TEMPO.CO, Jakarta - Mantan agen FBI, Joe Navarro, yang kini menjadi penulis buku bahasa tubuh, tergelitik menganalisis CEO Facebook Mark Zuckerberg selama sidang kongres. Dalam tulisan opini yang dimuat di laman Fortune, Navarro melihat, di balik pembawaannya yang tenang dan lancar dalam menjawab setiap pertanyaan, ada yang disembunyikan Zuckerberg selama sidang yang berlangsung dua hari itu.
"Kebanyakan Mark Zuckerberg berlaku seperti yang sudah diperkirakan: dia menghormati, memanggil dengan sebutan 'senator'; sabar, meskipun pertanyaan kadang tidak masuk akal dan sudah ditanyakan berulang kali; dan merasa menyesal," kata Navarro.
Baca juga:
Hamish Daud Tekankan Pentingnya Sarapan, Simak Manfaatnya
Stroke Bisa Serang Usia Muda, Perhatikan 2 Hal Ini
Apa Itu Gaya Hidup Sedentari? Bisa Ancam Jiwa? Cek Solusinya
Zuckerberg memang ahli di bidangnya, yaitu Internet. Namun Navarro menilai dia bukan orang yang ahli berbicara di depan umum. Dia menunjukkan sejumlah gejala psikologis tidak nyaman.
Saat pertama kali duduk di ruang sidang, Zuckerberg terlihat kaku dan ragu untuk melihat sekelilingnya. Setelah itu, dia meneguk minumannya perlahan dan sesekali sulit menelannya, tanda sedang berada di bawah tekanan.
"Zuckerberg beberapa kali menekan bibirnya, tanda stres. Orang-orang yang bersaksi di hadapan kongres sering menekan bibirnya berulang kali," ucap Navarro.
Tanda-tanda ketidaknyamanan juga terlihat dari cara Zuckerberg menjawab. Navarro menilai para pemimpin biasanya menggunakan gerakan tangan untuk menekankan sesuatu. Zuckerberg menempuh cara lain, dia menggunakan suara untuk menekankan maksudnya.
"Itu kesalahan. Gerakan lebih kuat daripada suara, jika digunakan dengan baik," ujarnya.
Mark Zuckerberg berhasil mempertahankan ekspresi datar selama persidangan. Dia juga mempertahankan ketulusan dan kesederhanaan, seperti yang sering dia tunjukkan, selama persidangan.
"Itu hal yang positif untuk dia, perusahaannya, dan para investor," tutur Navarro.