TEMPO.CO, Jakarta - Bermain akting atau berpura-pura bagus dilakukan orang tua kepada anak. Psikolog klinis anak dari Universitas Case Western Reserve, Ohio, Amerika Serikat, Sandra Russ mengatakan bermain akting atau berpura-pura membantu anak untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tidak seperti mainan berbentuk benda apalagi komputer yang membuat anak asyik sendiri, bermain pura-pura membutuhkan aksi dan reaksi.
Anak akan mempelajari bahwa aksi mereka akan menimbulkan reaksi, sebaliknya juga akan mengenali reaksi seperti apa yang pas untuk aksi tertentu—misalnya reaksi sebagai dokter saat melihat pasien mereka kesakitan.
Baca juga:
Fakta Kanker Paru, Betulkah Dia Si Misterius yang Baik Hati?
Jangan Salah Mengkonsumsi Vitamin C, Tilik Petunjuk Dokter
Cinta Tak Selalu Harus Mahal, 5 Cara Ini Contohnya
Bermain adalah kegiatan integral untuk menumbuhkan anak yang sehat dan pandai beradaptasi. John Goodwin, CEO Lego Foundation dan mantan kepala bagian keuangan The Lego Group mengatakan, “Dengan membantu anak banyak bermain, berarti Anda mempersiapkan mereka untuk masuk ke dunia kerja dan masyarakat luas,” kata Goodwin.
Di sisi lain, dalam kehidupan keluarga modern, bermain pura-pura semakin jarang dilakukan. Dalam studi yang digagas pusat penelitian Edelman Intelligence di AS, sebanyak 56 persen responden dari 12.710 orang tua di 10 negara mengatakan, anak-anak mereka menghabiskan waktu kurang dari satu jam per hari untuk bermain di luar ruangan.