TEMPO.CO, Jakarta - Banyak manfaat yang dapat dipetik anak dari bermain di luar rumah. Di lingkungan yang lebih luas dan beragam, anak menjadi lebih aktif secara fisik dan lebih bahagia karena berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Soal kebersihan dan ancaman penyakit? Jangan takut. Asalkan orang tua membiasakan anak menjaga kebersihan setelah bermain, risiko masuknya kuman bisa diminimalkan.
"Kebiasaan mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah bermain akan mengurangi kekhawatiran terhadap masuknya cacing atau kuman dari luar rumah," tutur Kepala Sub-Direktorat Advokasi dan Kemitraan Kementerian Kesehatan, Sakri Sabatmaja, dalam peluncuran gerakan #JamMainKita, kemarin. Gerakan ini adalah upaya mengajak anak bermain permainan tradisional di luar rumah. Baca: 3 Manfaat Kesehatan Latihan Beban ala Pelatih Cristiano Ronaldo
Tidak hanya mengajari anak, dia mengimbuhkan, orang tua juga harus memberi contoh perilaku hidup higienis. Misalnya dengan menjaga lingkungan selalu bersih, tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak membuang air limbah di dekat hunian. "Orang tua juga bisa mendampingi saat anak bermain, memperhatikannya, dan mengenali dengan siapa anak bermain," kata dia.
Brand Manager Combantrin, PT Johnson & Johnson Indonesia, Rays Mitchelle, juga menyebutkan pentingnya bagi anak bermain di luar rumah. Sebab, dia melihat, anak-anak sekarang sudah kecanduan gawai. "Tidak hanya anak, orang tua juga lebih suka kalau anak- anak mereka bermain di dalam," kata Rays.
Padahal, menurut dia, memainkan permainan tradisional di luar ruangan banyak melibatkan aktivitas fisik yang bermanfaat mendorong perkembangan motorik dan psikologis anak. Mengenai kekhawatiran orang tua akan kesehatan anak, ini dapat diatasi dengan meminum obat cacing, memakai alas kaki, dan membersihkan diri setelah bermain. Baca: 5 Hal Ini Dibutuhkan Pria Saat Menjalin Hubungan Romantis
Putri Indonesia 2002, Melanie Putria, mengatakan orang tua tidak boleh takut anaknya bermain di luar rumah. Karena dia luar, ucap dia, anak memiliki banyak kesempatan untuk memperoleh pelajaran hidup seperti menangani konflik, menerima kekalahan, menghargai kemenangan, bekerja sama, dan bersosialisasi. "Semua pelajaran hidup tersebut tidak didapatkan dari gawai," ujar dia.
Soal penyakit, Melanie mengimbuhkan, bisa dicegah dengan berbagai tindakan preventif dari orang tua. Misalnya dengan memberi anak obat cacing. Apalagi sekarang ada program pemerintah yang memberikan obat cacing dua kali setahun. "Orang tuanya juga harus bersih, menjaga kuku, dicuci dengan sabun. Karena kalau tidak dicuci dengan sabun dan air yang mengalir, percuma saja," kata dia. Baca: 4 Jurus Sukses Mengatasi Sulit Tidur, Jangan Makan Malam
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2015, Rays Mitchelle menyebutkan, lebih dari 270 juta anak usia pra-sekolah dan 600 juta anak usia sekolah dunia tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, di mana cacing dapat berkembang biak dengan cepat. Di Indonesia, infeksi cacing juga merupakan salah satu masalah kesehatan utama.
Rays menjelaskan, infeksi cacing dapat mempengaruhi kualitas asupan, pencernaan, penyerapan, dan metabolisme makanan. Jika serangan cacing berlangsung lama, ini dapat menimbulkan kekurangan gizi lantaran berkurangnya kalori, protein, serta darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, dan produktivitas kerja, cacingan dapat menurunkan kekebalan tubuh penderitanya.
MUHAMMAD KURNIANTO | EFRI RITONGA| KORAN TEMPO