TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak yang tahu, Mariah Carey menderita bipolar. Pelantun lagu Hero ini didiagnosis menderita bipolar sejak tahun 2001. Kala itu, Mariah Carey tak mau mempercayai kenyataan itu.
Barulah kini Mariah Carey berani menceritakan pengalamannya sebagai orang dengan gangguan bipolar. "Sampai akhir-akhir ini, saya hidup dalam penyangkalan dan isolasi dan rasa takut terus menerus bahwa seseorang akan membuka rahasia saya," ucap Mariah Carey dalam sesi wawancara dengan majalah People.
Baca juga:
Penderita Diabetes Tidak Boleh Makan Nasi, Fakta atau Mitos?
Stop Kemasan Plastik atau Bahaya Ini Mengintai Kita
Mark Zuckerberg Dicecar Kasus Facebook, Ini Arti Bahasa Tubuhnya
Menurut Mariah Carey, ia mulai mencari dan menjalani pengobatan. Peraih 5 piala Grammy ini kini menjalani terapi dan pengobatan untuk gangguan bipolar II, yaitu bipolar yang diikuti rasa depresi dan hipomania (suasana hati yang terus meningkat). Namun suasana hati yang terus meningkat ini tidak separah bipolar I.
Ibu dua anak ini juga mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang positif dan fokus melakukan hal yang ia sukai, menulis lagu dan membuat musik.
Baca Juga:
Awalnya, Mariah Carey mengira ia menderita gangguan tidur. Tapi, mantan istri rapper Nick Cannon ini merasa ada yang aneh dengan kondisinya. Ia terus-terusan bekerja dan sering merasa takut mengecewakan orang lain.
Tenyata, Mariah tengah mengalami fase mania (emosi yang berlebihan) kala itu. Setelahnya, timbul rasa depresi yang menghantui Maria. "Saya akan merasa kesepian dan sedih bahkan merasa bersalah tidak melakukan apa yang seharusnya saya lakukan dalam karier saya," cerita Mariah Carey.
Untungnya, Mariah Carey kini bisa menerima dirinya sendiri dan berharap tidak ada lagi stigma terhadap penderita bipolar. "(bipolar) itu tak harus mencerminkan Anda dan saya menolak untuk membiarkan bipolar mencerminkan atau menguasai saya," tegas Mariah Carey.