Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pahlawan Agus Salim Pernah Bela Kartini, Intip Kisahnya

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Raden Ajeng Kartini (kanan) bersama saudarinya, Kardinah (tengah), dan Roekmini. wikipedia.org
Raden Ajeng Kartini (kanan) bersama saudarinya, Kardinah (tengah), dan Roekmini. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pahlawan Nasional Agus Salim selama kariernya terkenal sebagai penerjemah, aktivis politik, wartawan, diplomat ulung, alim dan intelektual kelas berat. Namun tahukah Anda bahwa Agus Salim pernah bercita-cita masuk sekolah kedokteran di Belanda selepas Hollandsch-Inlandsche School. Otaknya yang encer membuat anak Sutan Muhammad Salim, hoofd djaksa di Riau, itu terkenal hingga ke kediaman Raden Ajeng Kartini di Jawa Tengah. Kartini pun merelakan beasiswanya ke Belanda dialihkan ke Salim.

Agus Salim adalah sosok negarawan dan pembela perempuan. Pada kongres kedua Jong Islamieten Bond (JIB) di Solo, akhir 1927, secara demonstratif Agus Salim menegaskan sikapnya. Sebagai penasihat organisasi kepemudaan Islam itu, ia memerintahkan tabir yang memisahkan kelompok pria dan wanita disingkirkan. "Ini bertolak belakang dengan segala sesuatu yang menjadi kelaziman. Sikap ini nyata tidak benar," kata Salim kepada peserta kongres. Baca: Hari Kartini 2018: Kesetaraan Lewat Secangkir Kopi dan Teh

Perintah tersebut tentu menjadi tanda tanya hadirin. Membuat pembatas di antara mereka merupakan kebiasaan khas muslim. Ini kerap terjadi pada rapat yang digelar, termasuk dalam kongres pertama dua tahun sebelumnya di Yogyakarta. Karena itu, Ketua JIB Wiwoho meminta Salim memberi penjelasan kepada peserta pertemuan.

Di atas mimbar, Salim berceramah mengenai duduk perkara yang jadi sikapnya dengan tegas. Menurut dia, tujuan pendirian JIB adalah mengenal dan mengamalkan Islam secara sempurna. Caranya, segala sesuatu yang bukan hukum Islam atau tak bersumber pada ajaran Islam harus disingkirkan. "Pengucilan kaum wanita merupakan suatu adat Arab, bukan keharusan agama Islam," ujar Salim, yang kemudian menuliskannya pada majalah Het Licht, Tahun II, 1926. Baca: Hari Kartini 2018, Mengapa 4 Tokoh Wanita Ini Sering Disebut?

Dia lalu menukil Surat An-Nur ayat 30 untuk mendukung argumentasinya yang menyebutkan kaum lelaki diperintahkan menjaga pandangan mata dan memelihara rasa malunya. Dalam ayat selanjutnya, hal serupa dituntut untuk dilakukan perempuan. Dengan demikian, tanpa tirai pun, laki-laki dan perempuan bisa berkomunikasi.

Sutan Sjahrir bersama Agus Salim, Charles Tambu, Sumitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko dalam sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success, 1947. Renungan dan Perjuangan Bianglala

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wakil Ketua Partai Sarekat Islam Indonesia ini juga menyitir pendapat Dr Th.W. Juynboll. Tokoh orientalis ini menyatakan, sebelum zaman Islam, penyelubung tubuh wanita dilazimkan di dunia Timur, termasuk oleh kaum Kristen. Namun kebiasaan itu rupanya malah tidak lazim di lingkaran Nabi Muhammad. "Lagi pula, pengucilan kaum wanita pada rapat-rapat JIB tidak menguntungkan untuk propaganda himpunan kita," katanya. Baca: Camilan Sehat Jennifer Lawrence agar Tetap Langsing

Pembelaan Salim terhadap perempuan juga diperlihatkan ketika muncul "serangan" kepada Raden Ajeng Kartini. Sebuah tulisan di Bendera Islam menghujat putri Rembang itu. Buku Door Duisternis tot Licht, yang berisi surat-surat pribadinya dan diterbitkan ketika dia sudah meninggal, dianggap melecehkan Islam. Salim mengajukan sejumlah alasan bahwa celaan itu tidak pada tempatnya.

Menurut dia, surat-surat Kartini merupakan pendapat pribadi yang tidak dimaksudkan untuk diterbitkan. Dari sisi pemikiran, pandangan Kartini dianggap belum stabil ketika ia mengungkapkan pikirannya pada usia dini. Selain itu, informasi mengenai Islam masih minim diperoleh putri Jawa ini. Ketika itu, Quran memang tidak boleh disalin atau diartikan.

