TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi Ati Nirwanawati mengatakan pola asuh keluarga modern memiliki celah yang dapat mengakibatkan anak mengalami stunting. Misalnya memberikan pengasuhan anak kepada orang lain, tidak teratur mencatat tumbuh-kembang anak di posyandu, serta enggan berkonsultasi dengan ahli mengenai pola asuh dan pola makan yang benar bagi ibu dan anak.
Stunting, menurut Ati Nirwanawati, merupakan salah satu kondisi malnutrisi atau kekurangan gizi yang menyebabkan anak mengalami gagal tumbuh. Kondisi itu, menurut dia, tak terkait dengan faktor genetika. "Penyebabnya adalah ibu dan anak yang mengalami kekurangan gizi kronis dan akut dalam jangka waktu lama, dari kehamilan hingga lahir," kata dia, 18 April 2018.
Baca juga:
4 Tips Agar Sarapan jadi Kebiasaan
Tidak Mau Pakaian di Lemari Menumpuk? Coba Sewa Pakaian
Pelatih Fisik Cristiano Ronaldo: Sarapan Bisa Meningkatkan Mood
Menurut Ati, mencegah stunting dapat dimulai dari membiasakan menjalani pola makan seimbang dan gaya hidup sehat sedari dini. "Terutama perempuan yang kelak akan hamil dan menyusui, mesti membiasakan diri menjalaninya sejak mendapatkan menstruasi pertama," kata dia. Pola makan seimbang, menurut Ati, tidak harus mahal dan tidak perlu dengan mengkonsumsi banyak suplemen makanan tambahan.
Jika anak telanjur lahir dengan kondisi stunting, kata dia, hal itu dapat diatasi selama dua tahun masa pertumbuhannya. "Dikejar dengan memberikan ASI eksklusif selama dua tahun, perbaikan gizi bagi ibunya, serta memberikan makanan pendamping ASI yang kaya akan nutrisi setelah bayi tersebut dapat mengkonsumsi makanan padat," kata dia.
Ihwal pola asuh, dokter spesialis anak Conny Tanjung mengungkapkan cara orang tua mengenalkan makanan pada balita dapat menyebabkan anak mengalami stunting. "Stunting merupakan dampak dari kekurangan gizi yang terjadi pada seribu hari pertumbuhan si kecil," kata dia. Misalnya, ketika anak terlambat dikenalkan pada makanan, atau terlalu cepat mengenalkan makanan bertekstur padat kepada anak.
Baca juga:
Menjaga Kesehatan di Usia 40? Lakukan yang Satu Ini
7 Indikator yang Bisa Dijadikan Alasan untuk Putus Cinta
Doyan Makan Kerang, Waspadai 4 Bahaya Ini
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan kekerdilan ini dapat dicegah. "Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahannya, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih," kata dia. Nila menjelaskan pola asuh yang kurang baik kerap berujung pada praktek pemberian makan bagi bayi dan balita yang keliru.
Hal tersebut, menurut dia, terkait erat dengan pengetahuan keluarga mengenai kesehatan gizi dari kebiasaan sehari-hari. "Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku untuk meningkatkan kesehatan gizi ibu, anak, dan seluruh keluarganya," kata dia.
KORAN TEMPO