TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pencarian jodoh sepertinya kini membuat pencarian jodoh atau teman kencan menjadi lebih mudah.
Tidak hanya bisa dilakukan lewat media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, Anda juga bisa mencoba aplikasi pencarian jodoh kekinian seperti Paktor, Setipe, dan Tinder.
Baca juga:
Pekerjaan Rumah Sederhana Kurangi Risiko Sakit Jantung, Asal ...
Meme 'Tenggelamkan' Terkenal, Ini Kata Menteri Susi Pudjiastuti
Nonton Dilan 1990, Jokowi jadi Rindu Istri
Namun, apakah cara ini efektif dan tanpa risiko?
Aplikasi pencarian jodoh kerap diidentikkan sebagai tempat mencari pasangan hookup atau cinta satu malam. Benarkah demikian?
Pada 2017, Jajak Pendapat Aplikasi (Jakpat) melakukan riset untuk mengetahui motivasi terhadap pengguna Tinder di Indonesia.
Hasilnya, sebanyak 74 persen responden menggunakan Tinder untuk memperluas jaringan pertemanan. Sisanya, untuk mengisi waktu luang (50,29 persen), mencari pasangan potensial (31,70 persen), dan iseng-iseng belaka (34,05 persen).
Riset tersebut setidaknya membuktikan, aplikasi kencan tak hanya untuk memuaskan hasrat seksual.
Contoh pasangan yang berhasil menemukan belahan jiwanya via aplikasi pencarian jodoh adalah pasangan yang sempat heboh dua tahun silam, Rey Utami dan Pablo Putera Benua. Keduanya berkenalan via Tinder dan tujuh hari kemudian menikah.
gara-gara aplikasi pencarian jodoh, kini Rey dan Pablo kian mesra dan telah dikaruniai seorang putra.