TEMPO.CO, Jakarta - Bukan tanpa alasan, ternyata orang yang pernah selingkuh kemungkinan besar akan melakukan perselingkuhan lagi pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Benarkah?
Perselingkuhan menjadi masalah serius bagi pasangan yang tengah menjalani sebuah hubungan. Kabar buruknya, perilaku selingkuh bisa menyebabkan ketagihan.
American Psychological Association’s di Washington DC melakukan penelitian terhadap 484 orang berusia 18-35 tahun yang menjalin hubungan selama lima tahun dan menemukan bahwa 30 persen subjek mengaku, mereka pernah berselingkuh.
Baca juga:
Telemedis Bisa Bantu Tingkatkan Layanan Kesehatan Masyarakat
Cara Bidan dan Dukun Beranak Kerja Sama Tangani Ibu Melahirkan
Etika Bugil di Wisata Pemandian Umum Berbagai Negara, Mau Coba?
Bahkan lebih dari setengahnya menyatakan bahwa mereka berselingkuh kembali dalam hubungan berikutnya.
Hal ini dibenarkan oleh konselor dan terapis di Biro Konsultasi Westaria, Anggia Chrisanti. Ia menerangkan bahwa perilaku selingkuh terkait dengan persepsi individu terhadap pengalaman berselingkuh itu sendiri.
Jika seseorang memiliki pengalaman berselingkuh yang menyenangkan maka timbullah persepsi bahwa selingkuh itu menyenangkan.
Jika sudah demikian maka bukan tidak mungkin orang tersebut akan melakukan perselingkuhan lagi. Anggia mengemukakan bahwa pengalaman positif dari berselingkuh tidak hanya memunculkan persepsi tetapi juga memunculkan hormon dopamin di dalam otak.
“Ketika seseorang merasa bahagia, relaks, nyaman saat berselingkuh maka hormon dopamin atau hormon yang menyebabkan sifat kecanduan juga keluar di dalam otak,” ungkapnya.