MAJALAH TEMPO 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Event Lari Khusus Perempuan Pertama Digelar di Yogyakarta, Ada Rute Masuk Kebun Binatang

16 hari lalu

Ilustrasi lomba lari. Freepik.com/Drazen Zigic
Event Lari Khusus Perempuan Pertama Digelar di Yogyakarta, Ada Rute Masuk Kebun Binatang

Digelar bertepatan Hari Kartini 21 April 2024, event lari di Yogyakarta ini sekaligus sarana me time dan healing kaum perempuan.


Film dan Serial Populer Dian Sastro, AADC hingga Gadis Kretek dan Ratu Adil

32 hari lalu

Dian Sastrowardoyo dan Ario Bayu dalam serial Gadis Kretek. Dok. Netflix
Film dan Serial Populer Dian Sastro, AADC hingga Gadis Kretek dan Ratu Adil

Dian Sastro sudah banyak membintangi film populer sejak era 2000-an sampai sekarang. Lantas, apa saja film populer tersebut?


Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam


Doni Monardo di Mata Sahabat hingga BNPB Rekomendasikan 3 Hari Berkabung

4 Desember 2023

Prosesi pemakaman mantan Kepala BNPB Letjen (purn) Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin, 4 Desember 2023. Doni memiliki sejumlah karier cemerlang di militer, di antaranya menjadi Komandan Paspamres, Komandan Jenderal Kopassus dan Pangdam Militer III Siliwangi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Doni Monardo di Mata Sahabat hingga BNPB Rekomendasikan 3 Hari Berkabung

Doni Monardo, tokoh yang dikenal berkat jasanya sebagai pahlawan Covid-19 sudah tutup usia. Sosok dengan nama lengkap Letjen TNI (Purn) Doni Monardo ini sangat berperan penting kala pandemi tahun lalu.


Panglima TNI Pertimbangkan Usulan Doni Monardo Jadi Pahlawan Nasional

4 Desember 2023

Prosesi pemakaman mantan Kepala BNPB Letjen (purn) Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin, 4 Desember 2023. Di awal masa pandemi Covid-19, Doni menjadi Ketua Satgas Covid-19. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Panglima TNI Pertimbangkan Usulan Doni Monardo Jadi Pahlawan Nasional

Agus Subiyanto juga tidak menutup kemungkinan nama Doni Monardo akan diabadikan sebagai nama gedung di fasilitas yang dimiliki TNI.


Chelsea Islan Gerakkan Anak Muda Lestarikan Lingkungan buat Indonesia

14 November 2023

Chelsea Islan. Foto: Instagram/@chelseaislan
Chelsea Islan Gerakkan Anak Muda Lestarikan Lingkungan buat Indonesia

Chelsea Islan mengajak anak muda terlibat aktif dalam segenap misi pelestarian lingkungan sebagai wujud kebaktian kepada bangsa Indonesia.


Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2023

Suasana Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 1 Maret 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

Prof Mochtar Kusumaatmadja beberapa tahun terakhir diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya sangat besar sebagai konseptor Deklarasi Djuanda.


Jadilah Pahlawan Keuangan di Rumah dengan Cara Berikut

12 November 2023

Ilustrasi mengelola keuangan. Shutterstock
Jadilah Pahlawan Keuangan di Rumah dengan Cara Berikut

Pahlawan keuangan bertugas melindungi masa depan keluarga dengan mengamankan harta, aset, dan tabungan. Berikut tips jadi pahlawan keuangan keluarga.


Mengenal Rahmah El Yunussiyah, Pendiri Sekolah Islam Perempuan Pertama di Indonesia

11 November 2023

Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Rahmah El Yunusiyyah (paling depan tengah) berfoto bersama. (Antara/HO-Humas Diniyyah Puteri Padang Panjang).
Mengenal Rahmah El Yunussiyah, Pendiri Sekolah Islam Perempuan Pertama di Indonesia

Dari sekolah yang didirikan pada 1 November 1923 oleh Rahmah El Yunussiyah, lahir tokoh-tokoh besar bangsa yang tercatat sebagai pahlawan nasional.


6 Tokoh yang akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Jokowi

9 November 2023

Sejumlah peserta membentangkan foto-foto Pahlawan Nasional saat Parade Surabaya Juang di Surabaya, Ahad, 5 November 2023. Parade Surabaya Juang tersebut digelar untuk menyambut Hari Pahlawan. ANTARA/Didik Suhartono
6 Tokoh yang akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Jokowi

Presiden Joko Widodo akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk enam pejuang.