TEMPO.CO, Jakarta - Kasus skimming belakangan kembali marak terjadi. Sejumlah nasabah bank melaporkan bahwa mereka kehilangan dana atau menjadi korban. Lalu, apa itu skimming? Dan, bagaimana menghindarinya?
Business Development Manager Kaspersky Lab Indonesia, Dony Koesmandarin, menjelaskan bahwa skimming adalah teknik untuk menduplikasi data dari kartu, baik kartu debit ATM, credit card, dan sejenisnya.
Baca Juga:
Baca juga:
Earth Hour, Tak Sekadar Memadamkan Listrik 1 Jam Saja
5 Kelakuan Unik Ryan Reynolds, Aktor Pemeran Deadpool 2
Suka Ular? Ini 4 Jenis yang Cocok Dipelihara
"Saat ini sepengetahuan saya skimming bisa membaca magnetik card. Oleh karena itu, bank diimbau untuk menggunakan chip juga di bagian belakang kartu," kata Dony.
Agar transaksi di ATM dapat berjalan lancar, Dony pun membagikan beberapa tips.
Pertama, nasabah harus memperhatikan mesin ATM. "Saya pribadi, sebelum saya coba memasukkan kartu ATM, di tempat lobang apakah itu real atau tempelan," ujarnya, merujuk kemungkinan mesin ATM ditempeli skimmer.
Kedua, nasabah harus perhatikan pula lokasi ATM. Mesin ATM yang berada di lokasi yang sepi, menurut Dony, lebih membuka peluang bagi pelaku untuk melakukan kejahatan.
"Karena, memasang skimmer butuh waktu. Lebih baik di ATM yang ramai atau ATM yang ada di bank pasti aman karena ada security-nya," ujarnya, terkait penempatan petugas satuan pengamanan (satpam).
Tidak hanya itu, ketiga, nasabah disarankannya mengganti kata kunci kartu ATM secara berkala. "Dia perlu bawa alat skimmer, lalu dihubungkan ke komputer untuk menduplikasi data. Data yang diambil hari ini bisa saja baru dieksekusi besok. Jika Anda mengganti password, maka dia akan gagal menguras uang Anda," ujar Dony, menyinggung kinerja pelaku kejahatan.
Tips keempat untuk menghindari skimming, usahakan kartu ATM nasabah tidak hanya dilengkapi dengan magnetik saja, tetapi juga lempeng data digital (chip).