TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Stefani Joanne Angelina Germanotta alias Lady Gaga dan aktor Morgan Freeman menderita fibromyalgia. Awal Februari lalu, Lady Gaga bahkan harus membatalkan sepuluh jadwal Joanne World Tour di Eropa karena penyakitnya kambuh. Manajemennya mengatakan nyeri parah yang diderita Lady Gaga berimbas pada penampilannya di atas panggung. "Ini di luar kendali saya," kata Lady Gaga dalam akun Instagramnya. Ia pernah membatalkan tur karena problem yang sama pada September 2017.
Sedangkan Freeman, meski terus bekerja, harus mengubah beberapa kebiasaannya, seperti berlayar. Ia meyakini fibromyalgia menghampirinya setelah ia mengalami kecelakaan mobil parah pada 2008. Baca: Mau Kasih Kado untuk Si Dia? Intip 3 Trik Sukses Membungkusnya
Selain kedua pesohor itu Kezia Mamoto, 29 tahun, pun sempat mengalami hal sama. Kezia sempat tergolek lemah selama tiga hari di rumah kontrakannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tiga hari itu pula Kezia, yang tinggal sendirian, tak makan-minum serta menahan buang air besar dan kecil. Ia tak sanggup bangun untuk melakukan semua aktivitas tersebut lantaran badannya terasa nyeri dari kepala hingga kaki. "Bergerak sedikit saja, rasa nyerinya luar biasa," ujar Kezia, pertengahan Februari 2018 lalu ihwal kejadian yang ia alami dua tahun silam itu.
Beruntung, seorang temannya, yang curiga karena tiga hari pesannya tak dibalas Kezia, mendobrak pintu kamarnya. Ia pun membawa Kezia ke rumah sakit. Namun dokter tak menemukan penyebab rasa sakitnya. "Sudah beberapa tahun saya melakukan banyak tes, termasuk MRI (magnetic resonance imaging), tapi semuanya normal," ucapnya. Ia pulang tanpa perkembangan. Baca: Karyawan Sering Berhenti, Apa yang Salah dari Tim HRD?
Kejadian serupa dialami Alya Thamrin. Berulang kali produser di stasiun televisi swasta ini mengalami nyeri dada. Tapi, setelah berkali-kali ia diperiksa dengan electrocardiography (EKG), dokter menyatakan tak ada yang salah dengan jantungnya. "Rasanya seperti serangan jantung, dada saya sesak dan nyeri. Tapi, berulang kali diperiksa, 100 persen jantung saya oke," katanya.
Nyeri di jantung ini hanya sebagian kecil masalah bertubi-tubi yang menyerang Alya dalam beberapa tahun terakhir. Ia juga jadi gampang lelah, beberapa kali didera vertigo, serta otot dan sendinya terasa nyeri. Tapi hasil pemeriksaan menunjukkan ia baik-baik saja. "Tes darah untuk rematik pun hasilnya negatif," ujar perempuan 35 tahun ini.
Tapi rasa nyeri itu terus berlanjut, bahkan bertambah parah. Ibu dua balita ini juga merasakan badannya sakit saat melakukan gerakan biasa, misalnya berjalan. Ia terpaksa menggunakan tongkat jika ke luar rumah dan sementara istirahat dari bekerja. Baca: Putus Cinta? Tak Perlu Emosi, Ini Kisah Gigi Hadid dan Zayn Malik
Baru tahun lalu, Alya mengetahui masalah yang menyerangnya. Dokter memvonisnya terserang fibromyalgia, yaitu kelainan yang membuat penderitanya merasakan nyeri di sekujur badan. "Setelah menjajarkan banyak sekali hasil tes saya, dokter di Malaysia mengatakan saya menderita kelainan fibromyalgia," tuturnya.
Fibromyalgia merupakan sebuah kumpulan gejala dari nyeri hampir seluruh badan. Menurut dokter Theresia Novi, ada 18 atau sembilan pasang titik nyeri yang umumnya muncul akibat masalah ini. Titik nyeri ini tersebar dari leher, tengkuk, punggung, pinggang, lengan, sampai lutut. Para penderita fibromyalgia minimal mengalami nyeri di 11 titik tadi. "Titiknya banyak, makanya sakitnya luar biasa," kata dokter di Klinik Intervensi Nyeri Rumah Sakit Advent Bandung ini. Selain sebelas titik tersebut, ciri lain dari fibromyalgia adalah nyeri yang dirasakan minimal selama tiga bulan. Baca: 4 Fakta tentang Filsafat, Ilmu yang Ditekuni Dian Sastro
Jumlah penderita masalah ini sebenarnya cukup banyak. Menurut Novi, ada 3-6 persen dari total populasi orang dewasa, yang biasanya menyerang orang berusia 20-50 tahun. Fibromyalgia tujuh kali lipat lebih berisiko terhadap perempuan dengan tingkat derajat nyeri yang bervariasi. Namun, masalahnya, kelainan ini sering salah diagnosis.
MAJALAH TEMPO