TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, sejumlah DJ baru yang berpenampilan seksi bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Mereka merupakan para model yang merambah profesi baru sebagai DJ. Wajah mereka umumnya ditemui di majalah-majalah pria dewasa. Saat beraksi di panggung, mereka bisa hanya mengenakan bra dan rok minim. Beberapa di antaranya adalah Ria Winata, 31 tahun. Ria mengawali kariernya sebagai seorang model sejak remaja dan kini menjadi presenter acara di sebuah stasiun televisi swasta. Ia juga pernah menjadi bintang iklan sejumlah produk, seperti kondom dan pasta gigi, serta pernah tampil di majalah pria dewasa. Baca: Makan Roti Gandum Lebih Sehat? Intip 8 Fakta tentang Roti
DJ Varra Selvarra di Club 25 Hours, Nepal, 31 Desember lalu. Dok. Varra Selvarra
Selain itu, ada pula Varra Selvarra, 24 tahun, sering berpentas sebagai DJ di Samarinda. Sejak 2012, ia memilih tinggal di Jakarta karena merasa kesempatan berkarier sebagai DJ di Ibu Kota lebih besar. Pada saat yang hampir bersamaan, Varra mendaftar kompetisi model di majalah FHM Indonesia. Selain di FHM, ia pernah tampil di majalah Popular. Ia berkarier sebagai model sejak 2010 di Bali. Baca: Selena Gomez Mengidap Penyakit Lupus, Simak Jenis Autoimun Lain
Model lain yang juga merambah profesi DJ adalah Putri Una. Ia pernah tampil di sampul majalah Maxim, ME, dan Trax. Una menuturkan, kegemarannya terhadap dance music membawanya mempelajari lebih jauh tentang profesi DJ pada 2012.
DJ Ria Winata di Illigals Club, Jakarta, Februari lalu. Dok. Ria Winata
Mengenai anggapan DJ perempuan hanya menjual keseksian tubuh, Una mengatakan setiap orang memiliki pendapat masing-masing. Ia merasa sudah membuktikan kemampuannya melalui kompetisi DJ perempuan internasional. Bahkan pada 2015 ia pernah menempati urutan ke-29 Top 100 DJ dari Djanemag, Inggris. "Tidak dimungkiri memang, tampilan dan aksi panggung mendukung pertunjukan."
Varra Selvarra juga pernah menduduki peringkat ke-36 Top 100 DJ Djanetop Asia. Ia mengatakan DJ perempuan memiliki keterampilan yang baik, plus kelebihan karena bisa berpenampilan seksi dibanding DJ laki-laki. Dia bertutur, kemampuan bisa dipelajari seiring waktu dan ia sudah membuktikannya selama tujuh tahun berkarier sebagai DJ. "Aku tak peduli soal itu, buktikan dengan karya saja."
Delizious Devina atau bisa dikenal dengan sebutan DJ Devina ini adalah salah satu DJ wanita senior. Dok. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Senada dengan Varra, Ria Winata juga merasa, jika hanya menjual tampang, bisa dipastikan dirinya sudah tidak lagi menerima tawaran menghibur sebagai DJ. Nyatanya, tawaran itu terus diterimanya. Ia menuturkan, dirinya terus berlatih agar tidak mengecewakan penonton ataupun klub yang menyewa jasanya. Baca: Kisruh Deddy Corbuzier - Chika Jessica, Tips untuk Orang Tua Tiri
DJ lain, Rhany Riyanti mengaku bisa menerima anggapan seperti itu. Ia merasa publik masih menginginkan penampilan seksi para DJ perempuan dan terlebih ia memang memulai karier sebagai model majalah dewasa. "Katty Butterfly bagaimana? Aku tidak munafik, di Indonesia yang dicari begitu," ujarnya.
Mantan model dan pesinetron Kiki Amalia juga mulai merambah panggung DJ. Ia tampil dengan nama panggung DJ Kiam. Instagram/@Kikiamaliaworld
Katty Butterfly adalah DJ asal Thailand yang semakin populer di Indonesia. Melalui akun Instagram @dj_kattybutterfly36, ia mengunggah sebuah video penampilannya saat beraksi di atas panggung pada Februari lalu. Di video itu, ia tampak mengenakan bra berwarna hitam dan rok di bawah lutut dengan warna senada.
DJ berpengalaman seperti DJ Devina juga memiliki pendapat soal model yang merambah menjadi DJ. Perempuan dengan nama panggung Delizious Devina itu mengatakan hal tersebut bagus sekali, asalkan para model benar-benar bisa menjadi DJ yang baik, bukan sekadar cantik dan seksi.
Sebelum menjadi DJ, Putri Una pernah tampil di sampul majalah Maxim, ME, dan Trax. Una menuturkan, kegemarannya terhadap dance music membawanya mempelajari lebih jauh tentang profesi DJ pada 2012. Pada 2015 ia pernah menempati urutan ke-29 Top 100 DJ dari Djanemag, Inggris. Dok.TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Menurut Devina, tren ini mulai terjadi sejak 2016. Ia melihat ada beberapa DJ yang benar-benar belajar mendalami teknik menjadi DJ yang baik, namun ada juga yang sekadar bisa. "Pernah beberapa kali satu panggung, ada yang benar mainnya, ada yang main dengan mixtape alias pura-pura." Baca: Bahaya Suntik Filler Payudara, Sesak Nafas sampai Kematian
Padahal, Devina mengimbuhkan, tarif DJ perempuan lebih mahal daripada DJ laki-laki, meski kualitas DJ laki-laki umumnya lebih baik. "DJ perempuan dianggap lebih menarik dilihat penonton. Akibatnya permintaan untuk DJ laki-laki berkurang drastis."
KORAN TEMPO