oatmeal Memiliki 5 Manfaat yang Jarang Diketahui

Selain manfaat gula darah dan kesehatan jantung yang ditawarkan oatmeal, oatmeal juga dapat membantu menurunkan kolesterol, dan lainnya.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

35 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.