TEMPO.CO, Jakarta - Down Syndrome atau DS merupakan sebuah kondisi kesehatan dimana seseorang memiliki jumlah kromosom yang berbeda dengan jumlah pada umumnya. Setiap tubuh manusia memiliki 23 kromosom (masing-masing sepasang). Namun seseorang dengan DS, kromosom 21-nya kelebihan, tidak sepasang (seperti normalnya), tapi ada 3 buah yang disebut trisomi 21.
Banyak informasi yang diterima atau sudah menjadi pikiran umum masyarakat, termasuk Indonesia. Anak dengan DS dianggap tidak bisa berinteraksi atau melakukan hal apapun secara mandiri.
Baca: Sikap Suami Hilda Vitria Punya 4 Efek untuk Kesehatan, Apa Saja?
Benarkah demikian? Dalam memperingati Hari Sindrom Down Sedunia tanggal 21 Maret setiap tahunnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta menggelar acara pada 28 Maret 2018 di RSCM Kiara Ibu dan Anak Jakarta, dengan mengundang para orangtua yang memiliki anak DS.
Di kesempatan acara ini, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta, Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menjelaskan beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai Down Syndrome(DS).
Baca Juga:
1. Anak dengan Down Syndrome cenderung hiperaktif
Faktanya: tidak semua anak DS mengalami hiperaktif. Rini menjelaskan, bahwa batasan untuk mengetahui seorang anak DS hiperaktif atau tidak itu sulit. "Ada yang memang dalam perkembangannya yang harus melempar. Bisa saja itu kebutuhan untuk mencari stimulus." Jadi, hal tersebut tidak menandakan bahwa anak dengan DS merupakan anak yang hiperaktif.
2. Wanita dengan DS memiliki siklus menstruasi yang lebih cepat
Faktanya: Menurut dr. Rini, hal tersebut tidak benar. Hipotisis hipotalamus, yaitu hormon yang mengatur siklus menstruasi, tidak berbeda dengan wanita yang tidak DS. Organ yang mengatur mensturasi tersebut tidak memiliki gangguan ataupun masalah.
3. Anak dengan DS harus ditempatkan dalam program pendidikan khusus
Faktanya: Tidak selalu harus ditempatkan pada program pendidikan khusus. Ada beberapa syarat yang memang harus dipenuhi demi mengetahui ajaran yang tepat dan sesuai untuk anak DS.
1. Mampu berkomunikasi, dalam arti anak DS mampu memahami apa yg disampaikan oleh guru dan lingkungannya. Dan juga bisa mengekspresikan diri, hal ini penting karena dengan mengetahui bagaimana anak merespon dan mengekspresikan sesuatu, akan memberikan informasi cara mengajar yang tepat untuk anak.
Baca: Heboh Suami Dian Sastro: Jangan Lupa 4 Hal Ini
2. Mampu mengontrol diri, mampu menyimak.
3. Terapis okupasi (mengajarkan mana jauh mana dekat mana kanan mana kiri dsb). Jika anak suka melempar, baiknya orgtua ga usah melarang biarkan agar anak terus mengembangkan kemampuannya.
4. Seseorang dengan DS tidak akan menikah
Faktanya: Ada kasus di Brazil, dimana seorang wanita dengan DS menikahi pria normal dan ia mampu melahirkan serta merawat anaknya sendiri. Karena, menurut Rini, orang dengan DS berhak untuk bahagia. Dan mereka pun bisa membangun serta memiliki hubungan romantis dengan orang lain. Baca:3 Jurus Sukses untuk Pekerja Lepas, Jangan Lupa Pensiun
5. Seseorang dengan DS selalu merasa bahagia
Faktanya: "Tentu saja tidak. Mereka juga bisa sedih, marah, menangis, kecewa dan lainnya," ucap Rini. Pada dasarnya, seseorang dengan Down Syndrome adalah sama dengan orang pada umumnya. Yang membedakan hanya jumlah kromosom yang mereka miliki dalam tubuhnya.