TEMPO.CO, Jakarta - Penderita kanker semakin muda. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru W. Sudoyono mengatakan 30 persen penderita kanker kolorektal atau kanker usus besar di Indonesia adalah usia produktif, yaitu usia di bawah 40 tahun. Menurut Aru, hal ini karena adanya perubahan gaya hidup yang tidak sehat sehingga semakin banyak orang yang terkena kanker kolorektal. "Orang semakin senang memakan makanan cepat saji, hal ini dapat memicu berbagai macam penyakit salah satunya kanker kolorektal," kata dia saat acara diskusi "Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat", di Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta Selasa 3 April 2018.
Kanker Kolorektal alias kanker usus besar adalah kanker yang menimpa usus besar sampai dubur. Timbuhnya perlahan-lahan, keluhannya pun timbul perlahan. Sehingga para penderita sering mengabaikan atau lalai terkadap gejala penyakitnya.
Aru mengatakan beberapa gaya hidup yang bisa memicu timbulnya kanker kolorektal itu adalah kebiasaan merokok, minum alkohol dan memakan makanan berlemak. Sering memakan daging merah dan jarang mengkonsumsi serat dari buah dan sayur, serta obesitas pun bisa meningkatkan keberadaan penyakit ini. Hal ini ditambah dengan orang-orang yang semakin malas bergerak atau kurang melakukan aktivitas fisik.
Baca juga:
Festival Cheng Beng: Kremasi Sudah Dilakukan Sejak Zaman Kuno
Festival Cheng Beng Saatnya Mengingat Leluhur, Puncaknya 5 April
Waspada 3 Zodiak Ini, Cinta Bisa Putus Tiba-tiba
Para penderita kanker usus besar juga akan mengalami masalah pencernaan seperti diare, sembelit aatau mengeluarkan darah saat buang air besar. "Jika sudah sampai mengeluarkan darah saat buang air besar maka kanker tersebut sudah stadium lanjut," kata Aru.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan.
Data Globocan 2012 menunjukkan, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Bahkan secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah satu dari 20 orang.
Meningkatnya prevalensi kanker kolorektal di Indonesia, maka Yayasan Kanker Indonesia mengajak masyarakat agar lebih waspada dan tidak mengabaikan tanda-tanda penyakit tersebut. Dia pun meminta agar masyarakat melakukan deteksi dini atau skrining usus, agar penyakit kanker kolorektal dapat segera ditangani.