Orang-orang yang duduk di sepanjang lorong  kemungkinan besar menghadapi penumpang atau awak pesawat yang sakit disekitarnya  dan ini meningkatkan kemungkinan mereka terkena infeksi. 

Baca juga:
Tren Finger Piercing: Pria pun Menindik Jarinya, Apa Bahayanya?
Heboh Surat Lamaran Kerja Steve Jobs, Begini Cara Membuat CV
5 Hal Ini Dibutuhkan Pria Saat Menjalin Hubungan Romantis

Untuk sampai pada temuan ini, para peneliti meneliti 10 penerbangan domestik, melacak pergerakan penumpang dan anggota awak selama perjalanan. 

Selama 10 penerbangan yang berlangsung antara 3,5 dan lima jam itu, mereka mengamati satu orang yang batuk. 

Melalui cara ini, para peneliti menciptakan model penularan penyakit dengan menggunakan pola pergerakan penumpang, serta cara penyakit pernapasan menyebar - yaitu oleh orang yang sakit batuk, bersin atau bernapas di sekitar orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka menemukan bahwa 11 orang yang duduk paling dekat dengan penumpang yang sakit - dua lainnya di baris mereka, tiga penumpang di barisan depan dan belakang serta tiga penumpang yang duduk di baris ini di seberang lorong - adalah yang paling mungkin ikut menjadi sakit. 

Di luar radius ini, orang-orang di dekat jendela memiliki risiko sakit terendah. 

Penumpang yang sakit kemungkinan akan menginfeksi, paling banyak, dua penumpang lainnya, 
sementara awak pesawat yang sakit - yang mungkin bergerak di sekitar kabin jauh lebih sering selama penerbangan,  bisa menginfeksi empat atau lima orang. 

Namun demikian, para peneliti mencatat bahwa kru penerbangan tidak mungkin bekerja saat mereka sakit dan jika mereka tetap bekerja, mereka dapat minum obat, yang dapat mengurangi risiko menulari orang lain. Demikian seperti dilansir Time.