Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Kanker Serviks Banyak Menyerang Usia di Bawah 30 Tahun

image-gnews
Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kanker serviks menjadi penyebab kematian kedua tertinggi bagi wanita di Indonesia. Sebanyak 58 kasus baru kanker serviks di Indonesia terjadi setiap harinya. Kanker serviks sendiri disebabkan oleh virus HPV. HPV atau Human Papilloma Virus adalah sekelompok virus yang dapat menyebabkan kanker. Selain kanker serviks, virus ini juga dapat menyebabkan kanker vagina, kanker penis, juga kanker mulut.

Setiap tahunnya sekitar 14 juta orang termasuk remaja terinfeksi oleh virus ini. Dokter spesialis dan konsultan onkologi, Andrijono, menjelaskan gentingnya edukasi vaksinasi kepada masyarakat. “Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksinasi HPV, karena itu sangat penting melakukan tindak vaksinasi sejak dini,” kata Andrijono pada acara diskusi  KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks) bertema “Vaksinasi HPV Dini Selamatkan Generasi Penerus Bangsa” dalam rangka menyambut Pekan Imunisasi Dunia, pada 25 April 2018 di Jakarta. Baca: 5 Hal Ini Sering Membuat Tidak Nyaman Saat Berhubungan Seks

Menurut Andrijono, usia paling tinggi yang terinfeksi virus HPV adalah usia di bawah 30 tahun. "Apabila infeksi HPV meningkat, otomatis pertumbuhan kanker juga akan ikut meningkat," katanya.

Masih banyak masyarakat yang tidak divaksinasi pada usia di bawah 30 tahun. Sayangnya, mereka banyak juga yang menikah di awal usia 20 tahun. Karena mereka belum divaksin, jadi risiko kena kanker serviks semakin tinggi. Baca: Kenapa Generasi Milenial Perlu Investasi? Cek Jawaban Ahli

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tingginya infeksi kanker di bawah usia 30 tahun menjadi dasar gerakan vaksinasi HPV sejak dini. Kira-kira masyarakat diminta untuk melakukan vaksinasi sejak usia 9-13 tahun. Alasannya, menurut Andrijono, usia ini merupakan awal usia dengan proteksi tubuh yang paling baik. Baca:Kate Middleton Melahirkan Anak Ketiga, Tips Kenalkan Adik Bayi

Selain melakukan pencegahan primer dengan vaksinasi HPV, Andrijono juga mengingatkan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Jika memang Anda terindikasi memiliki virus HPV, dengan mengetahui lebih dini akan dapat tindakan lebih cepat. “Kalau diketahui sejak dini kanker bisa diatasi, sehingga risiko virus menjadi kanker hanya 10-25 persen," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

2 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

8 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

9 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.