TEMPO.CO - Ada beberapa laporan kasus penyakit langka bernama aquagenic urticaria, salah satunya adalah kasus pada anak berumur 18 bulan bernama Ivy Lynn Angerman. Seperti dilaporkan People, ia pertama kali divonis terkena penyakit ini pada Oktober 2016. Aquagenic urticaria merupakan kondisi munculnya rasa gatal-gatal dan ruam pada kulit setelah seseorang terkena kontak dengan air jenis apa pun.
Karena penyakit ini, Ivy tidak dapat melakukan kontak dengan air tanpa mengalami reaksi pada kulitnya bahkan dengan air mata maupun keringatnya sendiri. Setiap menangis atau mengeluarkan air mata, wajah Ivy akan membengkak. Ia pun hanya mandi dua kali seminggu untuk mencegah rasa sakit berlebihan pada kulitnya. Tidak hanya itu, aktivitas Ivy juga dibatasi agar tidak membuat tubuhnya kotor sehingga tidak perlu dimandikan.
Baca juga:
Nusyirwan Ismail Meninggal, Tilik 7Jurus Cegah Stroke
Mulan Jameela Pakai Softlens : Keratitis Mengintai, Apa Itu?
Kecemasan Vs Kepekaan, Seberapa Positif? Cek Risetnya
Sejauh ini, reaksi alergi Ivy akan hilang dalam jangka waktu 15 menit–1 jam. Untuk mengurangi waktu reaksi, ibu Ivy, Brittany Angerman, akan memberikan obat antihistamine. Akan tetapi, ibunya mulai mengurangi dosis yang diberikan karena Ivy sudah mulai mengalami resistansi terhadap obat tersebut.
Penyakit aquagenic urticaria merupakan salah satu jenis penyakit langka di dunia dan penyebab pastinya pun belum diketahui. Sejauh ini, para peneliti berspekulasi bahwa alergi air dapat disebabkan oleh alergen yang terkandung dalam air. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh interaksi antara air dan kulit yang menyebabkan material beracun sehingga memicu timbulnya ruam dan gatal-gatal.
Gejala yang dialami penderita aquagenic urticaria adalah kemerahan pada kulit, rasa terbakar, luka, dan inflamasi. Bagi penderita aquagenic urticaria parah atau kronis akan mengalami sesak napas, bengek, kesulitan menelan, serta ruam di sekitar mulut.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, pengobatan yang tersedia dapat mengurangi gejala-gejala di atas, seperti obat antihistamine yang dikonsumsi Ivy, propranolol, terapi UVB, krim anti air, dan sebagainya. Untuk penyakit yang sudah berat, dapat diobati dengan EpiPen yang mengandung epinephrine atau adrenalin untuk meningkatkan tekanan darah agar mengurangi pembengkakan dan rasa gatal berlebih.
HEALTH LINE | GENETIC AND RARE DISEASE INFORMATION CENTER | PEOPLE | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA