TEMPO.CO, Jakarta - Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari.
Depresi adalah bentuk kesedihan yang kompleks. Depresi dimulai dari periode yang mendasari kesedihan, tetapi situasinya harus dianggap mengkhawatirkan jika berlanjut selama lebih dari 2 hingga 3 hari.
Baca juga: Awas, Berdiri Terlalu Lama di Kereta Bisa Sebabkan Varises
Lalu apa yang menyebabkan depresi? Penyalahgunaan, konflik, kematian atau kehilangan, obat-obatan tertentu, genetika, penyakit serius adalah beberapa penyebab depresi.
Gejala depresi yang paling umum adalah kelelahan kronis, penurunan minat seks, penurunan nafsu makan, insomnia, tidak makan dengan benar, menangis terlalu banyak, tidak merawat diri atau tidak bahagia atas pencapaian.
Baca juga:
Depresi meningkatkan risiko penyakit fisik dan sejumlah penyakit dan kondisi kesehatan lainnya. Inilah beberapa masalah kesehatan yang terkait depresi:
1.Kanker
Ketika menderita kanker, Anda merasa sedih, marah atau cemas. Depresi klinis adalah umum di antara pasien kanker, terutama orang-orang dengan kanker gastrointestinal, yang mempengaruhi lambung atau pankreas dan memiliki kemungkinan peningkatan depresi. Pakar kesehatan tidak yakin mengapa hal ini terjadi, tetapi teori yang berbeda menunjukkan perubahan sistem kekebalan dan genetika.
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis dapat terjadi karena radang sendi, migrain, nyeri punggung atau kondisi lain seperti depresi. Rasa sakit dapat menyebabkan pelepasan penanda inflamasi yang mungkin terhubung dengan perubahan suasana hati dan rasa sakit yang sedang berlangsung dapat menyebabkan depresi. Sebagai contoh, orang-orang dengan fibromyalgia tiga kali lebih mungkin mengalami depresi. Baca juga: Waspada, Bahaya Mengorek Hidung Bisa Radang Otak
3. Masalah Tiroid
Kelenjar tiroid bertanggung jawab untuk mengatur metabolisme tubuh. Hipertiroidisme dan hipotiroidisme dapat menyebabkan depresi, meskipun sangat umum ketika Anda memiliki tingkat tiroid yang rendah. Gejala gangguan tiroid termasuk rambut rontok, menambah atau menurunkan berat badan, kelelahan dan rasa dingin.
4. Diabetes
Depresi dan diabetes tipe 1/diabetes tipe 2 dapat dihubungkan satu sama lain dalam beberapa cara berbeda. Pasien diabetes sering menderita dengan perubahan suasana hati dan depresi membuatnya jauh lebih sulit dalam pengobatan. Melewatkan makan, dan kebiasaan tak sehat dapat membuat diabetes menjadi lebih buruk. Para peneliti juga percaya bahwa depresi sama seperti faktor lain yang memicu diabetes seperti faktor genetik, hormonal dan imunologi.
5. Lupus
Depresi umumnya terkait dengan penyakit autoimun dan lupus memacu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang organ dan jaringan. Lupus menyebabkan sistem kekebalan Anda menyerang sel-sel otak dan saraf, yang dapat berkontribusi pada depresi. Gejala-gejalanya adalah demam tinggi, kelelahan, nyeri sendi atau ruam.
6. Penyakit Jantung
Orang-orang dengan penyakit jantung menderita gangguan’ mood’. Menurut American Heart Association, hingga 33 persen orang yang mengalami serangan jantung berakhir dengan depresi. Peningkatan risiko penyakit jantung juga lebih tinggi di antara orang-orang yang mengalami depresi. Depresi dapat membuat lebih sulit untuk makan dengan benar, berolahraga atau minum obat juga. Baca juga: Nonton Avengers: Infinity War di Bioskop, Intip Tips Ini
7. HIV
Pengidap HIV/AIDS juga dapat dikaitkan dengan depresi. Menurut American Psychiatric Association, virus HIV dapat secara langsung merusak otak, yang menyebabkan depresi atau demensia. Jika Anda memiliki HIV/AIDS, Anda harus menjalani skrining depresi.
8. Multiple Sclerosis
Depresi adalah gejala multiple sclerosis yang paling umum. Multiple sclerosis dapat merusak bagian otak yang terlibat dalam mengatur suasana hati. Depresi juga bisa terjadi akibat perubahan hormonal dan perubahan sistem kekebalan karena multiple sclerosis.