TEMPO.CO, Jakarta - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama(SMP) resmi digelar selama 23 - 26 April 2018. Untuk mempersiapkannya, banyak yang dilakukan para siswa mulai dari mengikuti les bimbingan belajar sampai berlatih soal ujian dari buku-buku latihan. Tidak hanya siswa yang mempersiapkan ujian ini, para orang tua pun ikut sibuk.
Namun, dalam beberapa kasus tidak sedikit anak yang menunjukkan sikap stres atau khawatir yang berlebihan saat akan menghadapi ujian. Bahkan, terkadang tanpa sadar banyak orangtua ikut stres memikirkan ujian nasional yang akan dihadapi si anak. Baca: Waspadai Dampak Terlambat Sarapan bagi Penderita Diabetes
Para orang tua pun terkadang terlalu memaksakan anaknya untuk memberikan hasil yang terbaik. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana cara yang baik mendukung dan membantu anak dalam situasi ini. “Yang pasti, memberi dukungan fisik, mental dan spiritual serta ketenangan psikologis bagi anak,” kata psikolog klinis, Denrich Suryadi saat dihubungi TEMPO.CO pada 23 April 2018.
Denrich menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan para orangtua untuk mengatasi rasa stres atau khawatir berlebihan pada anak saat akan menghadapi ujian penting. Baca: Mau Beli Emas? Coba Perhatikan 3 Hal Ini
Pertama, orang tua bisa memberikan dukungan dengan mempercayai bahwa anak akan belajar mandiri untuk hasil terbaiknya. Contohnya dengan tidak bertanya-tanya atau memaksa anak belajar melebihi kapasitas. Anda juga dapat menanyakan serta menyediakan kebutuhan anak menjelang ujian seperti alat tulis, buku soal-soal, kisi-kisi dan lainnya. “Beri waktu luang bagi anak untuk belajar dan juga bersenang-senang sebentar agar tidak terlalu stres,” kata Denrich.
Kedua, para orang tua juga bisa menciptakan suasana yang kondusif untuk anak belajar di rumah. Hindari kebisingan, atau kurangi kegiatan acara di rumah. Anda juga harus ingat untuk tidak memarahi atau mengkritik anak jika belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan Anda. “Yang ujian ‘kan anaknya, bukan kita. Proses belajar tiap orang itu berbeda-beda,” ujar Denrich. Baca: Demi Kurus, Farhat Abbas Lari 5 Kilometer Setiap Pagi
Ketiga, orang tua bisa menyediakan makanan bergizi dan camilan untuk menemani anak di rumah selama belajar. Menurut Denrich, semakin banyak belajar, energi yang dikeluarkan akan semakin banyak sehingga anak biasanya mudah lapar. Anda bisa menyiapkan camilan sehat dan enak, seperti buah atau salad.
Keempat, Anda juga bisa meluangkan waktu untuk menemani anak belajar. Tawarkan bantuan dalam proses belajar, seperti tanya-jawab soal atau hanya sekedar duduk di sebelah anak saat belajar. Begitu pun dengan mengantar anak ke sekolah untuk ujian atau berdoa bersama untuk menenangkan dan menguatkan anak. “Hal ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan kepada anak,” kata Denrich. Baca: Seks Saat Haid, Amankah? Tilik 3 Risikonya
Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah diikuti 4.296.557 siswa. Dari jumlah itu, peserta yang mengikuti UN berbasis komputer sebanyak 63 persen atau 2.694.692 siswa. Sedangkan siswa yang ujian nasional menggunakan kertas dan pensil diikuti 1.601.865 siswa atau sebanyak 37 persen.