TEMPO.CO, Jakarta - Kini semakin banyak masyarakat Indonesia yang menderita jamur hidung. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis THT, S. Hendradewi. Sebabnya, adalah polusi udara.
"Setiap hari, ada 15.000 partikel yang kita hirup," beber Hendradewi. Polusi udara terdiri dari gas buang kendaraan dan industri hingga asap rokok.
Baca juga:
Ada Riwayat Kanker dalam Keluarga, Ini Siasat Melly Goeslaw
Sunblock dan Sunscreen, Mana Lebih Penting? Simak Kata Ahli
Halsey Bekukan Sel Telur, Gara-gara Endometriosis?
Penyebab lain adalah penggunaan obat-obatan dan antibiotik secara bebas. "Di Indonesia itu, setiap ada keluhan langsung minum obat tanpa anjuran dokter. Memang sembuh tapi obat ini rentan memicu munculnya jamur," Hendradewi mengingatkan.
Sama halnya dengan antibiotik. "Padahal antibiotik ini enggak boleh digunakan tanpa resep dokter. Karena kalau antibiotik tidak pas, malah jadi resisten akibatnya kuman yang tidak bagus muncul, jamurnya muncul," terang Hendradewi.
Gejala jamur hidung biasanya berupa batuk, pilek, dan hidung bau. Siapapun berisiko mengalami jamur hidung ini.
Meski terdengar sepele, Hendradewi menyebut jamur hidung sulit diatasi dan rentan kambuh. Pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan hidung.