TEMPO.CO, Jakarta - Sarapan memiliki banyak manfaat. Herbalife Nutrition menyelenggarakan survei yang diikuti 5.500 responden di 11 negara Asia Pasifik yaitu Australia, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam pada Februari 2018. Hasil survei itu menemukan bahwa mayoritas responden memahami akan pentingnya sarapan sehat dalam meningkatkan kesehatan dan mengelola berat badan.
Survei itu juga menyebutkan bahwa 7 dari 10 persen orang di Indonesia melakukan sarapan setiap hari atau 7 hari dalam sepekan. Menurut para responden ini, ada tiga manfaat sarapan. 98 persen responden menilai bahwa sarapan berguna untuk memberi energi di pagi hari. 94 persen pun mengatakan manfaat mengonsumsi sarapan untuk memulai metabolisme di pagi hari. "Sarapan juga bisa meningkatkan mood Anda," kata pelatih fisik pesepakbola Cristiano Ronaldo, Samantha Clayton di Hotel Mulia pada Rabu 18 April 2018. Sebanyak 83 persen responden membenarkan pernyataan Samantha.
Baca juga:
Barbara Bush tentang Cinta Sejati dan Kesetiaan
Jelang SBMPTN 2018, Intip Trik dan Tips Persiapannya
Indonesian Idol, Bagaimana Karier Para Alumninya?
Menurut Samantha, bila di pagi hari seseorang tidak ternutrisi, maka dia badan akan merasa tidak enak. "Mood bisa naik turun. Bila sarapan, asupan kita bisa meningkatkan mood," katanya.
Samantha mengatakan sebenarnya sudah banyak yang paham bahwa sarapan baik untuk tubuh. Namun mereka lebih memilih untuk tidak sarapan karena sudah terburu-buru melakukan aktivitas, seperti berangkat kerja atau ke sekolah. "Bagusnya, di Indonesia sudah banyak yang mau sarapan. Sayang, orang Indonesia lebih banyak mengkonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi," katanya.
Data Herbalife Nutrition menyebutkan bahwa 40 persen oran Indonesia menganggap karbohidrat sebagai nutrisi penting dalam sarapan. Responden Indonesia juga mengakui protein juga dianggap penting sebagai nutrisi pada saat sarapan. Namun faktanya, menu favorit responden Indonesia untuk sarapan terdiri dari karbohidrat sebanyak 56 persen, dan minuman panas sebanyak 41 persen.
Baca Juga:
Samantha yang juga menjabat sebagai Vice President Worldwide Sports Performance mengatakan sarapan dengan kandungan karbohidrat tinggi cocok untuk masyarakat 20 tahun lalu. Alasannya, dahulu mereka bekerja berat dengan mencangkul atau pergi ke sawah atau masih mau berjalan jauh. Akibatnya, kalori dari karbohidrat itu terbakar dengan berbagai aktivitas fisik yang dilakukan. "Saat ini kan para pekerja lebih banyak bekerja di belakang meja. Mereka tidak banyak bergerak," katanya.
Sarapan, kata Samantha, sebaiknya mengkonsumsi 40 persen karbohidrat, 30 persen protein, dan 30 persen lemak sehat juga delapan gelas air minum untuk menjaga kesehatan tubuh. Menurut Samatha, mengkonsumsi banyak protein bisa membuat Anda lebih kenyang. "Sehingga protein membantu Anda menunda keinginan untuk ngemil," katanya.