Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kecemasan Jadi Faktor Utama Sulit Tidur? Waspada Kanker Mengintai

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi tempat tidur (pixabay.com)
Ilustrasi tempat tidur (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak bisa tidur bahkan hingga dini hari atau insomnia tentunya menyiksa. Gangguan tersebut sudah menjadi hal yang umum terjadi di masyarakat modern yang dipicu oleh gaya hidup yang sibuk, stres, dan perkembangan teknologi.

Penelitian terbaru dalam Journal Sleep dikatakan wabah sulit tidur telah mempengaruhi sekitar 150 juta orang. Tingkatan masalah tidur tersebut berhubungan dengan gangguan depresi dan gelisah. Sementara itu di Indonesia, penelitian lain menyebutkan prevalensi insomnia mencapai 10 persen dari jumlah populasi, atau sekitar 28 juta orang.

Akibatnya bisa fatal bagi kesehatan apabila terjadi insomia yang berkepanjangan, dan tidak ada penangannan selanjutnya. Konsultan Kesehatan Edward Yong mengatakan insomnia akan memberikan dampak yang serius dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Baca: 2 Cara Menghindari Godaan Iklan di Media Sosial

“Ada peningkatan nafsu makan yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes, selain itu juga meningkatkan risiko jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh itu untuk jangka pendek dan menengah, untuk jangka panjang bisa menyebabkan kanker,” jelasnya di Jakarta.

Untuk menghindari hal tersebut, Edward mengatakan terdapat tiga elemen kualitas tidur yang baik yakni durasi, kontinuitas, kedalaman. Durasi merupakan panjang tidur harus cukup bagi seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya.
Ilustrasi pria tidur. shutterstock.com

“Kontinuitas, maksudnya waktu tidur tidak berhenti, sedangkan kedalaman artinya tidur harus cukup dalam atau lelap sehingga seseorang merasa segar,” katanya.

Psikolog klinis Aurora Lumbantoruan membenarkan kurang tidur atau buruknya kualitas tidur memiliki dampak negatif yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

“Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah secara psikologis dapat mempengaruhi ingatan dan kemampuan untuk belajar. Selanjutnya, bisa mempengaruhi kondisi psikologis seperti depresi, kecemasan, dan sakit jiwa,” katanya.

Dia mengatakan banyak gaya hidup masyarakat modern yang dapat menyebabkan insomnia, seperti membawa pekerjaan ke rumah dan bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang. Baca: Pentingnya Spa: 2 Minggu Sekali Saja, Intip Manfaatnya

Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarakan supaya individu menyadari ritme tubuh sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur.

“Tubuh merupakan tanggung jawab utama. Untuk dapat tidur dengan nyaman harus membuat lingkungan tempat tidur nyaman, jangan bekerja di tempat tidur,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan hasil survei berjudul Better Sleep, Better Health: A Global Look at Why We’re Still Falling Short on Sleep yang dirilis Phillips baru-baru ini menemukan bahwa gangguan tidur akan berdampak pada kesehatan. Beberapa dampak yang dirasakan di antaranya adalah kelelahan hingga perubahan suasana hati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Survei yang dilakukan secara online pada Februari 2018 oleh Harris Poll atas nama Philips ini mengupas kebiasaan tidur lebih dari 15.000 orang dewasa di 13 negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Polandia, Prancis, India, Cina, Australia, Kolombia, Argentina, Meksiko, Brasil dan Jepang.

Diperkirakan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia menderita sleep apnea. Sebanyak 80 persen di antaranya tetap tidak terdiagnosis, dan secara global 30 persen partisipan mengalami kesulitan untuk memulai tidur.
Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com

Tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan, tetapi hanya sepertiga dari orang dengan gangguan tidur yang mencari bantuan tenaga kesehatan profesional. Melalui kolaborasi dengan Richter dan survei tahunannya, Philips ingin menekankan pentingnya tidur berkualitas bagi setiap orang di seluruh dunia.

David White, Chief Medical Officer, Philips Sleep & Respiratory Care mengatakan tidur adalah landasan gaya hidup sehat. Kualitas dan durasi tidur setiap malam adalah variabel paling penting yang memengaruhi perasaan seseorang pada hari berikutnya.

“Jadi, tidur yang tidak memadai bisa berdampak langsung pada kesehatan kita, tidak seperti olahraga atau diet. Survei ini menunjukkan bahwa walaupun mengetahui bahwa tidur itu penting untuk kesehatan secara keseluruhan, banyak orang masih belum memprioritaskannya,” ujarnya.

Survei tersebut menemukan bahwa mayoritas orang dewasa secara global atau 67 persen menganggap bahwa tidur berdampak penting bagi keseluruhan kesehatan mereka. Setelah tidur malam yang tidak berkualitas, mereka merasa lelah (46 persen), murung atau mudah marah (41 persen), tidak termotivasi (39 persen), dan mengalami kesulitan berkonsentrasi (39 persen). Baca: Benarkah Deodoran Penyebab Kanker? Cek 3 Fakta Ini

Selain itu, enam atau lebih dari 10 orang dewasa (61 persen) di dunia memiliki beberapa jenis masalah medis yang memengaruhi tidur mereka. Sekitar seperempat orang dewasa melaporkan insomnia (26 persen) dan 1 dari 5 orang mendengkur (21 persen).

Hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan menjaga kebiasaan tidur yang baik. Dalam survei tersebut hanya ada sekitar 29 persen responden yang merasa menyesal tidak menjaga kebiasaan tidur yang baik.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan keinginan mereka untuk berolahraga secara rutin, yakni 3-4 kali dalam sepekan sebanyak 49 persen dan menjaga makan sehat sebanyak 42 persen.

Faktor kecemasan membuat lebih dari setengah orang dewasa di dunia terjaga di malam hari dalam 3 bulan terakhir tercatat sebanyak 58 persen. Kesulitan tidur tersebut juga diakibatkan oleh kebiasaan menggunakan perangkat teknologi yang dialami 26 persen responden.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

1 jam lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.


Jaga Kesehatan dengan Menerapkan Waktu Tidur Ideal

2 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
Jaga Kesehatan dengan Menerapkan Waktu Tidur Ideal

Berikut waktu tidur ideal agar kesehatan tubuh terus terjaga. Jangan tidur terlalu malam bila tak ada kepentingan khusus.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

2 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

3 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

3 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?


Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

4 hari lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.


7 Tips Tidur Nyenyak di Pesawat

4 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang kelas ekonomi. Freepik.com/DC Studios
7 Tips Tidur Nyenyak di Pesawat

Beberapa tips ini bisa Anda lakukan jika ingin tidur nyenyak di pesawat.


Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam saat Arus Balik

5 hari lalu

Iced Matcha Latte. Shutterstock
Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam saat Arus Balik

Perjalanan arus balik Lebaran menjadi momen melelahkan. Saat melakukan perjalanan malam, Begadang mungkin tak terhindarkan.


Jangan Remehkan Tidur Singkat untuk Kesehatan Saat Jalani Arus Mudik

6 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Jangan Remehkan Tidur Singkat untuk Kesehatan Saat Jalani Arus Mudik

Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama mengatakan tidur singkat atau yang lebih dikenal dengan power nap dapat membantu menjaga kesehatan